Mengenal Alat Kontrasepsi untuk Wanita dan Pria Hingga Cara Memilihnya

Mengenal Alat Kontrasepsi untuk Wanita dan Pria Hingga Cara Memilihnya

Elmy Tasya Khairally - detikBali
Selasa, 17 Jan 2023 17:16 WIB
Contraception Education Concept female and male contraceptive,
Foto: iStock
-

Alat kontrasepsi digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan sel telur dan sel sperma.

Hal ini bisa dilakukan bagi pasangan yang ingin mengatur kelahiran anak, jarak, hingga usia ideal melahirkan.

Masing-masing alat kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, sebelum memilih alat kontrasepsi ketahui dulu apa efek samping yang bisa ditimbulkan dan keuntungan yang bisa didapatkan.

Macam-macam Alat Kontrasepsi

Alat kontrasepsi sendiri ada yang bisa dipakai oleh pria dan wanita. Upaya yang dilakukan dalam pelayanan kontrasepsi bisa bersifat sementara maupun permanen.

ADVERTISEMENT

1. Alat Kontrasepsi untuk Wanita

Berikut ini beberapa pilihan alat kontrasepsi untuk digunakan oleh wanita.

a. Pil KB

Mengutip situs Kabupaten Bantul, pil KB bersifat temporer dan dibagi menjadi dua golongan, yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen.

Jika dilihat dari harga, pil KB masih tergolong murah. Akan tetapi penggunaannya cukup merepotkan karena harus rutin dikonsumsi setiap hari.

Bahkan beberapa jenis pil KB harus diminum di jam yang sama dan tidak boleh berbeda. Hal ini untuk memaksimalkan tingkat keberhasilannya.

Sementara itu, tingkat keberhasilan alat kontrasepsi ini cukup baik. Tingkat kegagalannya adalah 8% jika dikonsumsi secara teratur.

Kekurangan/ efek samping yang bisa ditimbulkan dari pil KB:

  • Meningkatkan risiko darah tinggi dan kardiovaskular
  • Dapat mengganggu produksi ASI
  • Peningkatan berat badan
  • Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi
  • Rasa mual
  • Sakit kepala dan terkadang rasa tak nyaman pada payudara
  • Gairah seks menurun

b. Suntik KB

Suntik KB memiliki dua tipe, menunda kehamilan selama satu bulan dan tiga bulan. Suntik ini juga harus rutin dilakukan setiap satu bulan atau tiga bulan sekali jika ingin terus menunda kehamilan.

Alat kontrasepsi ini masih tergolong murah. Tingkat kegagalannya adalah 3 persen dalam mencegah kehamilan.

Kekurangan/ efek samping yang bisa ditimbulkan dari suntik KB:

  • Mual
  • Gairah seks menurun
  • Peningkatan berat badan
  • Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau tidak menstruasi sama sekali
  • Sakit kepala
  • Jerawat

c. IUD/ Spiral

Intra Uterine Device (IUD) atau kontrasepsi spiral ini bisa mencegah kehamilan yang cukup lama, tidak memerlukan perawatan rumit dan tingkat kegagalannya pun rendah.

Ada dua jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan bisa bertahan selama 10 tahun dan yang mengandung hormon dan bertahan selama lima tahun.

IUD akan diletakkan di dalam rahim untuk menghadang sel sperma menembus telur

Kekurangan/ efek samping yang bisa ditimbulkan dari IUD Spiral:

  • Kram perut
  • Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak teratur
  • Bisa lepas atau bergeser (jika lepas biasanya keluar bersama darah haid)
  • Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD

d. Implan

Implan merupakan penanaman sebuah benda kecil seukuran batang korek api yang dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. Implan bisa membantu menunda kehamilan selama 3 tahun.

Dari segi harga, implan relatif lebih mahal tapi tingkat kegagalannya hanya 1 persen. Alat kontrasepsi ini pun tidak mengganggu produksi ASI.

Kekurangan/ efek samping yang bisa ditimbulkan dari implan:

  • Rasa nyeri di bagian lengan atas
  • Menstruasi tidak teratur
  • Peningkatan berat badan
  • Kesulitan hamil setelah implan dilepas

d. Tubektomi

Tubektomi adalah tindakan KB permanen atau sterilisasi yang dilakukan dengan memotong atau menutup tuba falopi.

Sehingga, telur tidak masuk ke dalam rahim dan sperma terhalang untuk masuk ke tuba falopi. Tindakan ini dilakukan dengan prosedur operasi.

Kekurangan/ efek samping yang bisa ditimbulkan dari tubektomi:

  • Nyeri pada panggul
  • Infeksi pasca operasi
  • Pendarahan
  • Komplikasi
  • Beberapa orang bisa mengalami hamil ektopik

2. Alat Kontrasepsi untuk Pria

Bukan hanya wanita yang bisa menggunakan alat kontrasepsi. Terdapat pula beberapa pilihan alat kontrasepsi untuk pria, antara lain sebagai berikut.

a. Vasektomi

Vasektomi merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara memotong saluran sperma (vas deferens). Hal ini membutuhkan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen.

Sebab bersifat permanen, pria yang mau melakukan sterilisasi ini benar-benar yakin untuk menjalani tindakan.

Kontrasepsi ini tidak menyebabkan ejakulasi, tidak menurunkan gairah seks atau kemampuan ereksi.

b. Spermisida

Menurut buku Kesehatan Reproduksi untuk Pekerja Migran Indonesia karya Hudi Winarso dkk, spermisida adalah zat kimia yang bisa merusak sperma.

Alat kontrasepsi ini bisa berbentuk krim, jeli, busa, atau supositori.

Spermisida bersifat sementara sehingga bisa dilakukan untuk proteksi sementara. Cara mendapatkannya pun mudah.

Kekurangan/ efek samping dari spermisida:

  • Kurang efektif apabila pemakaian melebihi satu jam
  • Perlindungannya terlalu singkat
  • Tidak bisa mencegah penularan penyakit kelamin

c. Kondom

Kondom menjadi alat kontrasepsi yang mudah didapat dan bisa mencegah infeksi menular seksual.

Bila mengikuti panduan penggunaan yang tepat, alat kontrasepsi ini bisa efektif hingga 98%, sementara dengan penggunaan biasa, efektivitasnya sekitar 85%.

Namun, banyak orang yang tidak menggunakannya dengan benar, sehingga ada kemungkinan bocor.

Kekurangan/efek samping yang bisa didapat dari kondom:

  • Bisa menimbulkan alergi
  • Hanya bisa digunakan sekali pakai
  • Ada risiko terlepas

Manfaat Penggunaan Alat Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi tentu memiliki berbagai manfaat bagi pasangan. Mengutip situs Kementerian Kesehatan, berikut deretan manfaatnya:

1. Mengatur Jarak Kehamilan

Penggunaan alat kontrasepsi bisa menjadi solusi untuk mengatur jarak kelahiran agar tidak terlalu dekat.

2. Membantu Tumbuh Kembang Anak

Perencanaan kehamilan bisa membantu pertumbuhan anak.

Anak akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian lebih banyak dari orang tuanya. Ibu juga bisa memaksimalkan pemberian ASI bagi anaknya yang masih bayi.

3. Meningkatkan Kualitas Keluarga

Alat kontrasepsi bisa mengurangi risiko kematian ibu dan bayi karena jarak kehamilan terlalu dekat atau terlalu sering.

Mengatur jarak kehamilan diharapkan juga bisa meningkatkan kualitas keluarga, khususnya dalam kehidupan perekonomiannya.

Perbedaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non-Hormonal

Alat kontrasepsi terbagi dua, hormonal dan non hormonal. Berikut alat kontrasepsi yang termasuk dalam hormonal dan non hormonal mengutip buku Pelayanan Kontrasepsi karya Anis Laela Megasari dkk

1. Alat Kontrasepsi Hormonal

Alat kontrasepsi hormonal terdiri dari pil KB, suntik KB, implan, dan IUD hormonal.

Pil KB akan mempengaruhi keseimbangan hormon yang akan menekan terjadinya ovulasi, implantasi, dan mengentalnya lendir pada serviks.

Sementara suntik akan bekerja menekan ovulasi, mengentalkan mukus pada serviks, dan menghambat pertumbuhan endometrium yang disebabkan oleh hormonal yang disuntikan.

Pada implan, kontrasepsi berbahan dasar karet silastik dan berisi hormon, sedangkan IUD hormonal tembaganya mengandung hormon yang bisa mencegah terjadinya kehamilan.

2. Alat Kontrasepsi non Hormonal

Kontrasepsi non hormonal terdiri dari metode perintang yang mana bisa dilakukan dengan alat kontrasepsi seperti kondom dan spermisida.

Selain itu, yang termasuk dalam alat kontrasepsi hormonal adalah metode operasi atau sterilisasi dan metode alami dengan perhitungan kalender.

Cara Memilih Alat Kontrasepsi yang Tepat

Mengutip buku 40 Hari Pasca Melahirkan karya Bonny Danuatmaja dan Mila Meiliasari, pemilihan alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan segera setelah masa nifas habis.

Sebab, pada waktu tersebut, ibu akan kembali memasuki masa subur yang diperkirakan terjadi ovulasi.

Jika pada masa subur pasangan melakukan hubungan intim tanpa alat kontrasepsi, kehamilan mungkin terjadi.

Diskusikan hal ini dengan pasangan, tentukan siapa yang akan melakukan metode kontrasepsi.

Selain itu, lakukan pula konsultasi dengan dokter kandungan. Sebab, riwayat kesehatan pasangan bisa menjadi acuan dalam menentukan alat kontrasepsi yang tepat.

Beberapa ibu yang memiliki alergi tidak bisa menggunakan alat kontrasepsi tertentu,

Hal yang harus dipertimbangkan lainnya adalah metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Kontrasepsi non hormonal tidak akan mengganggu proses laktasi bagi ibu yang sedang menyusui.

Itulah macam-macam alat kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan untuk pasangan yang saat ini ingin menunda kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.




(elk/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads