Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengimbau masyarakat Bali untuk waspada terhadap hujan lebat yang disertai angin kencang. Selain itu, masyarakat yang beraktivitas di sektor bahari juga diminta hati-hati terhadap potensi gelombang tinggi.
Prakirawan BBMKG III Denpasar, Kadek Setyawati menyebut cuaca ekstrem diprediksi masih berlangsung hingga dua hari ke depan. Berdasarkan data pada 22 Desember 2022, kecepatan angin maksimum mencapai 35 knots atau sekitar 60-70 km/jam.
"Kecepatan angin 35 knots ini termasuk kategori cuaca ekstrem, di mana batas normalnya itu 25 knots atau 45 km/jam," kata Setyawati kepada detikBali, Jumat (23/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk dua hari ke depan paling tinggi wilayah Bali bagian selatan," imbuhnya.
Dijelaskan, angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh adanya siklon tropis Ellie. Siklon tropis Ellie muncul di daratan utara benua Australia atau sekitar 960 km sebelah tenggara Kupang.
"Fenomena ini menyebabkan terjadinya peningkatan angin di bagian Utara dan dan khususnya di selatan Bali," imbuhnya.
Gelombang Tinggi
Sebelumnya, Korbid Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wiryajaya menjelaskan gelombang tinggi juga patut diwaspadai dalam dua hari ke depan. "Ketinggian gelombang rata-rata 2,5 meter sampai 4 meter yang terjadi di sekitar selatan Pulau Bali dan kalau ada perubahan potensi tetap kami update," jelas Wiryajaya, Jumat (23/12/2022).
Ia merinci, potensi gelombang tinggi di pesisir selatan Pulau Bali berpeluang terjadi di Selat Bali bagian selatan, selat Badung, selat Lombok bagian selatan, selat Alas bagian selatan, dan perairan selatan Bali-NTB.
"Kalau di perairan lepas seperti di tengah Samudera Hindia lebih tinggi lagi. Bisa mencapai 4 sampai dengan 6 meter," imbuhnya.
Wiryajaya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir atau genangan air, longsor, angin kencang, dan pohon tumbang. Begitu juga dengan pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan, wisata bahari, dan masyarakat yang beraktivitas di pesisir.
(iws/hsa)