Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng akan menerapkan nonbedah coiling terhadap pasien stroke tahun depan. Rumah sakit tersebut akan mendapatkan bantuan peralatan medis catch lab yang berasal dari dana alokasi khusus (DAK) Kementerian Kesehatan.
Direktur RSUD Buleleng Arya Nugraha mengatakan catch lab dapat digunakan untuk menunjang program intervensi nonbedah coiling terhadap pasien stroke. Alat medis tersebut juga bisa dipakai untuk mengobati pasien penyakit jantung.
"Pak Menkes berpesan agar alat ini dioptimalkan untuk semua pelayanan, oleh karena itu saat ini saya sedang mengirim dokter ahli jantung untuk mendapat keahlian di bidang kateterisasi," tutur Arya, Rabu (28/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arya menjelaskan RSUD Buleleng sudah memiliki dokter saraf. Adapun, untuk dokter jantung tengah menjalani pendidikan lanjutan. "Sehingga ini (cathc lab) nanti bisa digunakan untuk pelayanan stroke dan jantung dan itu bisa menerima rujukan dari seluruh Bali," katanya.
Menurut Arya, RSUD Buleleng belum memiliki catch lab karena pembelian alat kesehatan itu tidak ditanggung dari anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ataupun anggaran daerah Pemerintah Kabupaten Buleleng. Namun, karena RSUD Buleleng telah memiliki dokter spesialis saraf, Kementerian Kesehatan mau memberikan DAK yang bisa digunakan untuk membeli catch lab.
"Dengan keahlian itulah kemudian kami disetujui oleh Pak Menkes untuk mendapatkan dana alokasi khusus tahun 2023 berupa sarana cath lab itu," tutur Arya. "Kami juga memiliki visi untuk bisa menerapkan cath lab, rupanya ini dikabulkan oleh pusat, untuk bisa merealisasikan hal ini."
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyoroti kemampuan rumah sakit yang ada di Kabupaten Jembrana dan Buleleng. Alasannya karena RS di kedua kabupaten tersebut dinilai tertinggal dan belum mampu melakukan program intervensi nonbedah coiling terhadap pasien stroke.
(gsp/gsp)