Lantai 2 Pasar Anyar Singaraja Sepi Pembeli, Pedagang Kucing-kucingan

Lantai 2 Pasar Anyar Singaraja Sepi Pembeli, Pedagang Kucing-kucingan

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Senin, 06 Feb 2023 16:15 WIB
Suasana Pasar Anyar Singaraja, Senin (6/2/2023) masih tampak bersih dan lebih tertata.
Foto: Suasana Pasar Anyar Singaraja, Senin (6/2/2023) masih tampak bersih dan lebih tertata. (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Sejak dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis (2/2/2023) kondisi Pasar Anyar Singaraja nampak lebih bersih dan tertata. Tidak lagi kumuh seperti dulu. Para pedagang yang semula berjualan di bahu jalan atau trotoar kini hijrah ke lantai dua Pasar Anyar.

Dari pantauan detikBali, selain lebih bersih kondisi jalan menjadi lebih lebar. Pengendara motor lebih leluasa menggunakan jalan di Pasar Anyar Singaraja. Bahkan juga ada lahan parkir baru. Pejalan kaki juga tidak perlu berimpitan dan bingung mencari jalan sebab trotoar sudah bersih.

Hanya saja masih ada beberapa pedagang yang nekat berjualan di trotoar, padahal telah dilarang. Mereka terpaksa kucing-kucingan dengan petugas lantaran pembeli di lantai dua dinilai sepi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pedagang di Pasar Anyar bernama Komang Suryani (42) asal Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali mengaku penjualannya merosot drastis. Menurutnya lapak yang disediakan di lantai dua kurang strategis sebab jarang didatangi pembeli.

"Dari 31 Januari sudah disuruh naik jualan di atas. Saya sudah sempat jualan di atas tapi nggak ada orang yang belanja," kata Komang Suryani (42) saat ditemui detikBali, Senin (6/2/2023).

ADVERTISEMENT

Saking sepinya kini ia hanya mampu berjualan satu jenis buah saja yakni buah pisang. Modalnya tidak cukup lagi untuk membeli jenis buah yang lain. Lantaran banyak buah yang ia jual telah membusuk karena tidak laku.

Oleh karena itu ia pun nekat berjualan di bahu jalan lagi. Walaupun harus kucing-kucingan dengan para petugas. "Hari ini saja saya baru dapat jualan Rp 15 ribu, beda sama dulu, waktu saya masih jualan di tempat lama, baru buka bisa dapat Rp 100 ribu," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh pedagang lain bernama Made Ngemben (65) yang berjualan di lantai dua Pasar Anyar Singaraja. Ia mengaku omzetnya juga merosot drastis setelah dipindahkan. Kendati demikian, ia memilih tetap berjualan di lantai dua lantaran kondisi fisiknya tak mendukung untuk berjualan berpindah-pindah.

Ia pun berharap pemerintah dapat mencarikan solusi terbaik agar omzet para pedagang bisa stabil kembali.

"Harapannya agar diatur lebih baik lagi, kalau nggak punya tempat carikan tempat di atas semua, karena banyak juga yang masih berjualan di bawah nempel di ruko-ruko, jadinya para pembeli nggak ada yang mau ke atas," jelasnya.




(hsa/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads