Detak Jantung Normal Per Menit (bpm) Menurut Usia

Detak Jantung Normal Per Menit (bpm) Menurut Usia

Agnes Z. Yonatan - detikBali
Selasa, 03 Jan 2023 13:46 WIB
Sakit Jantung
Ilustrasi Detak Jantung. Foto: Thinkstock
-

Laju detak jantung per menit, atau yang biasa dikenal sebagai beat per minute (bpm) merupakan ukuran yang banyak digunakan untuk menilai apakah jantung seseorang sehat atau tidak.

Kecepatan detak jantung normal ini berbeda-beda untuk setiap kalangan usia. Maka dari itu, penting untuk terus mengawasi kecepatan detak jantung per menit ini.

Dengan demikian, apabila laju detak jantung ini di luar batas normal, kamu bisa mendapat peringatan dini akan penyakit berbahaya yang mungkin muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mari cari tahu lebih lanjut mengenai laju detak jantung normal untuk setiap kalangan usia beserta cara menjaganya berikut ini.

Detak Jantung Normal Sesuai Usia

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan detak jantung. Salah satunya adalah jenis kelamin, gaya hidup, aktivitas fisik, hingga usia.

ADVERTISEMENT

Kecepatan detak jantung normal ternyata berbeda-beda untuk setiap kalangan usia lho.

Menurut salah satu skripsi yang dikutip dari repository Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, semakin tua seseorang, laju detak jantungnya juga akan mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya daya maksimum dan massa dari otot.

Dilansir dari e-book bertajuk Mandiri Belajar Ulangan Tematik PJOK karya Desi Damayanti, dkk, laju detak jantung normal sesuai usia adalah sebagai berikut.

  1. Detak jantung normal pada bayi usia 0-1 bulan adalah 70-190 denyut per menit.
  2. Detak jantung normal pada bayi usia 1-11 bulan adalah 80-160 denyut per menit.
  3. Detak jantung normal pada anak usia 1-2 tahun adalah 80-130 denyut per menit.
  4. Detak jantung normal pada anak usia 3-4 tahun adalah 80-120 denyut per menit.
  5. Detak jantung normal pada anak usia 5-6 tahun adalah 75-115 denyut per menit.
  6. Detak jantung normal pada remaja, orang tua, dan manula adalah 60-110 denyut per menit.
  7. Detak jantung normal pada atlet adalah 40-60 denyut per menit.

Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Detak Jantung

Selain usia, ada banyak faktor lain yang turut mempengaruhi kecepatan detak jantung.

Menurut jurnal berjudul Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi karya I Nengah Sandi, berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan detak jantung.

1. Jenis Kelamin

Detak jantung pada anak laki-laki biasanya lebih rendah dibanding anak-anak perempuan seusianya. Perbedaannya adalah sebagai berikut.

  • Rata-rata detak jantung normal anak laki-laki usia 2-7 tahun adalah 97 denyut per menit, sedangkan pada anak perempuan adalah 98 denyut per menit.
  • Rata-rata detak jantung normal anak laki-laki usia 8-14 tahun adalah 76 denyut per menit, sedangkan pada anak perempuan adalah 94 denyut per menit.
  • Rata-rata detak jantung normal laki-laki usia 21-28 tahun adalah 73 denyut per menit, sedangkan pada perempuan adalah 80 denyut per menit.
  • Rata-rata detak jantung normal pria usia 70-77 tahun adalah 67 denyut per menit, sedangkan pada wanita adalah 81 denyut per menit.

2. Posisi Tubuh

Posisi tubuh yang sedang berbaring, duduk, dan berdiri juga mempengaruhi laju detak jantung.

Menurut penelitian yang dilakukan, terjadi penurunan kecepatan detak jantung dari posisi berdiri ke posisi duduk sebesar 8,7 denyut per menit.

Sebaliknya, terjadi peningkatan kecepatan detak jantung dari posisi duduk ke posisi berdiri sebesar 12 denyut per menit. Perubahan ini terjadi akibat aktivitas reflek dari sinus karotis dalam tubuh.

3. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dan olahraga turut mempengaruhi kecepatan detak jantung seseorang. Olahraga dapat meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap penyesuaian peredaran darah perifer.

Hal tersebut membuat kandungan oksigen dalam darah, yakni di arteri dan vena, meningkat. Ekstraksi oksigen dalam tubuh pun lebih efisien sehingga detak jantung lebih menurun.

Pompa darah ke seluruh tubuh pada orang yang rutin beraktivitas fisik tidak seintensif mereka yang jarang berolahraga.

4. Usia

Seperti yang telah disebutkan, usia juga mempengaruhi laju detak jantung seseorang. Semakin bertambahnya usia, laju detak jantung akan semakin menurun.

Dengan demikian, bayi baru lahir memiliki detak jantung normal paling tinggi dengan rata-rata 140 denyut per menit. Sementara orang tua hanya memiliki detak jantung normal berkisar 60-80 denyut per menitnya.

5. Hormon

Dilansir dari e-book bertajuk Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung karya Imam Soeharto, hormon, terutama adrenalin, juga mempengaruhi kecepatan detak jantung.

Hormon tersebut dihasilkan ketika kamu berada dalam keadaan stres atau takut. Itulah sebabnya, ketika kamu ketakutan detak jantungmu akan meningkat.

Cara Menghitung Detak Jantung Normal

Menghitung detak jantung dapat dilakukan dengan mudah di rumah tanpa membutuhkan alat apa pun. Menurut e-book berjudul Rahasia Diet karya Denny Santoso, berikut beberapa cara menghitung detak jantung normal.

1. Memegang Nadi

Cara menghitung detak jantung yang paling mudah adalah dengan langsung memegang nadi di pergelangan tangan. Setelahnya, hitung banyaknya detak jantung yang terasa selama 10 detik. Kalikan dengan 6 untuk memperoleh denyut per menit.

Meski begitu, cara ini biasanya kurang akurat karena beberapa orang merasa kesulitan untuk merasakan detak jantung di nadinya.

2. Menggunakan Treadmill

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan grip pada treadmill. Ketika kamu berkunjung ke gym dan menggunakan treadmill, kamu biasanya akan melihat grip.

Grip adalah alat bantu untuk menghitung detak jantung. Kamu cukup genggam grip ini untuk mengukur detak jantung selama kamu berlari di treadmill.

Lakukan pengukuran minimal selama 2 menit. Pengukuran yang terlalu singkat bisa memberikan hasil yang kurang akurat.

3. Jam Tangan Khusus Mengukur Detak Jantung

Apabila tidak ada grip, maka cara terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan jam tangan khusus. Kini sudah banyak tersedia jam tangan untuk mengukur detak jantung secara akurat.

Cara penggunaannya juga mudah. Cukup kenakan jam tangan tersebut dan alat itu akan otomatis menghitung kecepatan detak jantungmu. Laju detak jantungmu akan terlihat pada layar di jam tangan tersebut.

Gangguan Kecepatan Detak Jantung

Kecepatan detak jantung yang terlalu tinggi atau terlalu rendah merupakan gejala dari penyakit jantung. Berikut beberapa penyakit akibat gangguan kecepatan detak jantung.

1. Aritmia

Menurut skripsi karya Usman E. P. yang dikutip dari repository Poltekkes Yogyakarta, aritmia merupakan gangguan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pada impuls elektrik yang mengatur detak jantung.

Aritmia membuat otot jantung berdebar lebih cepat, lebih lambat, atau tidak beraturan.

Penderita aritmia dapat merasakan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang atau bahkan melambat. Namun, beberapa aritmia yang tidak memiliki gejala, sehingga kamu harus tetap waspada.

Terdapat 2 jenis aritmia, yakni sebagai berikut.

Bradikardia

Bradikardia merupakan kondisi di mana detak jantung melambat. Kondisi seperti ini biasanya diderita oleh atlet yang aktivitas fisiknya berat.

Takikardia

Takikardia merupakan kebalikan dari bradikardia, yakni kondisi di mana laju detak jantung meningkat. Biasanya sampai di atas 100 denyut per menit.

2. Penyakit Jantung Koroner

Detak jantung yang tidak normal juga merupakan salah satu gejala penyakit jantung koroner. Penyakit ini cukup berbahaya hingga dapat menyebabkan kematian.

Menurut skripsi karya Ni Wayan Jelly Naryadi yang diambil dari Repository Poltekkes Denpasar, penyakit ini merupakan kelainan pada pembuluh darah yang membuat jantung tidak lagi mampu memompa darah.

Penyakit jantung koroner biasanya disebabkan karena adanya endapan plak pada dinding arteri. Endapan tersebut umumnya disebabkan oleh kolesterol.

3. Penyakit Serebrovaskular (CVD)

Penyakit serebrovaskular, atau biasa disingkat CDV, merupakan kelainan pada pembuluh darah yang menyuplai otak akibat adanya penyumbatan.

Penyumbatan biasanya terjadi pada arteri otak. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.

4. Penyakit Jantung Rematik

Penyakit jantung rematik merupakan kerusakan pada otot dan katup jantung. Hal ini diakibatkan oleh adanya Demam Rematik (DR) yang disebabkan oleh bakteri streptokokus.

Penyakit ini bisa membuat katup jantung mengalami kebocoran dan penyempitan.

5. Penyakit Arteri Perifer

Penyakit arteri perifer merupakan penyakit akibat penyempitan pembuluh darah arteri. Hal ini membuat aliran darah menjadi tersumbat.

Penyempitan ini biasanya disebabkan oleh zat buangan yang menumpuk dalam tubuh.

6. Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kelainan pada otot jantung yang membuatnya lebih lemah dibandingkan jantung pada umumnya.

Hal ini membuat darah tidak dapat dipompa ke seluruh tubuh. Akibatnya, nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap jaringan tubuh jadi tidak terpenuhi.

Apabila tidak ditangani dengan benar, gagal jantung bisa membuat jantung menjadi bengkak dan katup jantung rusak.

Oleh sebab itu, apabila kamu merasa denyut jantungmu tidak normal, lebih baik segera periksakan ke dokter.

Cara Menjaga Detak Jantung Tetap Normal

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar detak jantung tetap normal. Berikut beberapa cara yang perlu kamu ikuti.

1. Rajin Olahraga

Berolahraga merupakan hal yang penting dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh sekaligus detak jantung agar tetap normal.

Menurut situs Medical News Today, olahraga secara rutin terbukti dapat menurunkan detak jantung yang terlalu cepat.

Dengan demikian, untuk menjaga detak jantung normal, kamu perlu rajin berolahraga dan beraktivitas fisik. Olahraga yang bisa kamu lakukan antara lain:

  • Senam
  • Jalan cepat
  • Bersepeda

2. Yoga

Apabila laju detak jantungmu sering tiba-tiba naik dengan sendirinya, kamu bisa coba mengikuti kelas yoga.

Yoga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan membuat tubuh menjadi lebih rileks. Detak jantung pun dapat kembali normal.

3. Banyak Minum Air Putih

Selalu pastikan agar tubuh tetap terdehidrasi. Penelitian menunjukkan bahwa air putih dapat menurunkan detak jantung kembali ke laju normalnya.

Oleh sebab itu, jangan lupa untuk selalu minum air putih minimal 8 gelas per harinya.

4. Jangan Minum Alkohol

Konsumsi alkohol terbukti dapat meningkatkan laju detak jantung. Hal ini dikarenakan alkohol dapat menyebabkan dehidrasi, yang bisa membuat kecepatan detak jantung meningkat.

5. Kurangi Stimulan

Konsumsi stimulan yang terlalu banyak juga dapat meningkatkan detak jantung di atas batas normal. Salah satu stimulan yang banyak dikonsumsi adalah kopi.

Pernahkah kamu merasa jantungmu berdetak kencang setelah minum kopi? Itulah salah satu efek dari stimulan.

Kafein dengan dosis tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat meningkatkan laju detak jantung.

6. Tidur yang Cukup

Tidur yang cukup dapat membantu menjaga kebugaran tubuh. Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang jam tidurnya tiba-tiba berubah akan memiliki detak jantung yang lebih tinggi.

7. Jangan Terlalu Stres

Stres dan rasa tertekan, entah itu dari pekerjaan maupun masalah pribadi lain, terbukti dapat menyebabkan detak jantung meningkat. Stres juga berkontribusi pada timbulnya penyakit jantung koroner.

8. Konsumsi Makanan yang Bergizi

Untuk bisa menjaga kesehatan jantung, kamu perlu mengkonsumsi makanan yang bergizi. Makanan yang baik untuk jantung adalah makanan yang kaya akan serat, biji-bijian, dan antioksidan.

Menurut e-paper bertajuk Cara Menjaga Kesehatan Jantung yang diunggah Imah Nurul melalui laman Academia, untuk menjaga kesehatan jantung, kamu juga perlu membatasi konsumsi lemak jenuh, garam, dan gula.

Selain itu, jangan terlalu banyak makan makanan berlemak seperti daging merah. jeroan, gorengan, dan makanan cepat saji. Lemak jahat ini dapat menyumbat peredaran darah dan menyebabkan serangan jantung.

Sebaliknya, kamu perlu memperbanyak konsumsi sayur dan buah, seperti tomat.

9. Jaga Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi, atau yang biasa dikenal sebagai hipertensi, dapat menyebabkan otot jantung berkontraksi lebih berat.

Hal ini membuat jantung mengalami dekompensasi, bahkan sampai menimbulkan penyakit jantung koroner.

Untuk itu, penting untuk tetap menjaga tekanan darah di angka normal. Beberapa cara menjaga tekanan darah adalah sebagai berikut.

  • Jaga berat badan tetap ideal.
  • Aktif bergerak dan berolahraga.
  • Rajin mengkonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang.
  • Jangan terlalu banyak mengkonsumsi kafein.
  • Berhenti merokok.

10. Berhenti Merokok

Untuk kamu yang masih merokok hingga sekarang, coba pertimbangkan untuk berhenti.

Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki banyak dampak buruk bagi jantung, seperti stroke, kanker, meningkatkan tekanan darah, dan masih banyak lagi.

Itulah dia pembahasan tentang laju detak jantung normal serta cara menjaga kesehatan jantung yang perlu kamu ketahui.

Rajinlah berolahraga dan biasakan pola hidup sehat dalam aktivitas sehari-hari. Dengan demikian, jantung akan tetap kuat dan sehat.




(elk/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads