Mengenal Claustrophobia dari Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Mengenal Claustrophobia dari Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Khadeshia Marsha - detikBali
Jumat, 27 Jan 2023 17:07 WIB
Ilustrasi Claustrophobia
Foto: Getty Images/iStockphoto/SergeyNivens
-

Apabila kamu sering merasa gugup, tegang, atau khawatir saat berada di ruang yang sempit, kemungkinan besar kamu mengidap claustrophobia. Dilansir dari laman Cleveland Clinic, claustrophobia atau klaustrofobia adalah salah satu jenis dari sekian banyaknya fobia spesifik. Tepatnya fobia atau takut akan ruangan tertutup dan sempit.

Kebanyakan pengidap claustrophobia hanya akan merasa cemas saat berada di ruang sempit. Namun, ada juga yang mengalami kecemasan yang parah hingga panic attack atau serangan panik cukup parah ketika harus berhadapan dengan ketakutannya tersebut.

Nah, di sini detikBali akan mengajak detikers untuk mengenal claustrophobia lebih dalam. Mulai dari gejala, penyebab, dan cara mengatasinya. Berikut pembahasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala Claustrophobia

Gejala dari claustrophobia sebenarnya berbeda-beda untuk setiap orang. Mulai dari kecemasan yang ringan hingga paling parah seperti panic attack atau serangan panik. Ketika serangan panik terjadi, pengidap claustrophobia biasanya akan merasa frustrasi dan ketakutan karena tidak bisa melakukan apapun.

Orang dengan claustrophobia juga akan menunjukkan beberapa gejala fisik saat berada di dalam ruangan sempit dan tertutup. Berikut adalah gejala fisik dari claustrophobia yang dapat Anda kenali.

ADVERTISEMENT
  • Berkeringat atau gemetar
  • Kesulitan bernapas
  • Mulut kering
  • Sakit kepala
  • Telinga berdengung
  • Nyeri atau sesak di dada
  • Gejala panas atau kedinginan
  • Denyut jantung yang cepat

Selain gejala fisik, ada pula gejala emosional yang dirasakan oleh pengidap claustrophobia di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Ketakutan akan hilang kendali
  • Ketakutan akan pingsan
  • Merasakan kecemasan begitu besar.

Penyebab Claustrophobia

Sebenarnya faktor penyebab dari claustrophobia masih belum bisa dipastikan. Namun, mengutip dari laman Web MD, beberapa peneliti mengungkap kemungkinan penyebab claustrophobia sebagai berikut.

1. Kejadian Traumatis Ketika Masih Anak-anak

Beberapa orang dewasa kemungkinan mengidap claustrophobia akibat kejadian traumatis saat masih kecil seperti terjebak, bullying, disekap, atau hal buruk lain yang terjadi dalam ruangan sempit.

2. Kejadian yang Memicu Fobia Saat Masih Anak-anak

Pengidap claustrophobia juga kemungkinan terpicu dari peristiwa traumatis seperti terjebak di lift atau mengalami turbulensi dalam pesawat terbang.

3. Mempunyai Orang Tua yang Mengidap Claustrophobia

Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua pengidap claustrophobia juga dapat mengidap claustrophobia. Hal ini dikarenakan anak tersebut terbiasa melihat reaksi cemas orang tua saat berada di dalam ruangan yang sempit.

Diagnosis Claustrophobia

Umumnya untuk mendiagnosis claustrophobia, dokter atau ahli medis akan melakukan tanya jawab dengan pengidap mengenai gejala, riwayat medis, hingga pemeriksaan fisik. Dokter atau ahli dapat membuat diagnosis claustrophobia jika kamu mengalami hal-hal di bawah ini.

  • Mengalami gejala fobia pada ruangan sempit yang sudah berlangsung selama 6 bulan atau lebih.
  • Menghindari situasi yang ditakuti seperti lebih memilih naik tangga daripada lift.
  • Ketakutan atau kecemasan menyebabkan rasa tertekan hingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
  • Tidak mempunyai kondisi lain yang menyebabkan rasa takut dan cemas.

Cara Mengatasi Claustrophobia

Fobia sendiri termasuk masalah kesehatan yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Misalnya kamu bekerja di gedung bertingkat, tapi kamu ketakutan masuk ke lift. Tentunya akan repot jika kamu naik tangga darurat setiap hari, bukan?

Maka dari itu, fobia satu ini perlu ditangani dengan tepat. Cara mengatasi claustrophobia disesuaikan dengan tingkat keparahan yang dialami oleh pengidap. Terdapat beberapa pilihan terapi yang biasanya digunakan untuk mengatasi fobia ini, yaitu terapi perilaku kognitif, VR, relaksasi visual, terapi eksposur, hingga perawatan medis. Berikut penjelasannya mengutip Cleveland Clinic.

1. Terapi Eksposur atau Paparan

Terapi satu ini digunakan untuk mengontrol perilaku dan pikiran saat berada di dalam ruang yang sempit. Awalnya, kamu mungkin akan diminta untuk melihat foto ruang sempit hingga praktik secara langsung di dalam ruangan sempit dengan bantuan terapis.

2. Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioral therapy (CBT) dilakukan dengan cara mengubah pola pikir dan sudut pandang terhadap suatu hal yang membuat seseorang mengalami fobia. Pengidap biasanya akan berkonsultasi dengan tenaga ahli untuk membentuk pola pikir baru tersebut.

Dengan terapi ini, pengidap fobia diharapkan dapat berpikir dan bersikap lebih positif terhadap penyebab fobia, dalam hal ini ruangan sempit dan tertutup. Terapi ini biasanya dilakukan bersama dengan terapi eksposur.

3. Dengan VR (Virtual Reality)

Terapi ini menggunakan simulasi komputer untuk menggambarkan ruangan sempit seperti lift atau mesin MRI. Jadi, kamu akan merasakan pengalaman di dalam ruangan sempit secara virtual untuk membantu mengatasi fobia tersebut.

4. Relaksasi Visual

Cara berikutnya adalah dengan relaksasi visual. Metode ini bisa dilakukan ketika kamu berhadapan langsung dengan situasi yang ditakutkan dan kamu belajar untuk tetap tenang dalam situasi tersebut.

5. Perawatan Medis

Jika terapi-terapi di atas belum cukup, dokter atau ahli dapat meresepkan obat anticemas atau antidepresan untuk membantu mengatasi situasi yang dapat memicu fobiamu.

Itulah beberapa informasi yang diharapkan dapat membuat detikers lebih mengenal claustrophobia dari gejala, penyebab dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya!




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads