Generalisasi adalah proses penarikan kesimpulan secara umum (universal) dari hal-hal yang sifatnya khusus.
Istilah satu ini mungkin sudah sering kamu dengar dalam pelajaran Bahasa Indonesia di bangku SMP dan SMA.
Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa sadar kamu sering melakukan generalisasi lho. Untuk kamu yang ingin mengenal lebih lanjut mengenai generalisasi, simak pengertian, jenis, dan contohnya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Generalisasi Adalah
Dilansir dari e-book bertajuk Kumpulan Makalah Perkuliahan Mahasiswa S1 Kelas I/D Program Studi PGMI FTK UIN Mataram, generalisasi berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluruh.
Untuk itu, generalisasi adalah proses penarikan kesimpulan secara umum berdasarkan informasi khusus yang berasal dari fakta atau data.
Generalisasi adalah hubungan antara 2 konsep dalam bentuk pernyataan deklaratif.
Menurut KBBI, generalisasi adalah perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya. Ciri-ciri dari generalisasi adalah sebagai berikut.
- Menunjukkan hubungan 2 konsep atau lebih.
- Bersifat umum dan abstrak, bukan bagian atau contoh.
- Tingkat abstraksi lebih tinggi dari konsep.
- Didasarkan pada proses pengamatan dan penalaran.
- Berisi pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya. Terdapat bukti jelas yang mendukung pernyataan tersebut.
Menurut e-book berjudul Terampil Berwicara Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SLTA Kelas 2 karya JS. Kamdhi, dalam kehidupan sehari-hari, generalisasi sudah sering kita lakukan.
Contohnya, ada berita mengenai seorang siswa SMA Merah Putih yang tertangkap menggunakan narkoba.
Biasanya kamu akan otomatis melakukan generalisasi bahwa seluruh siswa SMA Merah Putih melakukan narkoba.
Tentu saja hal tersebut tidak didasarkan pada bukti dan data yang jelas, sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Oleh sebab itu, generalisasi hanya bisa dianggap benar apabila ada data yang jelas yang mendukungnya.
Macam-macam Generalisasi
Generalisasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan proses terjadinya. Macam-macam generalisasi adalah sebagai berikut.
1. Generalisasi Empiris
Generalisasi empiris adalah hipotesis yang didasarkan pada pengamatan dari kenyataan yang sifatnya spesifik. Sifat dari generalisasi empiris adalah sebagai berikut.
- Bersifat alternatif, yakni dalam bentuk pernyataan sementara mengenai hubungan terbalik antara variabel yang digunakan.
- Bersifat argumentatif, yang menunjukkan dugaan sementara mengapa benda atau peristiwa tersebut terjadi.
- Bersifat deskriptif, yang menunjukkan dugaan sementara bagaimana benda atau peristiwa itu terjadi.
Menurut bahan ajar Generalisasi dan Representasi dalam Penelitian Antropologi karya Purwadi Soeriadiredja, ciri-ciri generalisasi empirik adalah sebagai berikut.
- Memberikan label pada regularitas alami.
- Menunjukkan hubungan yang berlaku pada kondisi tertentu tanpa melihat ruang dan waktu.
- Melampaui pengamatan, tapi jangkauan penjelasannya terbatas.
2. Generalisasi Substantif
Generalisasi substantif adalah pernyataan berupa kesimpulan umum yang memiliki hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.
Dalam hal ini, pernyataan tersebut tidak akan terikat waktu dan tempat. Artinya, pernyataan ini berlaku di mana pun dan kapan pun.
3. Generalisasi Normatif
Jenis lain dari generalisasi adalah generalisasi normatif. Generalisasi normatif adalah pernyataan yang memberikan penilaian, usulan, dan pertimbangan berdasarkan norma dan kaidah yang berlaku.
4. Generalisasi Teoritis
Generalisasi teoritis adalah pernyataan kesimpulan yang dicapai dengan asumsi dasar bahwa variabel lain yang ada dianggap konstan.
Ciri-ciri generalisasi teoritis adalah sebagai berikut.
- Mampu memberikan alasan regularitas.
- Mengacu pada hubungan yang sangat abstrak.
- Menuntun ke arah fakta baru dan membuka jalur baru dalam penelitian.
5. Generalisasi Sekilas
Generalisasi sekilas adalah simpulan umum yang dicapai tanpa adanya pemikiran cermat atau bukti yang jelas. Generalisasi ini disebut juga sebagai "fait a compli", yakni proses menyamaratakan.
Hal ini berarti kesimpulan hanya didasarkan pada perilaku kelompok khusus, bukan umum.
Sama seperti contoh siswa SMA yang menggunakan narkoba di atas. Apabila 1 anggota melakukan kesalahan, maka semua anggota langsung dianggap salah.
Perbedaan Generalisasi Ilmiah dan Biasa
Dilansir dari Makalah Generalisasi karya Agil Bachtiar, Devi Setianingsih, dkk, perbedaan utama antara generalisasi ilmiah dan generalisasi biasa terletak pada metode, kualitas, dan ketepatan perumusannya.
Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara generalisasi ilmiah dengan generalisasi biasa adalah sebagai berikut.
1. Metode
Generalisasi ilmiah diperoleh berdasarkan data dari observasi yang cermat. Observasi tidak hanya dilakukan sekali, melainkan berkali-kali untuk memperoleh hasil yang akurat.
Generalisasi ilmiah juga menggunakan instrumen khusus untuk mengukur dan menghindari kekeliruan selama pengamatan berlangsung. Adanya pengujian dari data yang terkumpul.
Berbeda dari generalisasi ilmiah, metode yang digunakan pada generalisasi biasa tidak terlalu rumit.
Generalisasi biasa dapat diperoleh dari pengamatan sehari-hari tanpa perlu adanya pengujian data dan instrumen khusus.
2. Kualitas
Generalisasi ilmiah menghasilkan pernyataan yang jelas, sederhana, menyeluruh, namun juga padat dan matematik.
Hal ini dikarenakan generalisasi ilmiah biasanya digunakan untuk menarik kesimpulan dari suatu karya tulis yang telah dilakukan.
Sementara generalisasi biasa, pernyataannya umumnya tidak mengandung penjelasan matematik. Generalisasi biasa hanya fokus pada hasil pengamatan tanpa adanya pengolahan data terlebih dahulu.
3. Tujuan Perumusan
Generalisasi ilmiah dirumuskan untuk keperluan karya tulis ilmiah. Generalisasi ini dipublikasikan untuk memperoleh kritik, saran, dan pengujian ulang.
Namun, pada generalisasi biasa, perumusannya tidak ditujukan untuk keperluan karya tulis.
Generalisasi biasa sering kali tidak dipublikasikan, hanya berupa buah pikiran manusia yang secara otomatis menarik kesimpulan berdasarkan apa yang dilihatnya.
Contoh Generalisasi yang Salah
Generalisasi yang salah adalah generalisasi yang tidak didasarkan pada fenomena yang benar-benar terjadi dan hanya berbentuk asumsi. Tidak ada data atau bukti yang mendukung pernyataan tersebut.
Contoh yang salah dari generalisasi adalah sebagai berikut.
- Apabila ada mahasiswa yang nilai ujiannya jelek, otomatis mahasiswa itu bodoh.
- Apabila ada orang berpakaian lusuh dan kotor, berarti orang itu miskin.
- Apabila pelayanan dari bis X tidak nyaman, otomatis seluruh pelayanan dari perusahaan X tidak bagus.
- Anak pertama selalu lebih cerdas daripada anak kedua.
- Orang berambut merah biasanya lebih mudah marah.
- Orang kaya bisa sukses karena dia kikir.
Pernyataan-pernyataan di atas hanya didasarkan pada pengamatan semata tanpa adanya data atau bukti khusus mengenai kebenarannya. Oleh sebab itu, generalisasi di atas adalah contoh yang salah.
Itulah dia beberapa hal seputar generalisasi yang perlu kamu ketahui, mulai dari pengertian, jenis, dan contohnya yang salah.
Generalisasi adalah proses menarik kesimpulan umum dari hal-hal khusus. Meski begitu, generalisasi harus tetap didasarkan pada data yang valid.
Bagaimana, sudah tidak lagi bingung dengan istilah satu ini, bukan?
(elk/inf)