Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat. Sebab, manusia hidup di dalam lingkungan masyarakat yang memiliki perbedaan suku, ras, dan agama.
Penerapan integrasi sosial dapat menjadi salah satu cara agar manusia bisa hidup rukun, sehingga tidak membeda-bedakan satu sama lain yang dapat menimbulkan perpecahan. Tentunya manusia dapat hidup berdampingan dengan damai meskipun memiliki perbedaan latar belakang.
Nah, dalam artikel ini, kita akan sama-sama mengulik tentang integrasi sosial. Mulai dari syarat, faktor, hingga contoh integrasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Integrasi Sosial?
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat, sehingga dapat menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang dimaksud tersebut meliputi perbedaan dalam kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan norma.
Dijelaskan dalam buku Sosiologi Jilid 2 oleh Kun Maryati, hadirnya integrasi sosial diharapkan dapat membuat menyatu dan menyesuaikan diri antara satu sama lain. Meskipun terdapat perbedaan, tetapi hal tersebut bukan jadi masalah. Justru perbedaan ada agar manusia dapat saling melengkapi dan saling tolong-menolong.
Pengertian Integrasi Sosial Menurut Para Ahli
Sejumlah ahli di seluruh dunia memiliki definisi masing-masing tentang integrasi sosial. Dikutip dari buku Pasti Bisa Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI oleh Tim Ganesha Operation, berikut pengertian integrasi sosial menurut para ahli.
1. Paul B Horton
Integrasi sosial adalah proses pengembangan masyarakat di mana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi.
2. Baton
Integrasi sosial adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, akan tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut.
3. Hendro Puspito
Integrasi sosial adalah suatu kondisi kesatuan hidup bersama dan aneka satuan sistem sosial budaya kelompok-kelompok etnis dan kemasyarakatan, untuk berinteraksi dan bekerja sama berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma dasar bersama. Hal ini guna mewujudkan fungsi sosial-budaya yang lebih maju tanpa mengorbankan ciri-ciri kebhinekaan yang ada.
Syarat Terjadinya Integrasi Sosial
Menurut William F Ogburn dan Mayer Nimkoff yang dikutip dalam buku Sosiologi Jilid 2 oleh Kun Maryati, integrasi sosial akan terbentuk jika sebagian besar anggota masyarakat sepakat mengenai struktur kemasyarakatan yang dibangun termasuk nilai, norma, dan pranata sosialnya.
Berikut beberapa syarat terjadinya integrasi sosial menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff.
1. Terpenuhinya Kebutuhan
Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka. Hal itu berarti kebutuhan fisik dan sosialnya dapat dipenuhi oleh sistem sosial mereka. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut membuat setiap anggota masyarakat saling menjaga ikatan antara satu dengan lainnya.
2. Terciptanya Kesepakatan
Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi antara satu dan lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang dilarang menurut kebudayaannya.
3. Norma-norma yang Konsisten
Norma-normal dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijalankan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
Bentuk-bentuk Integrasi Sosial
Masih dikutip dari buku yang sama, integrasi sosial terbagi ke dalam tiga bentuk, yaitu integrasi normatif, fungsional, dan koersif. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan masing-masing bentuk integrasi sosial di bawah ini.
1. Integrasi Normatif
Integrasi normatif dapat diartikan sebagai sebuah bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi yang satu ini terbentuk karena adanya fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
3. Integrasi Koersif
Integrasi koersif dapat terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa. Dalam hal ini, penguasa dapat menerapkan cara-cara koersif (kekerasan).
Faktor Pendorong Integrasi Sosial
Dikutip dari buku Sosiologi Kelas XI oleh Mir'atul Farikhah dan kawan-kawan, faktor pendorong integrasi sosial dapat tercapai karena adanya sejumlah faktor dari dalam (internal) maupun luar (eksternal). Simak penjelasannya berikut ini.
1. Faktor Internal
Faktor internal pendorong integrasi sosial meliputi:
- Adanya semangat gotong royong di dalam lingkungan masyarakat.
- Muncul kesadaran diri sebagai makhluk sosial.
- Terdapat tuntutan kebutuhan, artinya setiap masyarakat saling membutuhkan satu sama lain.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal pendorong integrasi sosial yakni:
- Terdapat sikap yang saling menghargai dan toleransi satu sama lain.
- Adanya persamaan kebudayaan.
- Terdapat persamaan tujuan dalam menjalani kehidupan.
- Muncul sikap terbuka pada perubahan.
- Adanya tuntutan perkembangan zaman.
- Terdapat konsensus nilai di dalam masyarakat.
Faktor Penghambat Integrasi Sosial
Selain faktor pendorong, terdapat juga beberapa faktor penghambat terjadinya integrasi sosial di dalam lingkungan masyarakat, yaitu:
- Sikap tidak menghargai antara satu dengan yang lainnya.
- Kurangnya kesadaran menjaga persatuan dan kesatuan.
- Minim toleransi terhadap sesama manusia.
- Terjadinya ketimpangan sosial dan ekonomi.
- Kurangnya keterbukaan di antara masyarakat.
Proses Terjadinya Integrasi Sosial
Dijelaskan dalam buku Sosiologi Jilid 2 oleh Kun Maryati, adapun sejumlah proses agar integrasi sosial dapat terbentuk, yakni secara asimilasi, akulturasi, dan akomodasi.
1. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan di antara individu atau kelompok masyarakat. Dalam proses ini, setiap individu berusaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
2. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi apabila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Proses sosial akan berlangsung hingga akhirnya unsur kebudayaan asing bisa diterima oleh masyarakat tetapi disesuaikan lagi dengan kebudayaan mereka sendiri.
3. Akomodasi
Akomodasi merupakan proses yang dilakukan masyarakat dalam meminimalisir pertentangan, sehingga dapat menciptakan kerukunan di dalam lingkungan masyarakat. Selain itu, hadirnya akomodasi juga dapat menyelesaikan sejumlah masalah dengan damai, tanpa perlu menimbulkan konflik yang dapat memecah belah masyarakat.
Contoh Integrasi Sosial
Setelah memahami pengertian tentang integrasi sosial beserta syarat dan bentuk-bentuknya, mari kita simak contoh integrasi sosial yang ada di dalam lingkungan masyarakat berikut ini.
1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa Indonesia dipersatukan oleh prinsip Bhineka Tunggal Ika. Sebagai informasi, kata Bhineka Tunggal Ika menjadi sebuah norma yang berfungsi untuk mengintegrasikan perbedaan yang ada di dalam masyarakat.
2. Fungsi Masing-masing Suku
Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing suku. Misalnya, suku Bugis yang suka melaut difungsikan sebagai penyedia hasil laut yang segar, lalu suku Minang yang mendapat julukan pandai berdagang difungsikan sebagai penjual dari hasil laut tersebut. Dengan begitu, akan tercipta sebuah integrasi sosial di dalam masyarakat.
Nah, itu dia pembahasan mengenai integrasi sosial beserta syarat, bentuk-bentuk, faktor pendorong, faktor penghambat, contoh, dan proses terciptanya di dalam masyarakat. Semoga artikel ini bisa membantu detikers dalam memahami integrasi sosial. Jangan lupa untuk selalu rukun dengan masyarakat di sekitarmu ya, detikers.
(ilf/des)