- Apa Itu Cerebral Palsy?
- Gejala Cerebral Palsy 1. Kekakuan atau Kelemahan Otot 2. Gangguan Koordinasi Gerakan 3. Gangguan Gerakan Halus 4. Gangguan Gerakan Kasar 5. Gangguan Kontrol Sphincter
- Penyebab Cerebral Palsy 1. Infeksi 2. Kelainan Genetik 3. Asfiksia 4. Trauma Kepala 5. Penyakit pada Ibu 6. Kekurangan Nutrisi
- Jenis Cerebral Palsy 1. Spastik 2. Ataksik 3. Atetotik 4. Mix (Jenis Campuran)
- Pencegahan Cerebral Palsy 1. Menjalani Vaksinasi 2. Menjaga Kesehatan 3. Menjalani Tes Genetik 4. Menjalani Pemeriksaan Prenatal 5. Menjalani Persiapan Kelahiran 6. Menjalani Terapi Prenatal
- Pengobatan Cerebral Palsy 1. Terapi Fisik 2. Terapi Okupasi 3. Terapi Bahasa 4. Medikasi 5. Alat Bantu
Kita kerap kali mendengar kelahiran anak berkebutuhan khusus cerebral palsy. Anak yang terlahir spesial ini memang memerlukan dukungan dan perawatan khusus.
Agar lebih jelas, simak penjelasan mengenai cerebral palsy berikut mulai dari pengertian, gejala, hingga penanganannya.
Apa Itu Cerebral Palsy?
Mayang Cendikia Selekta, dokter umum Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek melakukan penelitian Cerebral Palsy Tipe Spastik Quadriplegi pada Anak Usia 5 Tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian tersebut menjelaskan cerebral palsy merupakan kelainan atau kerusakan pada otak yang bersifat non progresif pada proses tumbuh kembang.
Kelainan atau kerusakan tersebut dapat terjadi pada saat di dalam kandungan (prenatal), selama proses melahirkan (perinatal), atau setelah proses kelahiran (postnatal).
Cerebral palsy adalah kondisi yang menyebabkan gangguan pada gerakan dan koordinasi otot. Kondisi ini tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikontrol dengan perawatan dan terapi yang tepat.
Gejala cerebral palsy dapat bervariasi tergantung pada tingkat kerusakan pada otak dan bagian tubuh yang terkena.
Cerebral palsy dapat menyebabkan gangguan sikap (postur), kontrol gerak, gangguan kekuatan otot yang biasanya disertai gangguan neurologis berupa kelumpuhan, dan kelainan mental.
Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk gangguan gerakan halus seperti saat menggunakan pisau atau garpu, gangguan gerakan kasar seperti berjalan atau berlari, dan gangguan kontrol sphincter (otot yang mengontrol buang air kecil dan kencing).
Cerebral palsy merupakan gangguan perkembangan neuromotor yang sering terjadi pada anak. Kemungkinan cerebral palsy pada kelahiran anak laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan seringkali terjadi pada anak pertama.
Kerusakan otak bersifat permanen dan tidak dapat disembuhkan tetapi dampak dari cerebral palsy dapat diperkecil.
Penanganan cerebral palsy bergantung pada tingkat kerusakan pada otak dan bagian tubuh yang terkena, serta gejala yang terjadi.
Beberapa cara perawatan yang mungkin dilakukan termasuk terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, dan terapi tindakan.
Perawatan juga bisa meliputi penggunaan peralatan bantu seperti kursi roda atau braces, dan operasi untuk memperbaiki kekakuan otot atau deformitas.
Cerebral Palsy merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan perawatan yang tepat, individu dengan cerebral palsy dapat mencapai tingkat kemandirian yang tinggi dan menjalani kehidupan yang sejahtera.
Gejala Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) serta merintangi perkembangan otak normal.
Jadi, penyakit tersebut tidak disebabkan oleh masalah pada otot atau jaringan saraf tepi, melainkan terjadi kerusakan pada area motorik otak yang akan mengganggu kemampuan untuk mengontrol pergerakan dan postur secara adekuat.
Adapun beberapa gejala pada cerebral palsy yakni:
1. Kekakuan atau Kelemahan Otot
Gangguan pada otot dapat terjadi pada bagian tubuh yang terkena, seperti tangan, kaki, atau perut.
Kekakuan atau kelemahan otot dapat menyebabkan kesulitan untuk membuka atau menutup tangan, berjalan, atau mempertahankan posisi tubuh yang nyaman.
2. Gangguan Koordinasi Gerakan
Individu dengan cerebral palsy mungkin mengalami gangguan koordinasi gerakan, seperti kesulitan untuk mengendalikan gerakan tangan atau kaki secara teratur atau mencapai sesuatu dengan tangan.
3. Gangguan Gerakan Halus
Gangguan gerakan halus dapat terjadi pada individu dengan cerebral palsy, seperti kesulitan menggunakan pisau atau garpu, menulis dengan pensil, atau membuka tutup botol.
4. Gangguan Gerakan Kasar
Gangguan gerakan kasar dapat terjadi pada individu dengan cerebral palsy, seperti kesulitan berjalan atau berlari.
5. Gangguan Kontrol Sphincter
Gangguan kontrol sphincter dapat terjadi pada individu dengan Cerebral Palsy, seperti kesulitan mengontrol buang air kecil atau kencing.
Beberapa gejala yang bisa dicermati saat pertumbuhan ialah:
- Saat anak masih dalam usia pertumbuhan namun tak kunjung bisa dan tidak mau mencoba untuk merangkak.
- Saat anak diajari untuk duduk, berdiri, dan berjalan, namun tidak dapat melakukannya.
- Saat diajarkan berjalan kaki anak justru jinjit, saat pegangan dilepas anak langsung jatuh (berdiri mengandalkan pegangan).
- Anak mengalami keterlambatan bicara, atau hanya bisa mengucapkan 1 kata "ibu". Itupun tidak begitu jelas.
- Anak merespon bila dipanggil namanya tapi tidak menoleh ke arah sumber suara.
- Anak menampakkan gejala kesulitan dalam hal motorik halus, misalnya menulis atau menggunakan gunting, masalah keseimbangan dalam berjalan, dan tidak dapat mengontrol gerakan.
Gejala dapat berbeda pada setiap penderita dan dapat berubah pada seorang penderita.
Penderita cerebral palsy berat akan mengakibatkan tidak dapat berjalan atau membutuhkan perawatan yang ekstensif dan jangka panjang.
Jika Cerebral Palsy ringan mungkin hanya sedikit canggung dalam gerakan dan membutuhkan bantuan yang tidak khusus. Perlu diketahui, bahwa Cerebral Palsy bukan penyakit menular atau bersifat herediter (menurun).
Jika Anda atau keluarga Anda memiliki gejala yang mirip dengan cerebral palsy, segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Penyebab Cerebral Palsy
Sebenarnya, penyebab dari Cerebral Palsy belum diketahui secara pasti, hanya saja ada beberapa faktor yang menjadi dasar dan mempengaruhi Cerebral Palsy.
Penyebabnya yakni sesuai dengan klasifikasi waktu terjadinya gangguan, yaitu Masa Prenatal, Perinatal, dan Postnatal.
Artinya, penyebab cerebral palsy sejauh ini adalah kerusakan atau cacat pada otak yang terjadi selama masa kehamilan, proses kelahiran, atau tahun-tahun pertama setelah kelahiran.
Kerusakan pada otak ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Infeksi
Infeksi pada ibu selama masa kehamilan, seperti infeksi toksoplasma, rubella, atau cytomegalovirus, dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin.
2. Kelainan Genetik
Kelainan genetik dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin, seperti Down syndrome atau sindrom Edward.
3. Asfiksia
Asfiksia adalah kondisi dimana janin kekurangan oksigen selama proses kelahiran. Asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin.
4. Trauma Kepala
Trauma kepala selama proses kelahiran dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin.
5. Penyakit pada Ibu
Penyakit pada ibu selama masa kehamilan, seperti diabetes melitus atau hipertensi, dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin.
6. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi selama masa kehamilan dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin.
Penyebab cerebral palsy dapat bervariasi dan tidak selalu diketahui. Sebagian besar kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor di atas, tetapi ada juga kondisi yang disebabkan oleh faktor lain yang belum diketahui.
Jenis Cerebral Palsy
United Cerebral Palsy Association merumuskan Cerebral Palsy sebagai suatu kumpulan keadaan pada masa kanak-kanak, yang ditandai dengan kelemahan, kelumpuhan, dan tidak adanya koordinasi pada fungsi motorik yang disebabkan gangguan di bagian pusat kontrol motorik di otak.
Cerebral palsy dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe dan lokasi kerusakan pada otak serta tingkat keparahan gejalanya. Berikut adalah beberapa jenis cerebral palsy yang umum terjadi:
1. Spastik
Spastik merupakan tipe cerebral palsy yang paling umum, terjadi pada sekitar 70-80% individu dengan cerebral palsy. Spastic berarti kekakuan otot-otot.
Otot-otot ini menjadi kaku karena pesan pada otot disampaikan secara tidak benar oleh bagian otak yang rusak.
Gejala utama spastik adalah kekakuan otot yang menyebabkan kesulitan untuk buka tutup tangan, berjalan, atau mempertahankan posisi tubuh yang nyaman.
2. Ataksik
Ataksik merupakan tipe cerebral palsy yang terjadi pada sekitar 10-20% individu dengan cerebral palsy.
Kondisi ini disebabkan oleh luka pada bagian otak kecil yang terletak dibagian belakang kepala atau yang biasa disebut cerebellum yang memiliki fungsi mengontrol koordinasi dan keseimbangan pada kerja otot.
Gejala utama ataksik adalah gangguan koordinasi gerakan yang menyebabkan kesulitan untuk mengendalikan gerakan tangan atau kaki secara teratur atau mencapai sesuatu dengan tangan.
Saat anak berbicara artikulasi tidak jelas dengan pengontrolan napas yang tidak teratur, sulit menelan, dan mudah tersedak
3. Atetotik
Atetotik merupakan tipe cerebral palsy yang terjadi pada sekitar 5-10% individu dengan cerebral palsy.
Gejala utama atetotik adalah kondisi yang menunjukkan sulitnya kaki untuk berjalan, gerakan menggeliat-geliat dan sempoyongan sehingga sulit untuk mengontrol gerakannya.
4. Mix (Jenis Campuran)
Mix merupakan tipe cerebral palsy yang mengandung gejala spastik, ataksik, dan atetotik. Gejala mix dapat bervariasi tergantung pada tingkat kerusakan pada otak dan bagian tubuh yang terkena.
Kecacatan dipengaruhi letak kerusakan yang terjadi pada otak. Kondisi ini ditandai dengan jangka waktu yang lama otot-otot atau batang tubuh tetap kaku, menolak setiap upaya untuk memindahkan mereka.
Pencegahan Cerebral Palsy
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah cerebral palsy adalah:
1. Menjalani Vaksinasi
Menjalani vaksinasi dapat membantu mencegah infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin, seperti infeksi toksoplasma, rubella, atau cytomegalovirus.
2. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan ibu hamil dapat membantu mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin, seperti diabetes mellitus atau hipertensi.
3. Menjalani Tes Genetik
Menjalani tes genetik selama masa kehamilan dapat membantu menemukan kelainan genetik yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin.
4. Menjalani Pemeriksaan Prenatal
Menjalani pemeriksaan prenatal secara teratur dapat membantu menemukan masalah selama masa kehamilan sebelum terjadi kerusakan pada otak janin.
5. Menjalani Persiapan Kelahiran
Menjalani persiapan kelahiran yang tepat dan terstruktur dapat membantu mencegah asfiksia dan trauma kepala selama proses kelahiran.
6. Menjalani Terapi Prenatal
Menjalani terapi prenatal dapat membantu mencegah kerusakan pada otak janin yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi.
Mencegah cerebral palsy tidak selalu mungkin, tetapi melakukan langkah-langkah preventif yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terkena kondisi ini.
Pengobatan Cerebral Palsy
Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang bisa membantu meningkatkan kemampuan mereka dan mengurangi gejala Cerebral Palsy yang dihadapi:
1. Terapi Fisik
Terapi fisik bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot, koordinasi gerakan, dan kemampuan gerakan individu dengan cerebral palsy.
Terapi fisik dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok dan dapat dilakukan di rumah atau di fasilitas terapi.
2. Terapi Okupasi
Terapi okupasi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan, berpakaian, atau bersenam.
Terapi okupasi dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok dan dapat dilakukan di rumah atau di fasilitas terapi.
3. Terapi Bahasa
Terapi bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu untuk berkomunikasi, baik dengan menggunakan bahasa lisan atau non-lisan.
Terapi bahasa dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok dan dapat dilakukan di rumah atau di fasilitas terapi.
4. Medikasi
Medikasi dapat diberikan untuk mengurangi kekakuan otot atau meningkatkan kontrol sphincter pada individu dengan cerebral palsy.
Medikasi harus diberikan sesuai anjuran dokter dan harus diikuti dengan terapi lainnya untuk mendapatkan hasil yang optimal.
5. Alat Bantu
Alat bantu, seperti kursi roda atau ortopedi, dapat membantu individu dengan cerebral palsy untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.
Alat bantu harus dipilih dan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan individu yang bersangkutan.
Pengobatan cerebral palsy tidak akan menyembuhkan kondisi ini, tetapi dapat membantu individu dengan cerebral palsy meningkatkan kemampuan mereka dan mengurangi gejala yang dihadapi.
Selama terapi, diperlukan teamwork dengan pendekatan pada anak agar hasil yang diperoleh lebih optimal.
Sejatinya setiap anak terlahir sempurna dengan keistimewaannya masing-masing. Mereka membutuhkan perhatian serta kasih sayang yang tulus untuk bisa hidup mandiri dan mewujudkan impiannya.
Nah detikers, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai Cerebral Palsy. Semoga artikel ini bisa membantu, ya!
(aau/inf)