Urutan Nada yang Disusun Secara Berjenjang Disebut? Ini Jawabannya!

Urutan Nada yang Disusun Secara Berjenjang Disebut? Ini Jawabannya!

Anindyadevi Aurellia - detikBali
Sabtu, 10 Des 2022 05:45 WIB
Ilustrasi not lagu
Ilustrasi urutan nada. Foto: Getty Images/iStockphoto/CJ_Romas
-

Musik merupakan salah satu bagian pokok dalam kehidupan manusia. Hampir semua peradaban masyarakat di dunia ini mengenal musik sebagai hasil budaya seperti adanya lagu daerah, alat musik daerah, dan lainnya. Sehingga bisa dikatakan musik berhubungan erat dengan kehidupan sosial masyarakat.

Dalam seni musik tentu kita mengenal keberadaan urutan nada yang disusun secara berjenjang. Urutan nada ini diberi istilah tangga nada. Isinya yakni kumpulan nada harmonis. Terciptanya keharmonisan karena adanya aturan dalam nada-nada itu. Simak berikut ini penjelasan lengkap mengenai tangga nada.

Mengenal Tangga Nada dalam Musik

Dalam pelajaran musik, ada dua tokoh yang populer dengan penjelasannya mengenai tangga nada. Ialah Allen Winold dan Jhon Rehn yang menulis dalam bukunya Introduction to Music Theory, bahwa tangga nada adalah susunan titi nada yang berturut-turut dari urutan nada rendah ke nada tinggi atau nada tinggi ke nada rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Allen Winold, tangga nada adalah satu nada (tonik) yang berurutan ke tujuh nada lainnya secara berurutan (tonik, super tonik, mediant, subdominant, dominant, submediant, leading tone, oktaf).

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa nada sebagai bagian dari tangga nada merupakan bunyi yang memiliki tinggi rendah, semuanya merupakan wujud dari getaran yang teratur.

ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Tangga Nada

Secara garis besar tangga nada dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Tangga Nada Diatonik

M Noor Said dalam buku Nada dan Irama menjelaskan bahwa tangga nada diatonis mayor adalah tangga nada dengan jarak satu dan setengah. Penggunaan tangga nada ini familiar pada musik barat. Tangga nada ini disusun dengan kombinasi interval semiton antara nada yang ada.

Jarak antara 2 nada berdekatan disebut semitone, dan dua buah semitone disebut tone. Sedangkan tanda kres (#) adalah nada yang dimainkan satu semiton lebih tinggi dari nada semula, dan tanda mol (b) berarti nada yang dimainkan satu semitone lebih rendah dari nada semula.

Tangga nada diatonik memiliki 7 nada pokok dan masing-masing nada pokok tersebut memiliki hubungan keluarga harmoni.

Ciri tangga nada ini adalah bersifat riang gembira, bersemangat, biasanya diawali dan diakhiri dengan nada do=C, mempunyai pola interval 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2.

Dalam ilmu akustik, tangga nada diatonik sering disebut sebagai laras internasional, karena tangga nada diatonik memiliki spesifikasi frekuensi nada yang baku dan tetap.

Tidak seperti tangga nada dalam etnis-etnis tertentu seperti instrumen gamelan dari Jawa dan sasando NTT. Namun saat ini banyak instrumen etnis yang ditala dengan sistem diatonik agar lebih fleksibel. Hal ini dilakukan agar nada bisa dikolaborasikan dengan instrumen kontemporer.

Secara garis besar tangga nada diatonik memiliki 2 jenis, yaitu:

- Tangga Nada Mayor

Tangga nada mayor disebut juga tangga nada diatonik, yang berarti terdiri dari tujuh buah nada dalam lambang alfabet yang disusun dengan rangkaian jarak nada tertentu (whole steps and half).

Sebenarnya dalam satu tangga nada memiliki 7 nada pokok, namun jika ada yang menyebut 8 nada, maka yang ke-8 adalah nada pengulangan dari nada dasar (tonik).

Tangga nada disusun ke atas atau ke bawah dimulai dari nada tonika sampai oktav dengan interval antar nadanya dari bawah ke atas adalah 1-1-1/2-1-1-1-1/2.

Misalnya dalam tangga nada C Mayor (mayor natural) berikut ini:

C D E F G A B C'

- Tangga Nada Minor

Tangga nada minor adalah tangga nada yang susunan nada-nadanya berjarak 1, 1/2. 1, 1, 1/2, 1, 1. Tangga nada minor diawali dan diakhiri nada do=A. Lagu yang termasuk tangga nada minor bersifat sedih, sendu, pesimis, dan melankolis.

a. Tangga Nada Minor Asli

Tangga nada minor dibentuk dari rangkaian jarak nada whole steps (1) dan half steps (1/2) dengan komposisi jarak nadanya 1-1/2-1-1-1/2-1-1.

Berikut contoh dalam tangga nada A minor Natural.

A B C D E F G A'

Tangga nada minor natural merupakan tangga nada yang memiliki 8 nada yang disusun mulai dari nada tonika sampai oktav dengan interval antar nadanya dari bawah keatas adalah 1-1/2-1-1-1/2-1-1.

Maka nada yang tersusun dalam tangga nada minor asli natural (A minor asli) adalah

A B C D E F G A'

b. Tangga Nada Minor Harmonis

Dalam laman Music Theory Reources menyatakan bahwa tangga nada minor harmonis hampir sama dengan nada-nada pada tangga nada minor asli, namun nada ke-7 dinaikkan 1 semitone (setengah nada) agar menjadi leading tone.

Nada-nada yang tersusun dalam tangga nada minor harmonis natural (a minor harmonis) adalah sebagai berikut

A B C D E F G# A

c. Tangga Nada Minor Melodis

Tangga nada minor melodis sama dengan tangga nada minor asli yang nada ke-6 dan ke-7 nya dinaikkan 1 semitone (setengah nada) untuk (ascending) dan kembali menjadi minor asli saat turun (descending).

Nada-nada yang tersusun dalam tangga nada minor melodis natural (a minor melodis) adalah sebagai berikut

A B C D E F# G# A - Naik (ascending)

A B C D E F G A - Turun (discending)

2. Tangga Nada Pentatonik

Tangga nada pentatonik biasanya sangat berhubungan erat dengan suatu etnis atau budaya tertentu, sebab tangga nada ini biasanya berasal dari etnis tertentu dengan jenis yang bervariasi.

Kata pentatonic berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata "pente" yang berarti lima dan" tonic" yang berarti nada. Jadi tangga nada pentatonik merupakan tangga nada yang memiliki 5 nada pokok sebagai elemennya.

Tangga nada pentatonik sebenarnya tidak dapat dituliskan dalam notasi umum, sebab instrumen-instrumen etnis menghasilkan nada saat dimainkan dengan kepekaan pendengaran dari empu instrumennya.

Tangga nada pentatonik diselaraskan dengan nada-nada dalam laras diatonik. Ada dua jenis tangga nada pentatonik yang lazim terdapat pada karya musik daerah di Indonesia pada umumnya, yaitu:

a. Pelog

Tangga nada pelog biasa digunakan pada lagu atau instrumen-instrumen musik etnis. Sebagai contoh, di daerah Jawa menggunakan tangga nada pelog dalam gamelan.

Pelog biasanya mendominasi karya-karya musik untuk kesenian kreasi kontemporer seperti campursari, yang membuat nada-nada pada gamelan disesuaikan dengan nada-nada pada instrumen kontemporer.

Banoe Ponoe dalam buku Kamus Musik menjelaskan bahwa menurut karakteristik tangga nadanya, pelog biasanya menggambarkan lagu yang sedih dan haru.

Pelog memiliki 7 buah nada pokok namun dalam penerapannya hanya digunakan lima nada saja. Dalam gamelan Jawa, laras pelog memiliki 7 nada yang sudah berwujud bilahan dengan nama dan notasinya masing-masing.

Tangga nada pelog memiliki tiga laras yaitu Laras Pelog Patet 6, Laras pelog Patet Barang, dan Laras pelog patet Lima.

b. Slendro

Slendro juga sering dimodifikasi menjadi standar frekuensi laras internasional untuk digabungkan dalam karya musik kontemporer.

Tangga nada Slendro merupakan suatu laras yang memiliki 5 nada pokok, sehingga disebut pentatonik murni. Lagu-lagu dengan tangga nada slendro biasanya bernuansa gembira dan lincah.

Ada 3 laras yang dikenal dalam tangga nada slendro yaitu Laras Slendro Patet Sanga, Laras Slendro Patet Nem, dan Laras Slendro Patet Manyura.

Nah detikers, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai tangga nada. Sekarang kamu sudah paham, ya? Semoga membantu!




(aau/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads