Keputihan merupakan kondisi keluarnya cairan selain darah dari alat kelamin wanita. Kondisi ini sering dialami wanita sepanjang siklus hidupnya, termasuk ketika hamil. Ada keputihan yang normal, ada juga keputihan yang tidak normal dan mengindikasikan adanya infeksi di dalam tubuh.
Apakah Anda tengah hamil dan mengalami keputihan yang membuat tidak nyaman? Nah, jangan buru-buru panik. Mungkin saja hal itu adalah siklus normal. Tetapi jika setelah diteliti tanda-tandanya ternyata itu bukan keputihan yang normal, maka Anda perlu berhati-hati. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keputihan selama masa kehamilan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih jauh mengenai keputihan pada masa kehamilan. Mulai dari penyebab, perbedaan antara keputihan yang normal dan tidak normal, serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Keputihan Saat Hamil Muda
Mengutip jurnal Perawatan Organ Reproduksi dan Kejadian Keputihan pada Ibu Hamil oleh Srinalesti Mahanani dan Debby Natalia dari STIKES RS Baptis Kediri, keputihan terjadi karena beberapa penyebab.
Untuk penyebab keputihan normal saat hamil muda, kehamilan mengakibatkan meningkatnya suplai darah ke vagina dan mulut rahim serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.
Untuk penyebab keputihan tidak normal, ibu hamil rentan mengalami infeksi karena daya tahan tubuhnya menurun demi meningkatkan kebutuhan metabolisme. Hal itu menyebabkan timbulnya gangguan keputihan lebih sering daripada ketika tidak hamil.
Salah satu gejalanya berupa Leukorea atau Fluor Albus (keputihan) yakni keluarnya cairan dari alat kelamin wanita yang tidak berupa darah. Fluor Albus dapat terjadi karena adanya infeksi kuman penyakit pada vagina seperti jamur, parasit, bakteri, dan virus. Kuman-kuman tersebut mengganggu keseimbangan ekosistem vagina.
Keputihan pada wanita hamil juga disebabkan peningkatan stimulus hormon estrogen dan progesteron pada serviks sehingga dapat menghasilkan cairan mukosa yang berlebihan dan berwarna keputihan karena mengandung banyak sel epitel vagina yang lepas akibat hiperplasia kehamilan normal.
Penyebab lainnya adalah karena infeksi jamur Candida albicans yang banyak tumbuh dalam kondisi tidak bersih dan lembab. Jamur ini lebih mudah tumbuh pada wanita hamil karena pada masa kehamilan, jumlah glukosa atau glikogen pada vagina meningkat karena naiknya hormon estrogen dan penurunan keasaman vagina itu sendiri. Glikogen ini merupakan makanan yang baik bagi jamur dan bakteri.
Secara anatomi, alat kelamin wanita juga dekat dengan anus dan uretra sehingga kuman yang berasal dari kedua titik tersebut mudah masuk ke area vagina dan memicu keputihan. Namun, vagina wanita dilengkapi dengan penghalang atau barrier alami yaitu epitel yang cukup tebal, glikogen, dan bakteri Lactobacillus doderlein yang menghasilkan asam pada vagina sehingga memperkuat daya tahan vagina dari serangan kuman.
Perbedaan Keputihan Saat Hamil Normal dan Berbahaya
Menurut Gusti Ayu Marhaeni, dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar dalam jurnal Keputihan pada Wanita, keputihan yang terjadi dapat bersifat normal dan abnormal. Berikut perbedaannya.
1. Gejala
Gejala keputihan normal adalah jernih, tidak berbau, tidak gatal, dan tidak perih. Sedangkan keputihan tidak normal mempunyai ciri-ciri seperti nanah, ditandai dengan jumlah keluar yang banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning, atau kehijauan, gatal perih, dan disertai bau amis atau busuk.
2. Penyebab
Keputihan bersifat fisiologis dan patologis. Keputihan fisiologis terjadi akibat proses alami dalam tubuh. Keputihan fisiologis atau normal biasanya terjadi karena proses proliferasi atau pembentukan hormon estrogen oleh ovarium yang menyebabkan keluarnya sekret berbentuk seperti benang tipis dan elastis.
Sedangkan keputihan patologis terjadi akibat infeksi dari jamur, bakteri, atau virus. Selain itu, keputihan patologis merupakan tanda dari kelainan pada alat reproduksi. Keputihan tidak normal bisa jadi adalah indikasi dari berbagai penyakit seperti vaginistis, kandidiasis, dan trikomoniasis. Ketiganya adalah sebagian gejala Penyakit Menular Seksual.
Selain itu, keputihan tidak normal juga bisa dipahami sebagai indikasi dari infeksi pada saluran telur dan dapat berpengaruh pada saluran reproduksi sehingga memungkinkan terjadinya infertilitas.
Mencegah dan Mengatasi Keputihan Selama Kehamilan
Keputihan tidak normal yang dibiarkan bisa menimbulkan masalah kesehatan reproduksi yang lebih serius. Namun jangan khawatir, ada beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi keputihan selama kehamilan. Berikut ulasannya mengutip jurnal Srinalesti Mahanani dan Debby Natalia.
- Pastikan tangan bersih sebelum menyentuh vagina dan sekitarnya.
- Bersihkan vagina bagian luar dengan benar setelah buang air kecil dan buang air besar. Siram dengan air bersih dari arah depan ke belakang, kemudian keringkan supaya tidak lembap.
- Hindari menggunakan sabun atau shower gel pada alat kelamin.
- Biasakan untuk membersihkan alat kelamin sebelum dan sesudah berhubungan seksual.
- Ganti celana dalam secara rutin. Apabila terasa sudah lembap atau tidak nyaman, segera ganti dengan celana dalam baru yang bersih dan kering.
- Jika perlu, gunakan pantyliner agar keputihan tidak menempel di celana dan menyebabkan lembap.
Sekarang kita lebih memahami tentang penyebab keputihan pada ibu hamil muda dan bagaimana membedakan antara keputihan normal dan tidak normal, serta cara mencegah dan mengatasinya.
Apabila Anda mengalami keputihan, meskipun itu normal, segera lakukan cara-cara mengatasi di atas untuk mengurangi risiko infeksi bakteri akibat alat kelamin yang terlalu lembap. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda, detikers!
(des/fds)