Dialog adalah suatu percakapan yang timbal balik antara dua orang atau lebih dalam percakapan atau karya tulis. Dalam kehidupan sehari-sehari, kita sering melakukan dialog dengan orang lain.
Dalam sebuah karya tulis, dialog menjadi aspek yang penting untuk menjelaskan proses komunikasi dan situasi bahasa dalam sebuah karya tulis, baik novel, cerpen, drama, dan berbagai karya lainnya.
Lantas, apa itu dialog? Nah, artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan membahas pengertian dialog, ciri, aturan, manfaat, dan juga contohnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendapatkan informasi seutuhnya, mari simak pembahasannya di bawah ini!
Dialog Adalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dialog adalah suatu percakapan yang ada dalam sebuah sandiwara, cerita, dan sebagainya.
KBBI juga mengartikan dialog sebagai karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih.
Dikutip dari sebuah dokumen berjudul Manfaat dan Syarat Dialog oleh Sayyid Abdurrahman Archel, dialog berasal dari bahasa Yunani, "dia" berarti antara dan "legein" yang berarti berbicara.
Maka, secara harfiah dialog dapat diartikan sebagai berbicara, bercakap-cakap, bertukar pikiran dan gagasan secara bersama-sama.
Ciri Dialog
Suatu karya yang mengandung dialog tentu memiliki ciri yang membedakannya dengan jenis-jenis tulisan lainnya. Ciri-ciri dari dialog di antaranya adalah sebagai berikut:
- Melibatkan lebih dari 1 orang, tidak dilakukan sendiri tetapi ada beberapa pelaku yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam percakapan tersebut.
- Ada tanya jawab di antara pihak-pihak yang terlibat dalam dialog.
- Dialog bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
- Membahas suatu topik.
- Saling mengerti atau berbicara dalam bahasa yang sama.
- Saling mendengarkan.
Aturan Dialog
Suatu tulisan yang mengandung unsur dialog tentu memiliki aturan tersendiri dalam penulisannya.
Dirangkum dari modul berjudul Cara Menulis Dialog oleh Oki Purwaningsih, berikut adalah beberapa aturan dialog:
- Setiap dialog selalu masuk ke alinea baru. Kecuali dialog yang dipotong sedikit lalu dilanjutkan kembali.
- Huruf pertama menempel (tanpa spasi) dengan kutip buka dan tanda baca/huruf terakhir menempel dengan kutip tutup. Contoh: "Mau ke mana?"
- Huruf kapital di awal dialog, kalimat awal dialog sekalipun di awal petik dianggap sebagai awal kalimat sehingga perlu ditulis dengan huruf kapital. Contoh: "Aku adalah pemenangnya."
- Jika kalimat dijeda, maka kalimat pada petik berikutnya dianggap lanjutan sehingga ditulis dengan huruf kecil. Contoh: Tapi keselamatanmu juga urusanku," sanggahku sambil menangis, "jangan tinggalkan aku."
- Titik, koma, tanda tanya, tanda seru, pada akhir kalimat di dalam petik, bukan di luar petik. Selain itu, tanda baca harus menempel pada petik penutup. "Aku yang membuang kucing itu," ungkap Dani.
- Titik digunakan jika dialog berhenti tanpa keterangan narasi. Contoh: "Aku mohon jangan tinggalkan aku."
- Koma digunakan jika menggunakan narasi setelah tanda petik. Contoh: "Dia adalah orang paling cantik sedunia," ungkap Andi.
- Jika diawali narasi sebelum dialog, maka perlu diawali tanda koma yang menempel pada kalimat naras. Contoh: Aku bertanya padanya, "Kamu mau ke mana?"
Manfaat Dialog
Dialog di dalam karya tulis atau drama memiliki banyak manfaat untuk mendukung berjalannya suatu cerita. Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat dari dialog:
- Menggambarkan watak tokoh-tokoh dalam cerita.
- Mengembangkan plot dan menjelaskan isi cerita kepada pembaca atau penonton.
- Memberikan isyarat suatu peristiwa yang mendahuluinya.
- Memberikan isyarat suatu peristiwa yang akan datang.
- Memberikan komentar terhadap peristiwa yang terjadi di dalam cerita.
Jenis-Jenis Percakapan
Selain dialog, ada lagi beberapa jenis percakapan dalam suatu karya tulis atau drama. Jenis-jenis tersebut dibedakan berdasarkan fungsinya masing-masing.
Dijelaskan dari sebuah dokumen berjudul Manfaat dan Syarat Dialog oleh Sayyid Abdurrahman Archel, berikut adalah jenis-jenis percakapan.
1. Monolog
Monolog merupakan percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan oleh pemeran tersebut tidak ditunjukkan kepada orang lain.
Biasanya, isi dari monolog adalah ungkapan dari perasaan, rencana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian, dan hal-hal lainnya.
2. Prolog
Prolog adalah bagian naskah yang ditulis pengarang pada awal cerita. Pada dasarnya, prolog merupakan pengantar naskah yang bisa berisi satu atau beberapa keterangan dari pengarang cerita.
3. Epilog
Epilog adalah bagian penutup pada karya sastra yang fungsinya menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud dari karya tersebut.
Epilog juga dapat diartikan sebagai pidato singkat pada akhir cerita yang memuat komentar tentang karya tersebut.
Contoh Dialog
Berikut ini adalah contoh dialog yang dikutip dari suatu dokumen berjudul Dialog Bahasa Indonesia oleh Rahde Atmaja.
KEJUJURAN
Di pagi hari yang cerah terjadi percakapan antara 3 orang murid di SMAN 2 Denpasar
Rara : Ren, kamu udah buat belum tugas karya tulisnya?
Reni : Udahlah, kamu gimana Ra?
Rara : Aku belum buat sama sekali soalnya aku belum ngerti tugasnya. Kamu udah buat Rin?
Rina : Aku juga belum buat Ra, tapi entar aku pasti buat, kok.
Rara : Ren, aku boleh minta tolong gak?
Reni : Minta tolong apaan?
Rara : Tolong buatin tugas karya tulisku dong, soalnya aku belum ngerti terus aku juga gak punya uang buat ke warnet.
Reni : Iya deh coba entar aku bantuin.
Keesokan harinya dalam suasana belajar mengajar di dalam kelas dan sedang diadakan ulangan mendadak serta mengumpulkan tugas.
Guru : Anak-anak , silahkan dikumpulkan karya tulis minggu kemarin.
(Kemudian satu persatu siswa mengumpulkan tugas masing-masing.)
Guru : Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan isi dari karya tulis kalian. Oke, masukkan buku kalian semua. Ibu akan mengadakan ulangan.
Reni : Hah, ulangan apa lagi, Bu? Baru saja 2 hari yang lalu diadakan ulangan.
Guru : Bukannya 2 hari yang lalu Ibu sudah bilang kalo sekarang ulangan. Rara tolong bagikan kertas folio ini ke semua siswa.
Rara : Baik, Bu.
(Sambil berjalan membagikan kertas folio, suasana ruang kelas berubah menjadi gaduh karena setiap siswa sibuk mengeluh tentang diadakannya ulangan ini.)
Reni : Masak ulangan lagi sih, padahal dua hari yang lalu kan sudah ulangan.
Rina : Iya. Capek aku ulangan mulu.
Guru : Sudah-sudah gak ada yang bicara lagi. Ulangan kali ini Ibu ingin kalian menuliskan kesimpulan dari karya tulis yang kalian buat.
(Kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan. Sedangkan bu guru sibuk memeriksa karya tulis yang tadi di kumpulkan. Bu guru menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara yang isinya sama persis dengan karya tulis milik Rina. Setelah 2 menit berlalu)
Guru : Anak-anak waktunya sudah habis silahkan ulangannya di kumpulkan. Setelah itu kalian boleh istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap disini, Ibu ingin bicara.
(Semua siswa keluar ruangan kecuali Rara dan Rina)
Rara : Ada apa, Bu?
Guru : Ibu minta kalian berdua jujur. Kenapa tugas kalian bisa sama persis, bahkan titik komanya juga sama.
Rara : Saya mengerjakan tugas karya tulis itu sendiri Bu.
Rina : Saya juga mengerjakan karya tulis itu sendiri.
Guru : Lalu, kenapa isi jawaban ulangan kalian tidak sama dengan karya tulis kalian?
(Lama mereka terdiam, takut-takut untuk mulai berbicara.)
Rina : Maaf, Bu. Kalau saya jujur apakah ibu akan memaafkan saya?
Guru : Tentu Ibu akan memaafkanmu.
Rina : Saya mendapatkan materi untuk karya tulis itu dari internet. Saya langsung copy paste dan tidak membacanya dulu. Itu mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya tulis saya.
Guru : Baiklah alasanmu bisa Ibu terima. Terus kamu Rara?
Rara : Saya minta tolong Reni untuk mengerjakan tugas saya bu. Dan kelihatannya dia mencari sumber dari internet.
Guru : Oh, begitu. Lain kali jangan sampai terulang, ya.
(Rina dan Rara akhirnya sadar akan kesalahan yang mereka buat. Mereka bertekad agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.)
Dari pembahasan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa dialog adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dialog digunakan dalam karya tulis maupun drama untuk membantu menjelaskan jalannya sebuah cerita.
(khq/inf)