Berjalan dan berlari adalah 2 aktivitas yang sering dilakukan dalam aktivitas sehari-hari manusia. Kita semua tentunya tahu bahwa kedua aktivitas ini berbeda satu sama lain, namun dimanakah sebenarnya letak perbedaannya? Apa jalan yang cepat itu bisa langsung disebut sebagai berlari? Apakah berlari pasti selalu lebih melelahkan dibandingkan berjalan?
Perbedaan antara jalan dengan lari tidak serta merta hanya dilihat berdasarkan kecepatannya saja. Ada yang dinamakan jalan cepat dan ada pula lari lambat seperti jogging. Untuk itu, terdapat beberapa faktor yang membedakan jalan dengan lari selain dari kecepatan.
Bagi kamu yang penasaran, simak perbedaan antara jalan dengan lari berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenali Berbagai Perbedaan Jalan dengan Lari
Berjalan dan berlari merupakan 2 aktivitas yang serupa, namun tak sama. Perbedaan antara jalan dengan lari terletak pada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Dilansir dari e-paper berjudul Pengertian Jalan dan Lari yang diunggah oleh Indah Tania Mus'id melalui situs scribd.com, jalan adalah gerakan perpindahan tubuh dari satu titik ke titik posisi lainnya dengan melangkahkan kaki secara bergantian. Gerakan berjalan biasanya lebih didominasi oleh gerakan kaki. Beberapa manfaat dari jalan kaki adalah sebagai berikut.
- Meningkatkan kesegaran jasmani.
- Mengurangi stres dan depresi.
- Melancarkan sirkulasi darah.
- Menyehatkan tubuh tanpa risiko cedera yang tinggi.
Lari adalah kegiatan perpindahan tubuh dari satu titik ke titik posisi lainnya dengan melangkahkan kaki secara bergantian dengan kecepatan yang lebih tinggi. Manfaat dari berlari ini hampir sama dengan berjalan, hanya saja kecepatan berlari memang lebih tinggi dibanding berjalan. Selain itu, kegiatan berlari memiliki risiko cedera lebih tinggi dibanding berjalan.
Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan beberapa perbedaan antara jalan dengan lari yang perlu kamu ketahui. Simak sampai akhir ya!!
Posisi Kaki
Salah satu perbedaan antara jalan dengan lari terletak pada posisi kaki dan kontak dengan tanah. Ketika berjalan, salah satu kaki akan selalu kontak dan menyentuh tanah. Ketika satu kaki tidak bertumpu, maka kaki lainnya akan jadi tumpuan, begitu pula sebaliknya. Hal ini sedikit berbeda dengan berlari.
Ketika berlari, ada momen-momen ketika kedua kaki sama sekali tidak menyentuh tanah. Kedua kaki diayunkan dengan kencang untuk dapat berlari sehingga kaki melayang. Maka itu, ketika kamu berlari, kamu mungkin merasa seperti sedang terbang. Berbeda dengan berjalan yang salah satu kakinya pasti bertumpu di tanah.
Sudut Lutut
Sudut lutut ketika berjalan dan berlari juga berbeda. Ketika berjalan, sudut lutut cenderung normal, pastinya lebih dari bentuk siku-siku atau 90 derajat. Sedangkan ketika seseorang sedang berjari, sudut lututnya lebih banyak menekuk, jauh lebih menekuk dibanding ketika sedang berjalan.
Risiko Cedera
Risiko cedera ketika berlari itu lebih tinggi dibanding ketika berjalan, terutama di bagian lutut dan area pergelangan kaki. Hal ini dikarenakan pergerakan yang dilakukan ketika berjalan lebih mudah dan normal. Gerakan ketika berlari juga biasanya lebih cepat, sehingga risiko cederanya lebih tinggi. Beberapa cedera yang biasa terjadi ketika berlari adalah sebagai berikut.
- Runner's knee.
- Sindrom iliotibial band (ITBS).
- Plantar Fasciitis.
- Tendinitis achilles.
- Fraktur stres.
- Shin splints.
Untuk itu, ketika sedang berlari, pastikan untuk selalu fokus dan menjaga konsentrasi, jangan sampai cedera karenanya. Bagi kamu yang jarang berolahraga, lebih baik awali olahraga dengan berjalan, jangan langsung berlari, apalagi lari yang cepat, karena dapat berbahaya bagi kesehatan sendi dan tulang. Kamu bisa awali dengan berjalan untuk beberapa saat, lalu tingkatkan terus durasi dan jaraknya.
Titik Tumpu
Perbedaan antara jalan dengan lari terletak pada titik tumpunya juga. Dilansir dari e-paper berjudul Perbedaan Antara Jalan dan Lari yang diunggah Ana Alifah melalui situs scribd.com, ketika kamu berjalan maupun berlari, ada beberapa anggota tubuh yang dapat membantu pergerakan menjadi lebih maksimal.
Saat kamu berjalan, menggerakan tangan dapat membantu memaksimalkan proses berjalan ini. Titik tumpu kekuatan berjalan terletak pada langkah kaki. Berbeda dengan berjalan, proses berlari memiliki beberapa titik tumpu, yakni sebagai berikut.
- Gerak tangan yang membantu mendorong tubuh.
- Tekukan lutut dengan bantuan otot quadriceps yang memberi kekuatan lebih ketika berlari dan melakukan kontak dengan tanah.
Manfaat
Baik berlari dan berjalan sama-sama memiliki manfaat yang baik bagi tubuh. Namun, nyatanya terdapat perbedaan manfaat antara berjalan dan berlari ini. Dilansir dari e-paper berjudul Perbedaan Jalan dan Lari yang diunggah Tatike Tietie Tiemoot melalui situs scribd.com, manfaat jalan cepat adalah sebagai berikut.
- Mengurangi risiko penyakit jantung sebesar 9,3%.
- Mengurangi risiko kolesterol tinggi sebesar 7%.
- Mengurangi risiko diabetes sebesar kurang lebih 12%.
Manfaat dari berlari adalah sebagai berikut.
- Mengurangi risiko penyakit jantung sebesar 4,5%.
- Mengurangi risiko kolesterol tinggi sebesar 4,3%.
- Mengurangi risiko diabetes sebesar kurang lebih 12%.
Untuk itu, jangan lagi menganggap bahwa berlari itu lebih berkhasiat bagi kesehatan dibandingkan berjalan. Apabila dilakukan dengan postur yang tepat, maka berjalan juga bisa memiliki manfaat yang sama dengan berlari, bahkan lebih baik.
Kalori Terbakar
Kalori yang terbakar dari kegiatan berlari dan berjalan juga berbeda. Dilansir dari situs webmd.com, berlari dapat membakar kalori 2 kali lebih banyak dibandingkan berjalan per menitnya.
Sebagai contoh, untuk orang dengan berat 70 kg, berjalan 6 km per jam selama 30 menit dapat membakar 156 kalori, sedangkan berlari 9,5 km per jam untuk waktu yang sama dapat membakar 356 kalori.
Beban yang Dirasakan
Ketika berlari, ada momen ketika kedua kaki sama sekali tidak menyentuh tanah. Ketika kaki kembali menyentuh tanah, kamu akan merasakan beban sebesar 3 kali berat tubuhmu. Karena itulah, kegiatan berlari ini lebih melelahkan dan lebih berisiko cedera dibanding berjalan.
Risiko Osteoartritis
Meski risiko cedera dari berlari lebih tinggi, nyatanya pelari memiliki risiko mengalami osteoartritis yang lebih rendah dibanding pejalan kaki. Hal ini dikarenakan biasanya, rata-rata pelari memiliki BMI yang lebih rendah dibanding pejalan kaki, sehingga kerusakan pada tulang ini lebih kecil risikonya.
Itulah dia beberapa perbedaan antara jalan dengan lari. Bagaimana, kini sudah tidak lagi bingung dengan kedua aktivitas ini bukan?
Untuk kamu yang ingin mulai olahraga dan bingung antara olahraga jalan dan lari, sesuaikan kembali dengan tujuan yang ingin kamu capai. Kalau kamu ingin cepat turun berat badan, tentu berlari lebih baik. Namun apabila kamu memiliki cedera atau kondisi kesehatan lainnya, berjalan mungkin lebih cocok untukmu.
(khq/fds)