Hujan deras disertai angin kencang mewarnai pelaksanaan Gebyar Sholawat menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Balai Budaya Giri Nata Mandala Pusat Pemerintahan Badung, Bali, Minggu (5/2/2023). Akibatnya, sejumlah peserta yang kena guyur hujan dievakuasi setelah lemas, diduga kedinginan.
Peringatan Satu Abad NU digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali di panggung terbuka Puspem Badung. Informasi dihimpun detikBali, acara mulanya berjalan khidmat sejak dimulai pukul 20.00 Wita.
Setelah sambutan para tamu selesai, ketika acara inti dimulai, dipandu tokoh agama Gus Azmy dan Cak Fandy, hujan tiba-tiba mengguyur deras disertai angin kencang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Harapan Ulama NTB untuk Hubungan NU dan PKB |
Namun, umat yang hadir bertahan mengikuti acara. Hanya sebagian kecil yang memilih berteduh. Suasana pun berubah saat hujan semakin deras.
Tampak sejumlah remaja lemas dan menggigil hingga harus dituntun dan ada yang dibopong. Mereka dievakuasi ke dalam Balai Budaya untuk mendapatkan penanganan.
Peserta yang tumbang sebagian besar adalah remaja perempuan dan beberapa laki-laki. Beruntung, panitia menegaskan tak ada korban jiwa. Seluruh peserta yang dievakuasi sudah mendapat penanganan oleh panitia.
Ketua panitia Gebyar Sholawat Satu Abad NU Suseno mengakui para peserta sangat antusias, sehingga tidak beranjak dari lokasi saat hujan datang. Dia memastikan panitia sudah bekerja maksimal dan yang terjadi di luar prediksi.
"Itu memang di luar prediksi kami, karena kecintaan masyarakat kepada Rasulullah dengan selawat-an itu, dan sangat nge-fans terhadap Gus Azmy. Sampai kejadian seperti itu di luar kuasa kami," ungkap Suseno dikonfirmasi usai acara.
Dia menyebut peserta yang kedinginan berjumlah sekitar 10 orang. Selain remaja, Suseno menyebut ada beberapa wanita dewasa dan anak-anak.
"Yang kedinginan, semuanya, anak-anak sampai ibu-ibu sekitar 10 orang. Tapi semua, alhamdulillah, bisa ditangani. Teman-teman kami (panitia) cakap untuk menangani masalah itu," sebutnya.
Suseno yang juga menjabat di kepengurusan MPC NU Kecamatan Kuta Utara, Badung, membantah ada isu kesurupan. Hal yang menimpa beberapa peserta ialah kedinginan karena diguyur hujan.
"Memang seperti orang kesurupan. Tetapi intinya pingsan karena kedinginan. Saya sendiri pun seperti itu. Jadi sejak pagi, kaki sempat keram juga karena memang kedinginan karena hujan," pungkas Suseno.
(BIR/gsp)