Apa Itu People Pleaser? Tanda, Penyebab, dan Cara Berhentinya

Apa Itu People Pleaser? Tanda, Penyebab, dan Cara Berhentinya

Anindyadevi Aurellia - detikBali
Selasa, 20 Des 2022 17:54 WIB
Bekerja sama
Ilustrasi People Pleaser. Foto: Icons8 Team/Unsplash
-

Terkadang kita berusaha untuk melakukan kebaikan pada orang lain.

Namun, melakukan terlalu banyak hal untuk kepentingan orang lain dengan mengabaikan kebutuhan pribadi Anda, akan berdampak buruk bagi diri Anda sendiri. Perilaku ini disebut dengan people pleaser.

Perlu disadari bahwa Anda tak harus mencari cara untuk menyenangkan orang lain. Anda tak perlu cemas dan merasa baik hanya karena pujian dan rasa terima kasih mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebiasaan perilaku yang menyenangkan orang secara berlebihan terbentuk dari harga diri yang rendah atau trauma masa lalu.

Untuk memahaminya, simak berikut penjelasan lengkap mengenai people pleaser.

ADVERTISEMENT

Pengertian People Pleaser

Dalam buku Psikologi Sosial oleh W. A. Gerungan Dipl. Psych., dijelaskan manusia merupakan makhluk sosial sehingga membutuhkan orang lain di setiap kehidupan mereka.

Bukan hanya menemani satu sama lain, mereka dapat membantu dan menolong kita disaat kita berada dalam kesulitan.

Namun terkadang kondisi tersebut dapat disalah artikan karena beberapa orang yang terlalu mementingkan kebahagiaan orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri.

Bagi sebagian orang menganggap ini wajar, tetapi jika lama kelamaan justru menyakiti diri sendiri maka tentu perilaku ini tidak sehat.

Fenomena ini disebut people pleaser. Susan Newman, seorang psikolog dari Amerika Serikat menyebut people pleaser merupakan contoh masalah yang sering terjadi di kalangan orang dewasa karena merasa tidak enak dengan orang lain.

Seorang people pleaser cenderung akan selalu berkata 'Ya' dan sulit menolak permintaan orang lain.

Semua itu agar orang lain merasa senang dengan dirinya, tetapi malah membuat diri sendiri merasa dirugikan.

Dalam artikel Medical News Today yang telah diverifikasi oleh Danielle Wade LCSW selaku penasehat medis di Colorado, menjelaskan people pleaser sebetulnya bukan istilah medis.

Umumnya, istilah ini menggambarkan seseorang yang secara konsisten berusaha untuk menyenangkan orang lain, seringkali mengorbankan keinginan atau kebutuhannya sendiri dalam prosesnya.

Kebanyakan orang ingin merasa dicintai dan dihargai. Akibatnya, banyak orang terkadang justru menyesuaikan perilakunya untuk membuat interaksi sosial lebih lancar.

Keinginan untuk membantu orang lain adalah sifat umum pada manusia. Namun kadang saat perlu ada pengorbanan diri seperti memberikan uang, waktu, atau tenaga untuk suatu tujuan.

Seorang people pleaser selalu merasa harus bisa menjadi yang diinginkan orang lain.

Mereka cenderung sering menutupi perasaan yang sebenarnya atau selalu menyetujui untuk membantu orang lain, meskipun sebetulnya ia keberatan.

Seseorang mungkin merasa senang setelah menyenangkan seseorang, tetapi perasaan ini tidak bertahan lama.

Pada akhirnya, ini merugikan mereka, karena mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk peduli dengan diri sendiri.

Ciri-ciri People Pleaser

Berikut ini beberapa ciri-ciri orang yang people pleaser:

  1. Merasa sulit untuk menolak permintaan, selalu berkata setuju
  2. Mau mengambil pekerjaan ekstra meski tidak punya waktu
  3. Sering terlalu berkomitmen pada rencana, tanggung jawab, atau proyek
  4. Mengatakan bahwa mereka baik-baik saja padahal sebenarnya tidak
  5. Menghindari konflik atau ketidaksetujuan dengan orang lain
  6. Mengikuti hal-hal yang tidak mereka sukai meski menjalani setengah hati
  7. Tekanan untuk bersikap ramah, baik, atau ceria setiap saat
  8. Cemas saat harus menyampaikan pembelaan
  9. Tertekan karena komitmen yang mereka ambil
  10. Frustrasi tidak pernah punya waktu untuk diri sendiri
  11. Merasa keinginan sendiri tidak penting dibandingkan dengan orang lain
  12. Takut ditinggalkan atau dimarahi jika menolak saat merasa tidak berkenan
  13. Sering meminta maaf untuk hal yang tidak perlu

Pola perilaku ini akan menjadi racun pada hidup Anda. Anda mungkin memendam kebencian dan frustrasi, merasa terbebani oleh jadwal yang padat, atau kepuasan hidup berkurang karena Anda tidak melakukan hal-hal yang memberikan kesenangan pribadi.

Jika Anda merasakan hal-hal di atas, jangan marah pada diri sendiri. Masih ada waktu untuk mulai peduli terhadap diri sendiri.

Jika Anda merasa sulit mengendalikannya, cobalah untuk konsultasi dengan psikolog profesional.

Penyebab Seseorang Menjadi People Pleaser

Apa saja penyebab seorang menjadi people pleaser? Berikut beberapa di antaranya.

1. Merasa Kurang Berharga

Orang yang merasa dirinya kurang berharga dari orang lain mungkin merasa kebutuhannya tidak penting.

Mereka mungkin kurang memiliki kesadaran tentang apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin juga merasa bahwa mereka tidak memiliki tujuan jika mereka tidak dapat membantu orang lain.

2. Punya Masalah Kecemasan

Beberapa orang mungkin berusaha untuk menyenangkan orang lain karena mereka merasa takut ditolak atau menyinggung lingkungan tersebut.

Misalnya, seseorang dengan kecemasan sosial merasa harus melakukan apa pun yang diinginkan temannya agar orang lain menyukainya.

3. Suka Menghindari Konflik

Orang yang takut akan konflik akan menggunakan segala cara untuk menyenangkan orang sebagai cara untuk mencegah perselisihan.

4. Budaya dan Sosialisasi

Budaya keluarga, komunitas, atau negara seseorang dapat mempengaruhi cara mereka berperilaku terhadap orang lain dan diri mereka sendiri.

Beberapa mungkin mengajarkan bahwa tidak mementingkan diri sendiri adalah suatu kebaikan.

5. Ketidaksetaraan Sosial

Beberapa bentuk ketidaksetaraan dapat memperkuat gagasan bahwa beberapa orang diharuskan untuk menjaga orang lain.

Misalnya, seorang wanita dalam suatu hubungan selalu merasa bahwa mereka harus mengutamakan dan melayani pasangannya.

6. Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian adalah kondisi kesehatan mental jangka panjang.

Misalnya, gangguan kepribadian dependen yang menyebabkan seseorang merasa sangat bergantung pada orang lain untuk mendapatkan bantuan dan persetujuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Misalnya, mereka mungkin membutuhkan pendapat orang lain untuk membuat keputusan sederhana, seperti memilih pakaian yang harus dikenakan.

7. Trauma

Beberapa orang bahkan berusaha cari muka demi menyenangkan orang.

Semua itu dilakukan demi melibatkan upaya untuk mendapatkan kasih sayang dan kekaguman dari orang-orang yang mereka takuti sebagai cara untuk bertahan hidup.

Dampak Menjadi People Pleaser

Menjadi seorang people pleaser ternyata memberikan sejumlah dampak buruk, di antaranya yaitu sebagai berikut.

1. Stres

Stres terjadi ketika seseorang merasa tidak memiliki tenaga untuk mengatasi sesuatu.

Sering terbebani, memiliki beban kerja yang tinggi, atau daftar tugas yang panjang demi menyenangkan orang dapat menimbulkan perasaan ini.

Mengabaikan keinginan atau kebutuhan yang sebenarnya, juga dapat membuat seseorang stres atau cemas.

2. Kelelahan

Mengambil terlalu banyak tanggung jawab atau menampilkan kepribadian yang lebih ceria di sekitar orang lain bisa melelahkan secara mental atau fisik.

3. Abai terhadap Diri Sendiri

Jika seseorang memiliki sedikit waktu atau energi untuk diri mereka sendiri, mereka mungkin mengabaikan aspek perawatan diri.

Sesederhana menjaga kebersihan pribadi, penampilan, kesehatan mental atau fisik, atau karier.

4. Kebencian

Orang yang merasa tidak punya pilihan selain menyenangkan orang lain mungkin tumbuh membenci peran mereka, menyebabkan perasaan marah atau frustrasi.

5. Masalah Hubungan

Ketika seseorang tidak bahagia, hal itu dapat mempengaruhi hubungan mereka.

Misalnya, seseorang mungkin merasa teman atau pasangannya selalu memanfaatkan kesediaannya untuk membantu, sehingga menimbulkan konflik.

Cara Berhenti Menjadi People Pleaser

Untungnya, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk berhenti menjadi people pleaser dan belajar menyeimbangkan keinginan untuk membuat orang lain bahagia tanpa mengorbankan keinginan sendiri.

Daripada merasa bersalah atau menyalahkan, bersikap baik kepada diri sendiri dan renungkan hidup Anda untuk menentukan bagaimana Anda ingin hidup di masa depan.

1. Langkah Pertama, Tunda Jawaban

Jika sebelumnya Anda terbiasa berkata 'Ya', kini tak harus langsung memutuskan 'Ya' atau 'Tidak'.

Cobalah untuk menunda jawaban agar Anda bisa menimang-nimang kemampuan dan mengetahui apa yang Anda inginkan. Cobalah jawaban seperti:

  • Saya cek jadwal terlebih dahulu, ya!
  • Saya akan beri jawaban maksimal nanti malam

Sebelum Anda membuat keputusan, tanyakan pada diri Anda:

  • Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
  • Apakah ini sesuatu yang benar-benar ingin saya lakukan?
  • Apakah saya punya waktu untuk melakukannya?
  • Seberapa lelah saya jika saya mengatakan "ya?"

Penelitian juga menemukan bahwa bahkan jeda singkat sebelum membuat pilihan meningkatkan akurasi pengambilan keputusan.

Dengan memberi diri Anda waktu sejenak, Anda akan lebih mampu memutuskan secara akurat apakah itu adalah sesuatu yang Anda inginkan atau tidak.

2. Bangun Hubungan di Lingkungan yang Tepat

Hubungan yang positif dan sehat dapat mentolerir perbedaan pendapat dan menyelesaikan konflik.

Mulailah untuk bergaul di lingkungan yang memang mampu memberi support, mampu memberi minat pada kehidupan Anda, dan respect kepada Anda.

3. Tumbuhkan Harga Diri

Jika Anda menyadari bahwa menyenangkan orang lain berasal dari kebutuhan untuk menerima pujian atau merasa dihargai, coba untuk bangun rasa harga diri dan kepercayaan diri yang kuat.

Seperti mempelajari keahlian baru, menggeluti apa yang memang disukai, meski memang hal ini membutuhkan ketekunan, waktu, dan latihan.

4. Tetapkan Batas

Penting untuk mengetahui batasan Anda, menetapkan batasan hubungan yang jelas, lalu mengomunikasikan batasan tersebut.

Jika seseorang meminta bantuan terlalu banyak, beri tahu mereka bahwa itu di luar batas kemampuan Anda, sehingga Anda tidak dapat membantu.

5. Tetapkan Prioritas

Pertimbangkan siapa yang ingin Anda prioritaskan? Jika ada sesuatu yang menyedot energi terlalu banyak, cobalah untuk menolaknya.

6. Cobalah Self-Talk Positif

Bangun tekad Anda dengan self-talk yang positif. Ingatkan diri Anda bahwa Anda berhak memiliki waktu untuk diri sendiri.

Anda tidak boleh merasa berkewajiban untuk memberikan waktu dan energi Anda untuk hal-hal yang tidak membuat Anda bahagia.

7. Hindari Membuat Alasan

Penting untuk terus terang saat mengatakan 'Tidak'. Begitu Anda mulai menjelaskan mengapa Anda tidak bisa melakukan sesuatu, Anda memberi orang lain cara untuk membujuk.

Coba gunakan nada tegas saat Anda menolak sesuatu dan tidak usah beri detail tentang alasan Anda.

Nah detikers, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai people pleaser.

Apakah Anda mengalaminya? Sudah waktunya untuk mulai memikirkan kebaikan diri sendiri sebab tidak ada orang lain yang bisa menyayangi diri selain diri kita sendiri. Semoga membantu!




(aau/inf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads