Ada berbagai jenis gangguan kesehatan seksual yang dialami oleh manusia. Salah satunya adalah fetish. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak tahu apa itu fetish atau salah mengartikannya. Fetish adalah gangguan seksual yang terjadi ketika seseorang mengalami respon seksual yang intens terhadap sesuatu yang dianggap tidak umum.
Fetish termasuk gangguan kesehatan seksual yang cukup meresahkan sejumlah masyarakat. Bahkan, sejumlah kasus fetish sempat ramai di media sosial karena para korban berani mengungkapkan hal tersebut ke publik.
Lantas, apa sih sebenarnya fetish itu? Lalu apa ciri-ciri seseorang mengalami fetish? Simak penjelasannya secara lengkap dalam artikel ini yuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Fetish?
Dikutip situs lm.psikologi.ugm.ac.id, fetish adalah gangguan seksual yang terjadi ketika seseorang mengalami respon seksual yang intens terhadap benda mati atau pada bagian tubuh manusia yang secara umum tidak dianggap menarik secara seksual. Gangguan fetish (fetishtic disorder) juga dikenal sebagai sebuah fantasi seksual, dorongan seksual, dan perilaku seksual yang menyebabkan distress atau gangguan pada seseorang dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Sebagai informasi, istilah fetish berasal dari bahasa Portugis yakni "feitico" yang artinya daya tarik obsesif. Pada umumnya, sebagian orang yang memiliki gangguan fetish menganggap beberapa bagian tubuh non-genital terlihat sangat menarik dan menggairahkan.
Ciri-ciri Fetish Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
Adapun ciri-ciri seseorang mengalami gangguan fetish menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yakni sebagai berikut.
- Mengalami gairah seksual terhadap benda mati atau bagian tubuh non seksual secara intens selama kurang lebih enam bulan yang dimanifestasikan melalui dorongan seksual, imajinasi, dan perilaku tertentu ketika melihatnya.
- Terdapat penggunaan atau ketergantungan yang terus-menerus terjadi pada benda mati terkait gairah seks.
- Dorongan seksual, imajinasi, dan perilaku tertentu yang menyebabkan kegelisahan dan terganggunya aktivitas sehari-hari.
- Objek fetish tidak sebatas pakaian yang digunakan dalam crossdressing (seperti pada gangguan transvestik) atau alat khusus untuk menstimulasi kelamin, seperti vibrator.
Sedikit informasi, menurut DSM-5, beberapa orang dapat digolongkan memiliki fetish tetapi bukan gangguan fetish. Sebab, mendiagnosis gangguan fetish harus menyertakan dua kriteria khusus, yaitu:
- Fokus parafilik dari gangguan fetish melibatkan penggunaan benda mati atau bagian tubuh sebagai faktor utama meningkatkan gairah seksual.
- Diagnosa gangguan fetish harus menyertakan distress pribadi yang signifikan secara klinis atau gangguan peran psikososial.
Penyebab Seseorang Memiliki Fetish
Para ahli mengungkapkan ada sejumlah penyebab kenapa seseorang bisa memiliki gangguan fetish. Namun, sampai sekarang belum ada teori pasti yang mengungkapkan penyebab gangguan fetish.
Dilansir situs lm.psikologi.ugm.ac.id, berikut penyebab seseorang memiliki fetish.
1. Perspektif Psikoanalisis dan Faktor Behavioral
Menurut Ventriglio (2018), terdapat dua teori besar psikologi yang dianggap dapat menyebabkan fetish, yaitu perspektif psikoanalisis dan faktor behavioral. Dalam perspektif psikoanalisis, fetish disebabkan karena distorsi paranoid pada gambaran awal orang tua tentang seks.
Dalam pandangan behavioral, seseorang mengalami fetish karena tidak mendapat pelajaran tentang seks sejak kecil atau meniru perilaku menyimpang tersebut dari orang lain. Selain itu, fetish juga terjadi karena adanya asosiasi atau classical conditioning.
Selain itu, perilaku fetish juga bisa disebabkan oleh faktor biologis, sosiokultural, dan aspek kultural. Budaya dan sistem sosial memiliki pengaruh dalam seksualitas manusia, di mana terdapat budaya tertentu yang menitikberatkan fokus utama pada bagian tubuh spesifik dan aktivitas seusal tertentu.
2. Asosiasi terhadap Sebuah Objek dengan Gairah Seksual
Menurut Lehmiller (2014) fetish disebabkan karena seseorang mengasosiasikan sebuah objek dengan gairah seksual ketika benda tersebut terus menerus hadir tepat sebelum adanya sexual arousal. Dengan begitu, ia melihat objek tersebut sebagai sebuah sinyal dari sexual arousal sehingga merasa terangsang.
Cara Mengatasi Fetish
Dikutip situs Psychology Today, ada beberapa cara untuk mengatasi fetish pada seseorang. Namun, gangguan fetish cenderung berfluktuasi dalam intensitas dan frekuensi dorongan atau perilaku selama menjalani hidup, sehingga pengobatan yang efektif bersifat jangka panjang.
Sebenarnya DSM-5 tidak memerinci tentang perawatan terhadap orang yang mengalami gangguan fetish. Umumnya, orang yang mengalami fetish bisa melakukan konseling pribadi untuk mengurangi gangguan fetish.
Selain itu, beberapa resep obat dapat membantu mengurangi pemikiran kompulsif yang terkait dengan fetish. Namun, untuk mendapatkan obat tersebut, seseorang yang memiliki fetish harus berkonsultasi dengan dokter, jadi tidak bisa didapat secara sembarangan.
Jenis-jenis Fetish yang Jarang Diketahui
Saat ini ada banyak jenis fetish yang mungkin jarang diketahui banyak orang. Dikutip dari Infographic Archive, berikut sejumlah jenis fetish yang jarang diketahui.
1. Tindikan
Tindikan merupakan fetish yang paling umum dimiliki oleh orang-orang, terutama mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Fetish ini termasuk semua jenis perhiasan yang dapat dipakai pria maupun wanita, dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna yang dipasang di bibir, lidah, pusar, dan puting.
2. Rambut
Fetish terhadap rambut atau sering disebut juga trichophilia, yakni suatu kondisi di mana seseorang akan terangsang ketika melakukan kontak langsung dengan rambut, warna rambut, atau gaya rambut tertentu. Pada wanita, biasanya mereka terpesona ketika melihat kumis, jenggot, ataupun bulu dada.
3. Sepatu
Fetish sepatu merupakan gangguan seksual di mana seseorang akan terangsang ketika melihat sepatu. Pada umumnya, jenis sepatu yang dapat memberi rangsangan adalah hak tinggi dan sepatu kulit.
4. Voyeurisme
Fetish ini mengacu pada seseorang yang merasa terangsang atau senang bila melihat orang lain tengah telanjang atau melakukan hubungan seks.
5. Submission and Domination
Seseorang yang mengalami gangguan fetish dipercaya memiliki ketertarikan karena melibatkan adrenalin yang tidak biasa. Fetish ini biasanya menggunakan macam-macam benda, seperti borgol dan cambuk. Praktik fetish submission and domination cukup banyak dilakukan oleh orang-orang, terutama setelah dirilisnya film 50 Shades of Grey.
Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai fetish beserta ciri-ciri dan penyebabnya. Semoga artikel ini dapat membantumu dalam memahami apa itu fetish dan jenis-jenisnya yang sering dialami manusia. Apabila kamu merasa memiliki fetish seperti contoh di atas dan hal tersebut mulai mengganggu kehidupan sehari-hari maupun hubungan dengan pasangan, segera konsultasi ke dokter.
(ilf/des)