Dua Pawang Hujan Dikerahkan Saat Pesta Tahun Baru di Jembrana

Dua Pawang Hujan Dikerahkan Saat Pesta Tahun Baru di Jembrana

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Minggu, 25 Des 2022 18:26 WIB
Pawang hujan saat berusaha untuk memindahkan hujan di areal Sentral Tenun Jembrana, Minggu (25/12/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Foto: Pawang hujan saat berusaha untuk memindahkan hujan di areal Sentral Tenun Jembrana, Minggu (25/12/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Dua pawang hujan dikerahkan dalam pesta pergantian tahun di Jembrana. Pesta pergantian tahun di Jembrana yang akan difokuskan di Sirkuit All In One.

"Kami sudah siapkan dua orang pawang hujan saat pelaksanaan rangkaian kegiatan di Sirkuit All In One Desa Pengambengan, Kecamatan Negara," ungkap Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat I Made Tarma dikonfirmasi detikBali, Minggu (25/12/2022).

Tarma menjelaskan, agenda Pemkab Jembrana di Sirkuit All in One digelar selama seminggu penuh. Dimulai pada tanggal 25 Desember hingga malam tahun baru 2023 mendatang.

"Ada dua orang yang ditugaskan untuk menjadi pawang hujan. Di antaranya Ida Bagus Putu Wisnu serta salah satu warga Desa Pengambengan," jelasnya.

Di sisi lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana I Putu Agus Artana Putra mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), akhir bulan Desember berpotensi turun hujan dengan intensitas tinggi.

"Kami sudah melakukan upaya mitigasi dengan penyiapan tim reaksi cepat, sarana dan prasarana pendukung. Mesin penyedot air juga disiapkan untuk mengantisipasi jika terjadi hujan yang mengganggu kegiatan," ujar Artana.

Sementara, salah seorang pawang hujan Ida Bagus Putu Wisnu saat ditemui terpisah menjelaskan, profesi sebagai pawang hujan bukan berarti dapat menghentikan hujan, melainkan hanya memohon kepada Tuhan untuk berusaha memindahkan hujan.

"Kalau menghentikan hujan siapapun tidak bisa, hanya Tuhan yang bisa," kata Pria yang juga berprofesi sebagai Guru Agama di salah satu SD Negeri di Jembrana.

Wisnu juga menerangkan, bahwa tidak ada pawang hujan yang bisa menghentikan hujan. Misalnya ketika ada hujan di arah barat, dan angin dari barat ke timur. Maka tetap terdampak hujan meskipun hanya gerimis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak bisa dihentikan total hujannya. Jika sudah mendung tebal, karena faktor angin yang juga penting, kalau ada yang bilang bisa menghentikan hujan, itu pasti berbohong," tegasnya.

Selain memohon kepada Tuhan, Wisnu mengatakan juga tetap memantau terkait perkiraan cuaca dari data BMKG, ketika akan mempraktikkan cuaca menggunakan tanda-tanda alam dianalisis dengan ilmu pengetahuan. Begitu juga dengan pawang hujan yang juga mempelajari alam. "Tetap kita memantau perkiraan cuaca BMKG juga," terangnya.

Disinggung mengenai sarana sesajen yang diperlukan untuk memohon agar hujan dapat dipindahkan, dirinya menjelaskan tidak jauh berbeda dengan banten di Bali pada umumnya. "Kita menggunakan seperti pejati serta banten taksu saja, selebihnya itu kehendak Tuhan," jelasnya.

Dirinya mengaku mempelajari mengenai pawang hujan ini dari lontar yang diberikan turun temurun oleh orang tuanya. "Kita memang turun temurun sudah menggeluti profesi pawang hujan ini, jadi sudah dari orang tua terdahulu," tandas Wisnu.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads