Heboh sebuah video yang menampilkan seseorang diduga tukang ojek pangkalan (opang) tengah melarang turis bule menumpang ojek online (ojol). Kejadian yang viral di media sosial (medsos) sejak dua hari lalu itu disebut terjadi di kawasan Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Dalam video terlihat lokasinya berada di atas jembatan jalan raya menuju Pantai Labuan Sait, dekat kawasan Uluwatu. Pengemudi ojol yang baru saja bertemu bule calon penumpangnya tiba-tiba didatangi seseorang. Bule itu juga terlihat heran melihat sikap orang yang disebut tukang ojek pangkalan lokal.
Pria itu menghampiri dan membentak keduanya. Sempat ada keributan kecil antara opang lokal dengan si bule. Hingga akhirnya tukang ojek itu terus saja menghalangi bule yang akan naik motor si ojol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi itu kemudian memantik rasa penasaran pengendara lainnya di lokasi. Sebab keributan itu dilakukan di tengah jalan saat arus kendaraan agak padat. Alhasil salah seorang pengendara kemudian merekamnya dengan kamera handphone dan video itu tersebar di media sosial.
Unggahan video di akun media sosial itu juga dipenuhi komentar warganet. Mereka mengecam aksi yang dilakukan pria itu karena dinilai tidak fair. Ada juga berkomentar pernah mengalami kejadian serupa saat didatangi tukang ojek pangkalan yang terkesan memalak dengan memasang tarif melangit.
Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta justru kaget dengan kejadian itu karena ia baru mendengarnya. Meskipun demikian, ia mencoba akan mengecek apakah benar kejadian itu melibatkan tukang ojek lokal di Pecatu.
Ia menegaskan, memang benar di wilayah setempat terdapat kelompok transportasi lokal untuk melayani wisatawan. Kelompok itu disebut berada di bawah naungan salah satu koperasi.
"Saya lupa berapa orang dalam kelompoknya itu. Yang jelas ada kelompok transportasi di Pecatu dan mereka berizin. Mereka diatur kawasan kerjanya. Kalau disebut melarang, rasanya tidak melarang. Yang jelas di sana ada layanan ojek lokal," ujar Made Sumerta.
Anggota DPRD Kabupaten Badung asal Pecatu ini kemudian meminta detikBali mengkonfirmasi langsung dengan perwakilan kelompok ojek lokal tersebut. Namun sayang, I Wayan Teja selaku perwakilan kelompok ojek itu belum merespons telepon maupun pesan singkat.
(hsa/gsp)