Kolintang Berasal dari Mana? Asal-usul dan Cara Memainkannya

Kolintang Berasal dari Mana? Asal-usul dan Cara Memainkannya

Khadeshia Marsha - detikBali
Kamis, 02 Feb 2023 10:01 WIB
Close up of xylophone players hands
Foto: Getty Images/iStockphoto/Cablach
-

Kolintang adalah alat musik berbahan dasar kayu yang ketika dipukul dapat mengeluarkan bunyi cukup panjang dan mencapai nada-nada tinggi maupun rendah. Kolintang merupakan salah alat musik tradisional yang masih banyak dipelajari saat ini. Namun, masih banyak orang belum tahu sebenarnya kolintang berasal dari daerah mana.

Kolintang berasal dari daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Dilansir Kemendikbud, bahan dasar kayu yang digunakan pada kolintang umumnya seperti kayu telur, bandaran, wenang kakinik atau sejenisnya yang agak ringan tetapi cukup padat. Kayunya pun tersusun membentuk garis-garis sejajar.

Kolintang kerap disamakan dengan alat musik Gambang dari Jawa. Namun, hal yang membedakan kedua alat musik ini adalah nada yang dihasilkan lebih lengkap dan cara memainkannya sedikit berbeda. Sekarang detikBali akan membahas lengkap mengenai kolintang, mulai dari daerah asal hingga cara memainkannya. Penasaran? Langsung saja simak artikel di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul Kolintang

Kata kolintang berasal dari bunyi "Tong" atau nada rendah, "Ting" atau nada tinggi, dan "Tang" atau nada tengah. Umumnya, alat musik tradisional ini digunakan untuk mengiringi upacara adat, acara tari, pengiring nyanyian, dan pertunjukkan musik.

Mengutip situs BPMP Provinsi Sulawesi Utara, asal-usul dari Kolintang yang dipercayai oleh rakyat Minahasa ini diawali dari sebuah desa bernama To Un Rano atau sekarang bernama Tondano. Di desa yang berada di daerah Minahasa ini hidup seorang gadis yang kecantikannya sudah terkenal hingga ke pelosok desa. Gadis tersebut bernama Lintang. Lintang pandai menyanyi dengan suaranya yang nyaring dan merdu.

ADVERTISEMENT

Suatu waktu, sebuah pesta diadakan di desa tersebut. Kemudian, seorang pemuda gagah dan tampan bernama Makasiga muncul. Makasiga berkenalan dengan Lintang dan berniat untuk menikahi Lintang.

Lintang menerima pernikahan tersebut dengan satu syarat, yaitu Makasiga harus menemukan alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas. Makasiga pun berkelana mencari alat musik ini. Di saat berkelana, biasanya ia menghangatkan badan di malam hari dengan membelah-belah kayu untuk kemudian dijemurnya.

Ketika sudah kering, belahan kayu tersebut diambil satu persatu dan dilemparkannya ke tempat lain. Saat belahan-belahan kayu jatuh membentur tanah, munculah bunyi yang sangat nyaring dan merdu. Makasiga sangat senang karena akhirnya menemukan hal yang diinginkan oleh gadis impiannya.

Sementara di tempat lain, dua orang pemburu juga mendengar bunyi-bunyian itu sehingga mencari sumbernya. Singkat cerita, Makasiga jatuh sakit dan kurus kering karena terlalu fokus mencari alat musik untuk Lintang, sehingga ia lupa makan dan minum.

Dua orang pemburu tersebut pun menemukannya dan membawanya kembali ke desa. Namun karena sakitnya semakin parah, Makasiga pun meninggal dunia. Setelah mendengar Makasiga meninggal, Lintang ikut sakit parah hingga menyusulnya ke alam baka.

Cara Memainkan Kolintang

Cara memainkan kolintang cukup mudah. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tongkat kecil atau disebut mallet. Tongkat kecil ini umumnya dibalut bantalan kain atau benang pada bagian ujungnya.

Mallet yang digunakan biasanya terdiri dari tiga dan diberi nomor tersendiri. Mallet nomor satu digunakan di tangan kiri, sementara mallet nomor dua dan tiga dipegang di tangan kanan. Tepatnya, di sela-sela jari sesuai dengan accord yang dimainkan.

Cara Membuat Kolintang

Kolintang dibuat dari kayu pohon yang bertekstur kuat tetapi ringan. Mengutip BPMP Provinsi Sulawesi Utara, berikut adalah cara pembuatannya.

  1. Keringkan kayu dari pilihan pohon-pohon lokal seperti pohon wenuang, pohon cempaka, atau pohon telur.
  2. Kemudian saat sudah benar-benar kering, kayu dapat diproses menjadi bilah-bilah kecil.
  3. Lalu, kurangi ukuran panjang dari bilah atau belahan kecil kayu tersebut hingga menghasilkan nada yang sesuai.
  4. Tambahkan kotak rak pada bagian bawah bilah. Rak ini disebut dengan kotak resonansi nada yang berfungsi untuk memperkuat suara nada.

Bentuk Alat Musik Kolintang

Bentuk dari alat musik satu ini cukup unik. Bentuknya dapat dikenali dari serangkaian bilah atau belahan kayu yang disusun di atas sebuah rak dengan ukuran belahan yang semakin mengecil atau memendek. Ukuran panjang-pendek dari bilah ini menyesuaikan dengan nada yang ingin dihasilkan. Semakin pendek ukuran kayu, maka semakin tinggi nadanya.

Jenis Alat Musik Kolintang

Jenis alat musik kolintang terbagi menjadi beberapa jenis yang berbeda dilihat dari suara yang dihasilkannya. Berikut adalah jenis alat musik kolintang.

  • Loway (Bass)
  • Cella (Cello)
  • Karua (Tenor 1)
  • Karua Rua (Tenor 2)
  • Uner (Alto 1)
  • Uner Rua (Alto 2)
  • Katelu (Ukulele)
  • Ina Esa (Melodi 1)
  • Ina Rua (Melodi 2)
  • Ina Taweng (Melodi 3)

Fungsi Alat Musik Kolintang

Sebagai alat musik tradisional khas Minahasa, kolintang memiliki beberapa fungsi bagi masyarakat Minahasa. Pada zaman dahulu, musik kolintang digunakan untuk mengiringi upacara ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan roh leluhur. Namun seiring berjalannya waktu, alat musik satu ini berguna untuk berbagai macam hal, antara lain sebagai berikut.

  • Sebagai alat musik ritmis dan melodis.
  • Sebagai alat pengiring lagu daerah dan lagu pop.
  • Sebagai alat pengiring pada berbagai kegiatan seperti pesta adat, paduan suara, acara perkawinan, dan lainnya.

Itulah penjelasan mengenai alat musik kolintang, sejarah, dan cara memainkannya. Kira-kira detikers tertarik tidak untuk mencoba memainkan alat musik satu ini?




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads