Seiring perkembangan zaman, ada sejumlah cara dalam mengukur tingkat penyebaran suatu penyakit di masyarakat, salah satunya dengan pengukuran prevalensi.
Dalam dunia kesehatan, prevalensi adalah istilah yang termasuk dalam ilmu epidemiologi yang berfungsi untuk mengetahui penyebaran penyakit.
Sebenarnya tak hanya prevalensi, dalam mengukur penyebaran penyakit juga bisa menggunakan cara insidensi. Namun, dalam artikel ini detikBali akan fokus membahas tentang prevalensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana cara mengukur prevalensi yang benar? Lalu apa yang membedakan antara prevalensi dengan insidensi? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini yuk detikers.
Pengertian Prevalensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prevalensi adalah jumlah keseluruhan penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di sebuah wilayah.
Dijelaskan dalam buku Essential Epidemiology: An introduction for Students and Health Professionals oleh Webb P, prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam sebuah populasi pada waktu tertentu.
Dalam prevalensi terdapat dua cara pengukuran yang digunakan yakni point prevalence (prevalensi sesaat) dan period prevalence (prevalensi periode).
Lalu dijelaskan dalam buku Pengantar Epidemiologi oleh Azrul Azwar, prevalensi adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan dalam jangka waktu tertentu di dalam masyarakat.
Prevalensi juga dapat menunjukkan masalah kesehatan lainnya atau sebuah kondisi tertentu, misalnya prevalensi perilaku merokok di suatu populasi.
Prevalensi adalah angka kejadian penyakit yang diperoleh dari suatu survei, lalu dapat memperlihatkan ukuran beban penyakit dalam suatu populasi.
Salah satu fungsi dari prevalensi yakni sebagai perencanaan dan administrator kesehatan masyarakat yang ingin menentukan alokasi sumber daya perawatan, serta dapat mengetahui layanan kesehatan apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Cara Mengukur Prevalensi
Seperti yang dijelaskan di atas, cara mengukur prevalensi dibagi menjadi dua yakni point prevalence dan period prevalence. Lantas, apa yang membedakan antara keduanya? Simak pembahasannya di bawah ini.
1. Point Prevalence
Point prevalence atau prevalensi sesaat adalah probabilitas dari individu dalam populasi masyarakat yang tengah sakit pada suatu waktu tertentu. Untuk menghitung angka point prevalence dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Point prevalence = Jumlah penderita (pada waktu tertentu) / Jumlah populasi pada waktu tertentu
Point prevalence juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan sampel pada penelitian epidemiologi. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi angka point prevalence, yakni:
- Tingkat keparahan penyakit
- Durasi lamanya sakit
- Jumlah kasus baru
- Perpindahan orang sehat (migrasi)
- Pelayanan kesehatan
- Masuknya orang berisiko terserang penyakit
2. Period Prevalence
Period prevalence atau prevalensi periode adalah variasi yang mewakili jumlah orang yang terkonfirmasi kasus penyakit pada periode waktu tertentu.
Nilainya dapat ditentukan dengan cara dibagi dengan jumlah total orang dalam populasi tersebut. Untuk menghitung angka period prevalence dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Prevalensi = Jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu / Jumlah orang dalam populasi yang ditentukan pada titik waktu yang sama
Perbedaan Prevalensi dan Insidensi
Sayangnya, masih banyak orang yang salah mengartikan antara prevalensi dan insidensi. Memang, keduanya merupakan bagian dari ilmu epidemiologi, tetapi keduanya memiliki perbedaan. Lantas apa perbedaan antara prevalensi dan insidensi?
Dijelaskan dalam buku Epidemiologi Dasar oleh Prof Dr Nur Nasry Noor, dkk, prevalensi tidak dapat digunakan untuk menentukan penyebab.
Hal ini karena pada survei prevalensi, baik penyebab maupun akibat kejadian, diamati bersamaan. Selain itu, penggunaan prevalensi juga lebih banyak untuk perencanaan dan evaluasi program.
Sementara itu, insidensi mengacu pada tingkat di mana peristiwa baru terjadi di dalam suatu populasi. Insidensi memperhitungkan periode waktu variabel di mana individu bebas penyakit berubah menjadi berisiko menyebarkan penyakit.
Dalam perhitungan insidensi, kejadian pembilangnya adalah banyaknya kejadian yang baru terjadi dalam waktu tertentu. Lalu pembilang penyebutnya adalah populasi yang berisiko mengalami peristiwa selama periode ini berlangsung.
Mudahnya, insidensi lebih merujuk pada kasus yang baru dan digunakan untuk mengetahui etiologi dari penyakit. Sementara prevalensi lebih banyak digunakan untuk merujuk kepada status kesehatan dalam populasi tertentu.
Contoh Kalimat Menggunakan Prevalensi
Setelah memahami apa itu prevalensi dan sejumlah cara untuk mengukurnya, mari kita simak contoh kalimat yang menggunakan kata prevalensi. Jadi, ketika detikers mendengar kata prevalensi sudah tidak bingung lagi dan langsung paham maksudnya apa.
Berikut ini sejumlah contoh dari penggunaan kata prevalensi dalam bentuk kalimat:
- Perdana Menteri Inggris resmi memerintahkan kepada seluruh jajarannya untuk melakukan prevalensi terkait penyebaran virus COVID-19. Hal ini untuk mencegah virus semakin menyebar dan berisiko menimbulkan korban jiwa.
- Prevalensi jadi hal wajib yang dilaksanakan oleh pemerintah di masing-masing wilayah di Tanah Air. Pasalnya, hal ini penting untuk bahan penelitian dan evaluasi pemerintah ke depannya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Nah, itu dia detikers penjelasan mengenai prevalensi beserta cara mengukurnya, perbedaan dengan insidensi, dan contoh kalimat yang menggunakan kata prevalensi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kamu yang tengah mempelajari prevalensi.
(ilf/inf)