Penulisan Algoritma Pada Pseudocode dan Bentuk Penyajiannya

Penulisan Algoritma Pada Pseudocode dan Bentuk Penyajiannya

Bayu Ardi Isnanto - detikBali
Selasa, 24 Jan 2023 19:19 WIB
Ilustrasi coding, ilustrasi teks editor
Foto: Photo by Sai Kiran Anagani on Unsplash
-

Dalam bahasa pemrograman dikenal yang namanya algoritma. Penulisan algoritma ini ada beberapa cara dalam menulisnya, salah satunya dengan pseudocode. Pseudocode yang digunakan pada penulisan algoritma berupa penyajian bahasa yang informal dan ringkas. Seperti apa contohnya?

Nah, di sini akan kita ulas mengenai pseudocode mulai dari pengertiannya. Kemudian kita bahas juga contoh-contoh dan bentuk-bentuk penyajian algoritma yang lain.

Apa Itu Pseudocode?

Sekarang kita mulai dengan apa itu pseudocode. Seperti yang sudah disebut di atas, pseudocode adalah cara informal untuk menuliskan algoritma atau rancangan program komputer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Algoritma sendiri adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan laman Prodi Sistem Komputer Universitas Stekom, pseudocode adalah salah satu notasi algoritma dalam membangun suatu program. Isi dari notasi algoritma terdapat kerangka-kerangka program yang akan dibangun.

Dilansir dari materi pelajaran Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor (IPB), pseudocode dimaksudkan agar memudahkan dalam membaca algoritma tanpa aturan grammar yang ketat. Sebenarnya tidak ada aturan baku dalam menuliskan pseudocode, makanya ada banyak cara untuk menuliskannya.

ADVERTISEMENT

Akan tetapi, untuk mengurangi ambiguitas, maka dibuatlah suatu konvensi. Misalnya sebagai berikut.

  • Variable: DECLARE
  • Input: READ, OBTAIN, GET
  • Output: PRINT, DISPLAY, SHOW
  • Compute: COMPUTE, CALCULATE, DETERMINE
  • Initialize: SET, INIT
  • Add one: INCREMENT, BUMP

Contoh Pseudocode Pada Penulisan Algoritma

Dari laman Universitas Stekom, penulisan algoritma pada pseudocode menyerupai bahasa pemrograman tingkat tinggi. Kelebihan notasi pseudocode ini yaitu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti secara umum sekaligus lebih ringkas ketimbang notasi algoritma yang lain.

Struktur yang sederhana tersebut ditujukan agar bisa terbaca dan dimengerti manusia, tetapi pseudocode tidak langsung dipahami oleh komputer. Agar notasi pseudocode bisa dipahami komputer, harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam sintaks bahasa pemrograman tertentu.

Dilansir dari artikel berjudul Penulisan Algoritma dengan Pseudocode di academia.edu, penulisan Algoritma terdiri dari tiga bagian, yaitu Judul (Header), Kamus (Deklarasi), dan Algoritma (Deskripsi). Jika akan menuliskan komentar pada tiap bagian tersebut, maka ditulis antara tanda kurung kurawal seperti { Komentar }

1. Judul atau Header

Judul adalah inti dari suatu permasalahan yang diselesaikan disertai dengan komentar mengenai algoritma. Misalnya cara kerja algoritma, kondisi awal dan kondisi akhir dari algoritma.

2. Kamus atau Deklarasi

Kamus berisi nama konstanta, nama variabel, nama prosedur dan nama fungsi yang akan dilibatkan dalam Algoritma.

3. Algoritma atau Deskripsi

Di sinilah langkah-langkah penyelesaian masalah dituliskan. Penulisannya di dalam tanda kurung kurawal. Teks yang tidak berada di dalam tanda kurung kurawal maka akan dianggap sebagai notasi algoritma yang akan berpengaruh terhadap kebenaran Algoritma.

Contoh 1:

Judul

Algoritma Luas_Lingkaran

{ Menghitung luas lingkaran dengan menginputkan jari2 dan menampilkan
hasilnya }

Kamus

jari2,luas : integer

phi = 3.14 : const float

Algoritma

input (jari2) {menginputkan nilai integer untuk variable jari2}

luas ← phi * jari2* jari2 {menghitung luas dengan mengkalikan phi dan jari2}

output (luas) {mencetak luas}

Contoh 2

Algoritma Kll Lingkaran

{ Menghitung keliling lingkaran dengan menginputkan diameter dan

menampilkan hasilnya }

Kamus

diameter,keliling : float

phi = 3.14 : const float

Algoritma

input (diameter) {menginputkan nilai untuk variable diameter}

keliling ← phi * diameter {menghitung keliling dengan mengkalikan phi dan

diameter}

output (keliling) {mencetak keliling}

Contoh 3

Algoritma Luas_Segitiga

{ Menghitung luas segitiga dengan menginputkan alas dan tinggi, kemudian

mengkalikan bilangan tersebut, dan menampilkan hasil. }

Kamus

alas, tinggi, luas : integer

Algoritma

input (alas, tinggi) {menginputkan nilai untuk variable alas dan tinggi}

luas ← alas * tinggi * 0.5{menghitung luas dengan mengkalikan alas dan

tinggi dan 0.5}

output (luas) {mencetak luas}

Bentuk Penyajian Algoritma

Bentuk penyajian algoritma secara umum ada tiga cara. Berikut penjelasannya dilansir dari e-Library Universitas Komputer Indonesia (Unikom).

Deskriptif

Pada jenis penyajian ini, langkah-langkah algoritma dituliskan dengan untaian kalimat deskriptif. Penggunaan cara ini bisa digunakan untuk menjabarkan langkah-langkah penyelesaian masalah dengan gamblang.

Notasi ini paling mudah dipahami untuk orang awam. Akan tetapi notasi ini sulit diterjemahkan ke source code.

Menggunakan Flowchart

Cara kedua menggunakan bagan atau flowchart, yaitu notasi yang menggunakan
bentuk-bentuk geometri untuk menggambarkan proses. Misalnya bentuk persegi panjang untuk menyatakan proses, bentuk intan untuk menggambarkan pernyataan kondisi.

Notasi dengan flowchart ini lebih cocok digunakan untuk penyelesaian masalah kecil, namun akan menjadi rumit jika digunakan untuk masalah yang besar. Selain itu, penyajian ini membutuhkan berlembar lembar kertas untuk program yang besar. Kelemahan lainnya, flowchart sulit untuk diterjemahkan ke source code.

Pseudocode

Seperti yang dijelaskan tadi, pseudocode adalah format penulisan algoritma yang menggabungkan bahasa manusia dan bahasa pemrograman. Kelebihannya adalah mudah dipahami manusia dan lebih mudah diterjemahkan ke source code

Demikian tadi ulasan mengenai penulisan algoritma pada pseudocode yang merupakan penyajian algoritma yang lebih ringkas dan mudah dipahami manusia maupun komputer. Contoh pseudocode juga sudah kita ulas dengan masalah sederhana. Sekarang detikers sudah paham kan?




(bai/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads