Bunyi Vokal Akhir pada Baris-baris Puisi Disebut? Ini Jawabannya!

Bunyi Vokal Akhir pada Baris-baris Puisi Disebut? Ini Jawabannya!

Agnes Z. Yonatan - detikBali
Selasa, 17 Jan 2023 16:04 WIB
Puisi atau sajak adalah karya sastra yang terikat dengan aturan penulisan. Jenis-jenis puisi dibagi berdasarkan isi dan cara penulisannya.
Foto: Getty Images/iStockphoto/DragonImages
-

Dalam membuat puisi, ada banyak hal yang harus diperhatikan. Mulai dari makna dan nilai puisi hingga pemilihan kata yang akan digunakan.

Biasanya, kata terakhir pada baris puisi memiliki bunyi vokal yang sama.

Tahukah kamu bunyi vokal akhir pada baris-baris puisi disebut apa? Penasaran akan jawabannya? Simak beberapa hal seputar bunyi vokal akhir pada puisi beserta jenis-jenisnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Bunyi Vokal Akhir pada Baris-baris Puisi?

Apa kamu tahu bunyi vokal akhir pada baris-baris puisi disebut apa?

Dilansir dari e-paper bertajuk Asonansi yang diunggah oleh Rini Purwati melalui laman Scribd, bunyi vokal akhir pada baris-baris puisi disebut sebagai asonansi.

ADVERTISEMENT

Asonansi adalah pengulangan suara atau bunyi vokal yang sama pada kata dalam baris-baris puisi. Pengulangan ini bertujuan untuk membuat puisi terdengar lebih merdu dan indah dibaca.

Pengertian Rima pada Puisi

Ketika membahas tentang puisi, rasanya tidak mungkin untuk tidak membahas mengenai rima juga. Tahukah kamu apa itu rima?

Dilansir dari e-book bertajuk Bahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII karya Sri Sutarni, S. Pd. dan Drs. Sukardi, M. Pd, rima adalah pengulangan bunyi dalam suatu baris, beberapa baris, atau semua baris pada puisi.

Rima bertujuan untuk menghadirkan unsur musikalisasi dalam puisi, terutama ketika dibacakan langsung. Asonansi merupakan salah satu bentuk dari rima dalam puisi lho.

Jenis Rima pada Puisi

Selain asonansi, terdapat pula berbagai jenis rima lainnya.

Menurut skripsi yang dikutip dari repository Universitas Muhammadiyah Malang, jenis rima ini dibedakan berdasarkan bunyi, kombinasi bunyi yang dihasilkan, dan juga letaknya.

Ini dia beberapa jenis rima pada puisi yang perlu kamu ketahui.

1. Aliterasi

Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan yang sama pada baris puisi secara berturut-turut. Baris pada puisi aliterasi diawali atau diakhiri dengan bunyi konsonan seperti B, C, D, G, F, hingga Z.

Menurut e-book bertajuk Belajar Bahasa Daerah (Jawa) karya Rian Damariswara, aliterasi biasanya terjadi pada awal kata. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ada pula aliterasi di akhir kata.

Simak puisi karya Widji Thukul berikut sebagai contoh aliterasi di akhir kata.

Tikar plastik tikar pandan
Kita duduk berhadapan
Tikar plastik tikar pandan
Lambang dua kekuatan

Tikar plastik bikinan pabrik
Tikar pandan dianyam tangan
Tikar plastik makin mendesak
Tikar pandan bertahan

Kalian duduk dimana?

Pada baris-baris di puisi di atas, dapat dilihat bahwa terdapat banyak bunyi konsonan -k dan -n.

Oleh sebab itu, bila puisi di atas dibacakan dengan lantang, aliterasi dari huruf K dan N akan terdengar jelas.

Contoh lain dari aliterasi adalah sebagai berikut.

  1. Datang daku demi dirimu (aliterasi dengan awalan huruf d).
  2. Lintasi laut, lewati lembah (aliterasi dengan awalan huruf l).
  3. Di ranting dahan pohon depan rumah (aliterasi dengan akhir huruf n).

2. Asonansi

Selain aliterasi, ada pula asonansi. Asonansi sering dianggap sama dengan aliterasi, padahal keduanya berbeda. Asonansi adalah pengulangan bunyi vokal pada baris puisi, yakni huruf A, E, I, O, dan U.

Bunyi vokal tersebut dapat diletakkan di awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Contoh dari asonansi adalah sebagai berikut.

Bukan beta bijak berperi
Bukan beda budak negeri

Pada penggalan puisi di atas, dapat dilihat bahwa terdapat asonansi huruf A dan I pada kedua barisnya.

Dalam sebuah puisi, biasanya selalu ada asonansi dan aliterasi, tidak mungkin hanya ada salah satunya saja.

3. Rima Akhir

Jenis rima lainnya yang perlu kamu ketahui adalah rima akhir. Rima akhir adalah suara yang sama pada akhir larik puisi. Rima akhir dibagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut.

1. Rima Berangkai

Rima berangkai ditemukan pada puisi dengan larik yang memiliki bunyi akhiran yang sama, seperti a-a-a-a. Contoh rima berangkai adalah sebagai berikut.

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

2. Rima Berselang

Rima berselang ditemukan pada puisi dengan larik yang memiliki bunyi akhiran yang sama secara bergantian, seperti a-b-a-b. Contoh rima berselang dapat dilihat pada puisi berikut.

Sarat saraf saya mungkiri
Untuk rangkaian sekolah lama
Beta buang beta singkiri
Sebab laguku menurut sukma

3. Rima Berpasangan

Rima berpasangan ditemukan pada puisi dengan larik yang memiliki bunyi akhiran yang sama secara berpasangan, seperti a-a-b-b. Contoh rima berpasangan adalah sebagai berikut.

Sedikit pun tubuh tak bergeming
Menatap ibu yang sakit berguling
Air mata tak lagi bercucuran
Tinggalkan ibu tak berpenghiburan

4. Rima Berpeluk

Rima berpeluk ditemukan pada puisi dengan larik yang memiliki bunyi akhiran yang membentuk pola a-b-b-a. Contoh rima berpeluk dapat dilihat pada puisi bertajuk Gembala karya M. Yamin berikut.

Perasaan siapa takkan nyala
Melihat anak berlagu dendang
Seorang sahaja di tengah padang
Tiada berbaju buka kepala

5. Rima Patah

Rima patah ditemukan pada puisi dengan larik yang memiliki bunyi akhiran yang membentuk pola a-b-a-a atau a-b-c-a. Rima jenis ini seolah patah di bagian tengah.

Contoh rima patah dapat dilihat pada puisi bertajuk Hujan karya Armijn Pane berikut.

Hujan dalam hatiku
Pada hujan di kota
Manakah ingin ini
Yang merintih dalam hatiku

6. Rima Merdeka

Menurut e-book bertajuk Master Bahasa Indonesia larua Ainia Prihantini, S. Hum., rima merdeka adalah rima yang tidak berulang pada suatu saja, seperti membentuk pola a-b-c-d.

Contoh rima merdeka dalam puisi adalah sebagai berikut.

Hanyalah matahari
Kelap kelip di langit
Dengan sinarnya
Ia tetap sendirian

4. Rima Tengah

Rima tengah adalah persamaan bunyi yang terjadi pada bagian tengah dari larik puisi. Contohnya adalah sebagai berikut.

Dari Bintan ke Tanjung Kandis
Berlayar ditimang angin utara
Lagi berhadapan mulutnya manis
Balik belakang lain cerita

Dapat dilihat pada penggalan puisi di atas bahwa kata kedua setiap baris, yakni Bintan, ditimang, berhadapan, dan belakang, memiliki rima a-b-a-b.

5. Rima Kembar

Rima kembar adalah pengulangan kata yang sama persis pada baris puisi di posisi yang berima. Contoh rima kembar adalah sebagai berikut.

Katakanlah padaku, oh ombak
Jalan hidupku sepanjang zaman
Itulah lagu kerjamu, oh ombak
Membimbing dirimu berzaman-zaman

6. Rima Sumbing

Rima sumbing adalah rima dengan bunyi vokal yang sama, tapi memiliki bunyi konsonan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, simak contoh rima sumbing berikut ini.

Matanya redup
Bak kembang kuncup

Kedua baris pada potongan puisi di atas sama-sama diakhiri dengan bunyi vokal U, tapi baris pertama memiliki bunyi konsonan D dan baris kedua C. Untuk itu, puisi di atas termasuk ke dalam rima sumbing.

7. Anastrof

Anastrof adalah rima di mana akhir larik sebelumnya akan mengawali larik setelahnya. Rima ini lebih banyak ditemukan dalam pantun dari pada puisi. Contohnya adalah sebagai berikut.

Buah cara barang dibantun
Dibantun dengan parang
Hai saudara, dengarlah pantun
Pantun tidak mengata orang

8. Epistrophe

Epistrophe adalah pengulangan kata atau kelompok kata pada akhir baris setiap puisi secara berturut-turut. Contohnya adalah sebagai berikut.

Yang putih menyilaukan adalah kabut
Yang mengurungku dalam kamar adalah kabut
Yang mendinding dalam langkah adalah kabut
Yang hadir tak terjamah adalah kabut

9. Anafora

Hampir mirip dengan episthrope, anafora adalah pengulangan kata atau kelompok kata pada awal baris setiap puisi secara berturut-turut. Contoh anafora adalah sebagai berikut.

Kepada diri saya
Kepada ketulusan hati saya
Kepada kehalusan budi saya
Kepada kebenaran pikiran saya
Kepada tutur kata saya

10. Eufoni

Eufoni adalah rima dengan bunyi yang enak didengar dan mudah diucap. Hal tersebut diperoleh dari kombinasi antara bunyi vokal dan konsonan yang harmonis.

Contoh eufoni terdapat pada puisi berjudul Lautan karya Rustam Effendi berikut.

Terdengar derai ombak bercerai
Terhampar ke pantai, sorai terurai
Mengaum deram derum lautan
Walaupun di dalam malam yang kelam

Itulah dia beberapa hal seputar rima pada puisi, mulai dari pengertian hingga jenis-jenisnya.

Bagaimana, kini sudah tahu bukan bunyi vokal akhir pada baris-baris puisi disebut sebagai apa?




(elk/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads