Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang diakibatkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat ditularkan melalui droplet di udara. Untuk itu, penyakit satu ini cukup mudah ditularkan, yakni lewat batuk, bersin, bahkan lewat bicara.
Kasus penyakit TBC di Indonesia sendiri cukup tinggi. Menurut situs p2p.kemkes.go.id, diperkirakan terdapat 824.000 orang yang mengidap TBC. Angka yang fantastis ini membuat pencegahan harus dilakukan. Salah satunya melalui tes mantoux.
Tes mantoux adalah tes yang dilakukan guna memeriksa ada tidaknya bakteri penyakit TBC pada tubuh seseorang. Mengingat penyakit ini sangat mudah ditularkan, tes mantoux dapat memberi peringatan dini dan membantu dokter memberikan perawatan yang lebih terarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kamu yang penasaran, berikut beberapa hal seputar tes mantoux, mulai dari prosedur hingga cara membaca hasilnya.
Apa Itu Tes Mantoux?
Dilansir dari e-paper berjudul Tes Mantoux yang diunggah oleh Niken Patmasari melalui situs scribd.com, tes mantoux adalah alat diagnostik untuk penyakit tuberkulosis. Tes mantoux biasa disebut juga sebagai tes sensitivitas tuberkulin, tes Pirquet, atau tes PPD.
Tes mantoux dilakukan dengan menyuntik tuberkuloprotein dengan jarum kecil secara intradermal di daerah volar lengan bawah. Tuberkuloprotein merupakan protein yang berasal langsung dari penyakit TBC.
Tes mantoux bertujuan untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi TBC atau tidak. Sebenarnya diagnosis terhadap TBC tidak hanya dilakukan dengan tes mantoux karena banyak faktor lain yang harus turut diperiksa.
Hasil tes mantoux harus dibarengi dengan pemeriksaan kesehatan lain untuk memastikan hasilnya benar-benar akurat. Tes lainnya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, dan tes laboratorium.
Prosedur Tes Mantoux
Prosedur dari tes mantoux adalah sebagai berikut.
- Bersihkan sepertiga sisi tengah dari volar lengan bawah menggunakan aquades. Setelahnya, keringkan menggunakan kasa.
- Suntikkan sebanyak 0,1 ml PPD 5-TU/PPD-RT 23-2TU secara intradermal (ke dalam kulit) dari arah distal hingga muncul benjolan berdiameter 5 mm. Buat tanda melingkar di benjolan tersebut.
- Jangan sentuh, tekan, atau usap bekas suntikan dengan basa maupun kapas alkohol.
- Baca indurasi yang terjadi setelah 48 hingga 72 jam kemudian. Ukur diameter transversal. Kemudian lihat apa muncul bula atau tidak.
Proses penyuntikan bisa gagal. Hal tersebut ditandai dengan jarum suntik masuk terlalu dalam atau cairan malah terbuang keluar. Apabila ini terjadi, proses penyuntikan harus diulangi.
Pastikan suntikan diulang di tempat berbeda dengan jarak paling kecil 4 cm dari suntikan pertama. Catat lokasi suntikan yang baru agar tidak tertukar ketika pembacaan hasil. Untuk suntikan kedua ini, tak perlu menandai benjolan karena bisa mengganggu hasil.
Cara Membaca Hasil Tes Mantoux
Hasil tes mantoux biasanya dibaca 48-72 jam setelah tes, lebih baik setelah 72 jam. Meski begitu, hasil tes mantoux ini masih bisa dibaca hingga setelah 96 jam.
Apabila setelah 96 jam hasilnya positif, maka tes dianggap masih valid. Namun apabila setelah 96 jam tes hasilnya negatif, maka tes mantoux ini harus kembali diulang untuk memastikan akurasnya.
Menurut e-paper berjudul Mantoux Test yang diunggah oleh Hasan Al Bashri melalui situs scribd.com, cara membaca hasil tes mantoux adalah sebagai berikut.
- Tentukan indurasi menggunakan metode palpasi.
- Ukur diameter transversal terhadap sumbu panjang lengan.
- Catat hasilnya sebagai pengukuran tunggal dan dalam satuan mm. Catat pula tanggal pembacaan serta beri nama dan tanda tangan pembaca.
- Beri kompres dingin atau steroid topikal apabila timbul rasa gatal di sekitar benjolan atau rasa tidak nyaman pada bekas suntik.
Apabila hasil tes mantoux positif, berarti:
- Mengalami infeksi TBC alamiah, biasanya terjadi setelah terinfeksi TBC, sedang sakit TBC, atau pasca terapi TBC.
- Sedang menerima imunisasi BCG.
- Mengalami infeksi Mikobakterium atipik atau M. leprae.
Apabila hasil tes mantoux negatif, berarti:
- Tidak adanya infeksi TBC pada tubuh.
- Sedang dalam masa inkubasi infeksi TBC, yang artinya bakteri sudah masuk namun gejala belum timbul.
- Terjadi anergi. Anergi merupakan kondisi ketika tubuh tidak mampu memberikan reaksi terhadap suntikan tuberkulin. Hal ini terjadi karena gangguan sistem imun di dalam tubuh.
Dengan demikian, akibat kondisi ini, seseorang yang seharusnya terinfeksi TBC jadi tidak dapat terdiagnosis dengan baik. Anergi terjadi karena beberapa hal berikut.
- Gizi buruk
- Pemakaian steroid untuk jangka panjang
- Penggunaan obat kanker
- Sakit campak dan cacar air
- Pemberian vaksin dengan menggunakan virus hidup
Hal yang Mempengaruhi Hasil Tes Mantoux
Menurut tesis karya Dwi Purnomo Sidhi yang dikutip dari repositori Universitas Diponegoro, berikut beberapa hal yang mempengaruhi hasil tes mantoux.
- Usia dari pasien yang dites.
- Jenis kelamin
- Skar BCG
- Pendidikan dan pekerjaan orang tua
- Gejala dari tuberkulosis
- Riwayat kesehatan
- Kepadatan hunian yang dinilai dari jumlah anggota keluarga
- Pemberian kemoterapi atau kortikosteroid
- Infeksi bakteri lain
- Infeksi HIV
- Kontak dengan penderita tuberkulosis
- Malnutrisi
- Penyakit sarkoidosis
Itulah dia beberapa hal seputar tes mantoux, mulai dari prosedur, cara membaca hasilnya, hingga hal-hal yang mempengaruhi hasil tes tersebut. Apabila dirasakan tanda-tanda TBC, sebaiknya langsung konsultasi dengan dokter.
Jangan melakukan diagnosis sendiri atau mengabaikan gejala yang kamu rasakan. Semakin dini penyakit TBC terdeteksi, maka semakin tinggi pula peluang kesembuhannya.
(khq/inf)