Pengertian Abortus Imminens, Cara Cek, Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Pengertian Abortus Imminens, Cara Cek, Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

Bayu Ardi Isnanto - detikBali
Jumat, 03 Feb 2023 11:33 WIB
young woman who makes a heart shape by hands on her stomach.
Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
-

Abortus imminens merupakan ancaman keguguran pada ibu hamil. Kondisi ini sangat berbahaya karena mengancam nyawa janin. Ketahui apa itu abortus imminens, cara mengecek, gejala dan cara pencegahannya.

Apa Itu Abortus Imminens?

Dilansir dari laman Klinik Morula IVF, abortus imminens adalah salah satu jenis ancaman keguguran. Pada kasus abortus imminens, kondisi janin masih sehat tetapi berisiko tinggi mengalami abortus.

Biasanya abortus imminens terjadi saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Abortus imminens ditandai dengan perdarahan pervaginaan di mana hasil konsepsi masih di dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Pengecekan Abortus Imminens

Cara pengecekan abortus imminens ialah dengan melakukan deteksi dini. Dilansir dari Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 7 No. 2 Oktober 2021 Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI), deteksi dini tersebut antara lain keluarnya flek dari kemaluan yang disertai dengan perut mulas ringan seperti pada saat menstruasi.

Berikut ini beberapa diagnosis pada abortus imminens yang dilansir dari Buku Ajar Perdarahan Pada Kehamilan Trimester 1 Universitas Lampung.

ADVERTISEMENT
  • Melakukan tes kehamilan
  • Mengecek tingkatan perdarahan melalui ostium uteri eksternum
  • Pengecekan rasa sakit pada perut, terutama di perut bawah
  • Mengecek kondisi serviks dan ostium uteri
  • Mengecek apakah uterus membesar sesuai masa kehamilannya.

Untuk memastikan terjadinya abortus imminens, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium, antara lain seperti pemeriksaan panggul, USG, dan tes darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan yang mempengaruhi perkembangan kehamilan, serta untuk mengetahui kondisi zat besi ibu hamil. Zat besi penting untuk dicek karena kekurangan zat besi bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, baik sel tubuh maupun sel otak.

Ciri Atau Gejala Abortus Imminens

Dalam penelitian di unimus.ac.id, dijelaskan ada beberapa ciri atau gejala abortus imminens, yaitu:

  1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
  2. Tes kehamilan positif
  3. Terjadi perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
  4. Hasil konsepsi masih berada dalam uterus, tanpa adanya dilatasi serviks.
  5. Terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum
  6. Ukuran uterus membesar sesuai usia kehamilan, serviks belum membuka
  7. Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, cepat terhenti, dan tidak disertai perut mulas.
  8. Komplikasi.

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada abortus yaitu:

  • Perdarahan. Jika perdarahan dari jalan lahir tidak segera tangani atau tidak diberikan secara tepat pada waktunya, maka akan terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
  • Syok, yaitu berkurangnya volume darah yang disebabkan oleh adanya perdarahan.
  • Infeksi. Namun ini jarang terjadi jika memakai teknik aseptik dengan benar.

Penyebab Abortus Imminens

Masih dari unimus.ac.id, berikut ini ada beberapa penyebab abortus imminens, antara lain:

  • Adanya kelainan kromosom, seperti trisomi, poliploidi, dan kelainan kromosom lainnya.
  • Endometrium yang kurang sempurna. Hal ini biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia tua yang mengalami kondisi abnormal pada uterus, endokrin atau ovarium polikistik.
  • Pengaruh eksternal seperti paparan radiasi, virus dan obat-obatan yang dapat berpengaruh buruk pada pertumbuhan janin.
  • Uterus terlalu cepat meregang, kondisi ini bisa terjadi pada saat hamil gemeli atau kehamilan mola hidatidosa.
  • Kelainan plasenta, seperti endarteritis yang terjadi dalam vili korialis sehingga menyebabkan oksigenasi plasenta terganggu.

Berikut ini faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya abortus:

1. Usia Ibu

Usia terlalu muda berisiko tinggi pada kematian janin karena organ tubuhnya masih tumbuh dan berkembang. Sedangkan ibu berusia lebih dari 35 tahun, elastisitas otot-otot sekitar panggul dan alat-alat reproduksi pada umumnya mengalami penurunan fungsi sehingga berisiko mengalami abortus.

2. Paritas

Paritas yaitu jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita, baik lahir dalam kondisi hidup maupun mati. Paritas 1 dan lebih dari 3 memiliki risiko lebih tinggi. Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari kematian
Maternal.

Resiko pada paritas 1 bisa ditangani dengan penanganan obstetric yang baik. Agar tidak terjadi risiko pada paritas di atas 3, maka perlu dilakukan program keluarga berencana (KB).

3. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan kurang dari dua tahun memiliki risiko lebih tinggi. Yang paling aman ialah sekitar 2-3 tahun setelah kehamilan agar organ tubuhnya lebih siap.

4. Nutrisi

Ibu hamil membutuhkan lebih banyak nutrisi ketimbang saat belum hamil. Kekurangan nutrisi bisa menyebabkan abortus, partus, prematurus, perdarahan pasca persalinan dan gangguan lainnya.

5. Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol dapat menyebabkan abortus, terutama jika dikonsumsi selama 8 minggu pertama.

6. Kafein

Kandungan kafein pada kopi juga tidak baik untuk ibu hamil. Mengonsumsi 4 cangkir kopi sehari akan meningkatkan resiko abortus.

Cara Pencegahan Abortus Imminens

Abortus imminens dapat dicegah dengan beberapa cara. Berikut ini cara pencegahan abortus imminens yang dilansir dari jurnal UUI dan Buku Ajar Unila.

  • Menjaga pola makan yang sehat dan penuh nutrisi
  • Menjaga pola aktivitas, tetap aktif dan berolahraga namun tidak berlebihan
  • Menghindari stres juga dapat mencegah abortus
  • Membuat program kehamilan atau keluarga berencana (KB)
  • Lakukan konsultasi kepada petugas kesehatan yang terdekat.

Namun apabila gejala abortus imminens sudah terjadi, maka harus menjalani penanganan sebagai berikut.

  • Istirahat dengan posisi berbaring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.
  • Konsumsi progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan bisa mengurangi kerentanan otot-otot rahim.
  • Tes kehamilan dapat dilakukan kembali. Bila hasil negatif, kemungkinan janin sudah mati.
  • Pemeriksaan USG untuk melihat kondisi janin.
  • Mengonsumsi obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg.
  • Pasien dilarang berhubungan seksual hingga sekitar 2 minggu.

Nah demikian tadi penjelasan lengkap mengenai abortus imminens yang merupakan ancaman keguguran pada ibu hamil. Perhatikan cara mengecek, gejala, penyebab hingga pencegahannya agar tidak terjadi abortus.




(bai/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads