Rian Mahendra blak-blakan soal pemecatan dirinya sebagai Direktur Operasional PO Haryanto. Pemecatan Rian Mahendra viral di media sosial.
Sebelumnya, dalam klarifikasi di kanal YouTube, Rian menjelaskan pemecatan dirinya dari PO Haryanto karena masalah internal perusahaan. Rian merasa sudah tidak ada kecocokan lagi antara dia dengan perusahaan otobus yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah tersebut.
"Orang rumah tangga kalau bercerai apa sih alasannya? Sama kan, kita enggak ada kecocokan lagi, atau perbedaan visi misi, atau perbedaan sudut pandang, ya mungkin kita sama-sama enggak nyaman, kan bisa aja," ungkap Rian, Kamis (5/1/2023) seperti dikutip dari detikOto.
Rian mengaku dipecat secara tidak hormat atau tanpa persidangan. Dia juga mengatakan bahwa surat pemecatan dirinya disebarkan secara masif ke pengusaha-pengusaha transportasi bus, termasuk juga ke karyawan-karyawan PO Haryanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Surat pemecatanku itu beredar tanggal 22 Juli (2022) dan itu disebarkan oleh perusahaan ke semua pengusaha, dari ujung Aceh sampai ujung Bali. Dan juga ditempelin di garasi-garasi, ditempelin di rumah makan-rumah makan, dikirimkan ke semua karyawan, ribuan karyawan dikirim semua lewat grup-grup ya. Tujuannya untuk ngasih tahu mereka secara masif kalau aku udah enggak bekerja (di PO Haryanto lagi)," sambung Rian.
Rian tidak melakukan pembelaan karena sudah tidak memiliki keinginan untuk memperjuangkannya. Rian juga mengatakan jika tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya tidak objektif.
"(Praktis dari bulan Juli sampai sekarang) nganggur. Empat bulan terpuruk, gimana nggak terpuruk mas. Bayangin, lu kerja sama orang 19 tahun, ketika merasa ada masalah, enggak ada persidangan, nggak ada apa-apa tiba-tiba surat pemecatan beredar. Ya kan gua mau jadi berjuang, mau fighting, mau membela diri jadi males. Ngapain gua harus membela diri, atau nunjukin bukti-bukti atas tuduhan-tuduhan dia yang gua anggap nggak objektif. Karena nggak ada persidangan buat saya," bilang Rian.
"Berhubung surat pemecatan itu sudah disebarin sama perusahaan ke semua pengusaha, semua instansi, ke semua karyawan, ke publik, ya terus buat apa saya membela diri. Berarti alasan saya membela diri cuma buat mempertahankan posisi saya, ya mendingan nggak usah," ujarnya.
(nor/gsp)