Sejumlah rombong pedagang yang terbuat dari kayu ulin di Pantai Kuta hancur diterjang gelombang pasang, Jumat (23/12/2022) malam. Untuk diketahui, wilayah Kecamatan Kuta, Badung, juga diguyur hujan yang disertai angin kencang sejak pagi.
Ketua Satgas Desa Adat Pantai Kuta I Wayan Sirna mengatakan, cuaca buruk itu juga membuat sejumlah tempat papan surfing yang berada di pinggir pantai juga rusak. Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 21.00 Wita.
"Cuaca buruk sudah sejak dua hari yang lalu. Semalam itu air laut sudah pasang sejak pukul 7 malam. Kalau kejadian robohnya lapak itu kira-kira pukul 21.00 Wita," kata Sirna kepada detikBali, Sabtu (24/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan yang diterima dari anggotanya, saat itu gelombang air laut setinggi 2 hingga 2,5 meter. Data sementara yang diperolehnya, total ada 11 rombong pedagang yang rusak akibat fenomena alam itu.
"Pengeras suara (corong informasi) kami juga 2 buah rusak, itu karena angin kencang di depan Hardrock Cafe masing-masing jarak 100 meter," kata dia.
Pihaknya mengaku sudah melaporkan peristiwa tersebut ke pihak Desa Adat Kuta selaku pengelola Pantai Kuta.
Pantauan di lokasi, sejumlah pekerja tampak mengangkut tempat papan surfing untuk dipindahkan ke lokasi yang aman. Sementara itu, rombong kayu ulin untuk sementara tetap dibiarkan di tempat semula. Hingga pukul 11.00 Wita, ombak di Pantai Kuta sedang dalam kondisi pasang.
Untuk diketahui, rombong pedagang maupun tempat papan surfing berbahan kayu ulin itu belum lama berada di Pantai Kuta. Rombong tersebut ditempatkan di sepanjang pantai Samigita (Seminyak, Legian, Kuta). Keberadaan rombong kayu ulin itu pun bertujuan untuk mempercantik Pantai Kuta.
Sebelumnya, Korbid Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya menjelaskan gelombang tinggi juga patut diwaspadai dalam dua hari ke depan. "Ketinggian gelombang rata-rata 2,5 meter sampai 4 meter yang terjadi di sekitar selatan Pulau Bali dan kalau ada perubahan potensi tetap kami update," jelas Wiryajaya, Jumat (23/12/2022).
Ia merinci, potensi gelombang tinggi di pesisir selatan Pulau Bali berpeluang terjadi di Selat Bali bagian selatan, selat Badung, selat Lombok bagian selatan, selat Alas bagian selatan, dan perairan selatan Bali-NTB.
"Kalau di perairan lepas seperti di tengah Samudera Hindia lebih tinggi lagi. Bisa mencapai 4 sampai dengan 6 meter," imbuhnya.
(iws/hsa)