Nelayan Tabanan Takut Jukung Dihanyutkan Rob, Harga Capai Puluhan Juta

Nelayan Tabanan Takut Jukung Dihanyutkan Rob, Harga Capai Puluhan Juta

Chairul Amri Simabur - detikBali
Senin, 26 Des 2022 17:24 WIB
Salah satu nelayan di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, I Nyoman Tama (66), sedang memastikan jukungnya aman dari gelombang tinggi.
Foto: Salah satu nelayan di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, I Nyoman Tama (66), sedang memastikan jukungnya aman dari gelombang tinggi. (Chairul Amri Simabur/detikBali)
Tabanan -

Para nelayan di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan memarkir jukung (perahu) mereka sejauh-jauhnya dari bibir pantai.

Ini dilakukan untuk menghindari kerusakan atau hanyutnya jukung mereka. Apalagi, cuaca buruk yang terjadi berapa hari belakangan ini diperkirakan akan disertai banjir rob. Harga satu jukung mencapai puluhan juta.

"Ini saya lagi periksa jukung. Takut ombaknya naik ke sini (ke tempat parkir jukung)," kata Nyoman Tama (66), salah seorang nelayan Pantai Yeh Gangga, Senin (26/13/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tama menyebutkan, sudah beberapa hari terakhir ini seluruh jukung di Pantai Yeh Gangga diparkir jauh dari bibir pantai.

"Kalau biasanya diparkir jarak sekitar 10 meter dari pantai. Sekarang ditarik ke belakang lagi. Kurang lebih lagi 10 meteran. Biar tidak hanyut," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Baginya, kerusakan atau kehilangan jukung bisa membuat usahanya sebagai nelayan bisa merugi. Sebab harga satu jukung sekarang ini bisa mencapai Rp 25 juta. Belum lagi dengan harga mesin tempelnya yang bisa mencapai Rp 30 juta.

"Makanya sekarang ini saya periksa (jukung). Apa dekat obak atau tidak," tegasnya.

Tama sendiri sudah hampir sepuluh hari tidak bisa melaut akibat kondisi cuaca yang buruk. "Semua (nelayan) tidak bisa pergi ke luar. Cuacanya jelek," sebutnya.

Ia berharap, kondisi cuaca yang buruk saat ini tidak berlangsung lama. Sebab bila terlalu lama, ia praktis tidak bisa melaut dan memenuhi kebutuhan harian keluarganya. Apalagi dalam dua minggu ke depan akan ada hari suci Galungan dan Kuningan.

"Mudah-mudahan ini (cuaca buruk) tidak lama ya. Kalau saya, karena sementara tidak bisa ke laut, saya pergi ke sawah," kata Tama sambil membenahi terpal penutup jukungnya.

Secara terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Tabanan, I Ketut Arsana Yasa, menyebutkan bahwa pihaknya memang telah mengimbau para nelayan di sepanjang pesisir Tabanan selatan untuk menarik posisi parkir jukung ke belakang.

"Supaya jukung, termasuk alat tangkap, selamat. Tidak rusak atau dihanyutkan ombak besar akibat potensi banjir rob yang terjadi saat cuaca buruk sekarang," kata Arsana Yasa.

Ia juga mengimbau para nelayan untuk menahan diri untuk sementara waktu agar tidak pergi ke tengah laut. Terlebih potensi cuaca buruk di selatan Bali diprediksi masih bisa berlangsung sampai 11 Januari 2023 mendatang.

"Saat ini para nelayan tidak bisa melaut. Mereka ada yang pergi ke sawah atau membuat alat tangkap seperti bubu. Nanti pas cuacanya sudah baik, alat tangkap itu biasanya dijual ke nelayan lainnya," ungkapnya.




(hsa/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads