Gejala DBD Pada Anak dan Orang Dewasa yang Wajib Diketahui

Gejala DBD Pada Anak dan Orang Dewasa yang Wajib Diketahui

Delweys Octoria - detikBali
Kamis, 29 Des 2022 12:30 WIB
ilustrasi DBD
Foto: ilustrasi/Thinkstock
-

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus dengue yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Gejala DBD biasanya sering disalah artikan sebagai gejala demam biasa, jadi hanya ditangani di rumah saja. Padahal, jika tidak diberi penanganan maksimal, DBD bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah.

Sebelum masuk ke penjelasan gejala DBD, penting untuk mengetahui ciri nyamuk Aedes aegypti. Menurut Widia (2009) dalam repository.poltekkes-denpasar.ac.id, ciri-cirinya antara lain:

demam berdarah-Aedes aegyptiFoto: Shutterstock
  • Badan berukuran kecil.
  • Berwarna hitam dengan bintik-bintik putih.
  • Biasanya menghisap darah pada pagi dan sore hari.
  • Hidup di genangan air, di dalam maupun luar rumah.
  • Jarak terbang sekitar 100 meter.
  • Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.

Bagaimana gejala DBD pada orang dewasa dan anak-anak? Bagaimana cara pencegahannya? Yuk, simak artikel ini agar Anda semakin waspada!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gejala DBD Pada Orang Dewasa

Gejala DBD yang terjadi pada orang dewasa biasanya adalah gejala umum yang terjadi pada anak-anak juga, di antaranya:

1. Demam Tinggi

Demam tinggi adalah gejala umum DBD, jadi anak-anak juga bisa mengalaminya. Demam pada penyakit DBD terjadi secara dadakan dan sulit dibedakan dengan demam biasa. Salah satu hal yang membedakan, demam biasa terkadang disertai batuk dan bersin, sementara DBD tidak.

ADVERTISEMENT

Tidak selalu mendadak, dikutip makalah berjudul Demam Berdarah Dengue yang ditulis Nur Syafiqah Binti Mat Yusoff, demam juga bisa terjadi secara bertahap. Dimulai dari demam ringan, kemudian demam tinggi (>38 derajat C). Biasanya demam ini berlangsung selama 2-7 hari.

2. Nyeri Otot

Selain demam, gejala DBD selanjutnya adalah nyeri otot pada bagian tertentu. Biasanya di sendi, tulang, atau belakang mata. Biasanya gejala ini akan muncul pada 4-10 hari tubuh terserang DBD.

Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalaminya, disertai dengan demam dan sakit kepala. Gejala ini juga bisa disertai dengan tubuh panas dingin.

3. Sakit Kepala

Bukan pusing biasa, sakit kepala gejala DBD cukup hebat. Biasanya akan terasa berat di sekitar dahi, apalagi jika disertai dengan rasa nyeri di bagian belakang mata. Rasa sakit ini akan membuat penderita DBD sulit tidur dan istirahat.

4. Gangguan Pencernaan

Pengidap DBD biasanya akan merasa tidak nyaman di bagian punggung dan perut. Gejala ini muncul 2-4 hari setelah virus masuk ke tubuh. Gangguan ini dapat berupa mual, muntah atau nyeri di ulu hati.

5. Tubuh Terasa Lelah

Kelelahan pada tubuh saat terserang penyakit memang wajar. Pada gejala DBD, lelah disebabkan oleh nafsu makan yang berkurang. Akibatnya, tubuh tidak memiliki banyak energi dan imun melemah.

Gejala DBD Pada Anak-anak

Dikutip penjelasan dari Gina Noor Djalilah, pakar kesehatan UM Surabaya sekaligus dosen spesialis anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), yang dikutip dari laman um-surabaya.ac.id, berikut ini gejala DBD pada anak:

1. Gejala Awal

  • Mengalami demam tinggi sekitar 3-14 hari.
  • Masalah pencernaan (mual dan muntah).
  • Nyeri otot dan pegal-pegal di seluruh tubuh.
  • Ruam kemerahan pada kulit.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Imunitas Tubuh Melemah

Gejala DBD yang parah tersebut diakibatkan oleh imunitas tubuh yang lemah serta keterlambatan penanganan. Gejala tersebut biasanya dimulai 24-48 jam atau saat demam hari ke-4 sampai hari ke-5. Gejalanya antara lain:

  • Sakit perut.
  • Nyeri perut saat ditekan.
  • Hipotermia.
  • Muntah atau feses berdarah.
  • Gusi berdarah.
  • Mimisan.
  • Trombosit darah menurun.
  • Perasaan mudah gelisah.
  • Badan terasa lelah.

3. Dengue Syok Syndrome (DSS)

Jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan Dengue Syok Syndrome (DSS), atau sindrom syok pada penderita DBD. Gejala yang dialami antara lain:

  • Pendarahan tiba-tiba, biasanya di gusi, hidung, atau mulut.
  • Tekanan darah menurun drastis.
  • Denyut nadi melemah.
  • Kebocoran pembuluh darah.
  • Produksi urin menurun.
  • Trombosit darah menurun.
  • Kegagalan fungsi organ.

Gejala ini sangat fatal bila tidak segera mendapatkan penanganan medis, apalagi imun tubuh anak juga tidak sekuat orang dewasa. Maka dari itu, orangtua diharapkan lebih waspada dengan gejala DBD yang terjadi pada anak.

Penyebab DBD

Penyebab utama Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada tahun 2009, WHO membagi demam berdarah menjadi demam dengue dan DBD parah. Gejala utama yang membedakan DBD dari demam dengue adalah peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan kebocoran plasma.

Fase DBD

Dilansir laman yankes.kemkes.go.id, DBD terbagi menjadi beberapa fase, antara lain:

1. Fase Awal

Fase awal demam berdarah ditandai dengan gejala yang mirip malaria atau influenza. Gejala yang biasa dialami adalah demam, sakit kepala , nyeri sendi, dan masalah pencernaan. Karena gejalanya hampir sama seperti demam biasa, maka sering disalah artikan dan tidak ditangani dengan baik.

2. Fase Kritis

Pada fase ini akan terjadi tanda yang parah, seperti nyeri dan sakit perut, muntah-muntah, kenaikan suhu tubuh hingga mencapai 37,5-38 celcius, nadi berdenyut cepat, dan badan panas dingin. Jika tidak ditangani dengan segera, demam berdarah dapat berujung pada penyakit yang lebih parah, seperti kebocoran pembuluh darah.

3. Fase Pemulihan

Fase ini ditandai dengan kondisi pasien yang mulai membaik, nafsu makan meningkat, serta peredaran darah mulai normal kembali. Demam juga sudah berangsur-angsur menurun. Namun, pada fase ini pasien haru menjaga pola makan yang bergizi, dan harus meningkatkan kadar trombosit darah yang sebelumnya rendah akibat DBD.

Cara Mengobati DBD

Dilansir laman Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, belum ada pengobatan spesifik untuk mengobati demam dengue dan demam berdarah dengue. Namun, ada beberapa perawatan yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Rawat Jalan

Upaya mengobati demam berdarah dapat dilakukan dengan rawat jalan. Selama rawat jalan, pasien harus selalu memperhatikan progres penyakit dengan melihat hasil pemeriksaan laboratorium.

2. Pemberian Obat

Minum obat penghilang rasa sakit dan penurun demam, yaitu parasetamol dengan dosis yang sudah ditentukan dokter. Hindari penggunaan obat nyeri seperti ibuprofen, asam mefenamat atau aspirin karena dapat beresiko terjadi perdarahan.

3. Perbanyak Minum Air Putih

Penderita DBD juga dianjurkan untuk banyak minum air putih. Selain itu bisa juga diberikan teh hangat atau jus buah. Kecukupan air pada pasien ditandai dengan buang air kecil setiap 4-6 jam.

3. Perawatan Intensif

Beberapa kasus DBD membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit karena karena alat dan penangannya lebih canggih. Apalagi, jika sudah ditandai dengan gejala yang parah. Selama rawat inap, kondisi pasien seperti kebutuhan nutrisi, gejala klinis, dan perkembangan kesehatannya akan dipantau oleh ahlinya.

Cara Mencegah DBD

Pencegahan DBD yang paling sering dilakukan adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan 3M Plus, yaitu:

1. Menguras

Membersihkan wadah-wadah air yang menggenang, seperti bak mandi, tempat air minum, penampung air lemari es.

2. Menutup

Menutup rapat wadah penampungan air yang menggenang, seperti bak, toren, kendi dan sebagainya.

3. Memanfaatkan kembali

Daripada dibuang atau dibiarkan begitu saja, barang bekas yang berpotensi untuk jadi tempat tinggal nyamuk bisa dimanfaatkan dan didaur ulang.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan plus adalah kegiatan pendukung lainnya yang bisa dilakukan sehari-hari, di antaranya seperti:

  • Menggunakan penutup/kelambu tidur.
  • Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, seperti kayu putih atau lavender.
  • Menghindari kebiasaan jorok seperti menumpuk baju kotor atau menggantung pakaian dengan tak teratur.
  • Menabur bubuk larvasida di wadah air yang sulit dibersihkan, seperti toren.

Sudah tahu kan gejala DBD anak maupun dewasa? Sekarang, detikers harus lebih waspada, dan melakukan langkah pencegahan di atas, ya. Semoga informasi ini bermanfaat, detikers!




(elk/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads