Sejumlah warga desa adat Kuta, Badung melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kuta mengeluhkan respons Dinas Lingkungan Kebersihan Hidup (DLHK) Kabupaten Badung yang dinilai lamban menangani perompesan sejumlah pohon di wilayah Desa Adat Kuta. Padahal, rawan tumbang dan timbul korban saat musim angin kencang seperti sekarang.
Ketua LPM Kuta Putu Adnyana mengungkapkan, sudah bersurat kepada DLHK Badung agar merompes atau menebang pohon pada Oktober 2022 lalu. Ini berdasar sejumlah masukan dari warga.
"Sebelum angin kencang sudah kita bersurat, karena kami yang tahu di lapangan ya harusnya Oktober sampai dengan November sudah ada perompesan pohon sebelum angin kencang," kata dia ditemui di lokasi tumbangnya pohon di Jalan Raya Kuta, Badung, Selasa (03/01/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memprediksi pada Januari, pohon - pohon sudah mulai tumbuh lagi sampai akhir tahun sehingga pemangkasan seharusnya pada Oktober - November.
"Kalau skema itu dirutinkan kejadian pohon tumbang bisa diminimalisasi," imbuh Adnyana.
Dia menilai lambannya DLHK menangani sejumlah pohon di wilayahnya dikarenakan regulasi yang tidak efektif.
"Nunggu laporan saja tidak ada inisiatif dan antisipasi. Ini sepertinya nunggu sampai tumbang dan ada korban baru gerak," keluh Adnyana.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan dan Kebersihan Hidup (DLHK) Badung I Wayan Puja menjelaskan terkait pemangkasan pohon besar di cuaca ekstrem saat ini permintaan tersebut datang dari 6 kecamatan se-kabupaten Badung dan tidak hanya wilayah Desa Adat Kuta saja.
"Kami bergerak untuk seluruh Badung, kami punya masing-masing alat pemangkas 1, kalau kaitannya dengan bencana ini kan bukan hanya tugas DLHK ini termasuk penanggulangan bencana (BPBD), ada PUPR, kami lintas sektoral," terang Puja kepada detikBali Selasa.
Menurutnya semua wilayah yang memiliki pohon besar ia sasar. "Daerah utara dari Mengwi ke utara di selatan juga ada Nusa Dua, Kuta di pinggir jalan dan sekitarnya ya," ungkap Puja.
Untuk spesifikasi penebangan atau perompesan pohon menurutnya tidak ada penebangan hingga pohon mati. "Memang pada saat angin kencang seperti ini dia menjadi musuh kita tetapi pada musim panas dia sangat kita rindukan tempat sejuk kan," pungkas dia.
(hsa/gsp)