Setiap hewan memiliki cara berkembang biak yang berbeda-beda. Umumnya, perkembangbiakkan hewan dibagi menjadi dua cara, yaitu melahirkan dan bertelur. Ada hewan yang berkembangbiak dengan cara melahirkan, ada juga yang berkembang biak dengan cara bertelur. Uniknya, hewan yang melalui kedua cara perkembangbiakan tersebut juga ada.
Dua jenis perkembangbiakkan tersebut dapat terjadi karena ada pertemuan antara sel sperma kelamin jantan dengan sel telur kelamin betina. Namun, ada perkembangbiakkan tunggal yang tidak memerlukan pertemuan sel antar kelamin pun dapat terjadi.
Pada artikel ini, perkembangbiakkan buaya menjadi pertanyaan. Buaya berkembang biak dengan cara yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya. Ingin mengetahui buaya berkembang biak dengan cara apa? Simak artikel berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buaya Berkembang Biak dengan Cara?
Buaya termasuk ke dalam kelas reptilia dan ordo crocodilia. Meski ada juga reptil yang bersifat vivipar atau melahirkan, mayoritas hewan dalam kelas reptil berkembang biak dengan cara bertelur, yang disebut sebagai ovipar. Dengan kata lain, buaya berkembang biak dengan cara bertelur atau ovipar.
Pada perkembangbiakkan dengan cara bertelur, fertilisasi terjadi di dalam tubuh hewan. Cara bertelur ini sebenarnya dibagi menjadi dua.
Pada reptil ovipar, reptil akan mengeluarkan telur-telurnya dari dalam tubuh dengan cangkang yang keras. Namun, bagi reptil yang bersifat ovovivipar atau gabungan bertelur dan melahirkan, reptil akan menghasilkan telur dengan banyak kandungan kuning telur dan telur tersebut tumbuh hingga berkembang di dalam oviduk betina.
Berikut ini beberapa sistem reproduksi yang digunakan buaya untuk berkembang biak dengan cara bertelur.
- Testis
Testis pada buaya berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen.
- Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi buaya meliputi duktus mesonefrus yang berfungsi sebagai saluran reproduksi buaya dan menuju kloaka, duktus wolf dekat testis yang bergelung membentuk epididimis, tubulus mesonefrus yang berfungsi membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis, dan duktus deferen.
Ciri-ciri Khusus pada Buaya
Mengutip Dhiyaulhaq dalam buku Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap Plus SD Kelas 3, 4, 5, & 6, ciri-ciri khusus pada buaya terdiri dari tiga hal. Ketiga ciri inilah yang menjadikan buaya sebagai hewan yang berbeda dari hewan lain. Ciri-ciri khususnya yaitu:
1. Memiliki Rahang yang Kuat
Ciri khusus buaya yang pertama adalah memiliki rahang yang kuat. Rahang ini meliputi gigi taring yang tajam dan moncong yang panjang untuk menangkap mangsa dan merobek daging.
2. Ekor yang Kuat
Ciri khusus pada buaya yang selanjutnya adalah ekor yang kuat. Ekor ini dapat membantu buaya berenang cepat untuk mengejar mangsanya.
3. Katup yang Menutup Hidung Ketika Berenang
Terakhir ada katup hidung. Katup pada hidung buaya memiliki peranan yang penting dalam mencegah air masuk ke dalam sistem pernapasan.
Ciri Umum Buaya
Secara umum, hewan reptil seperti buaya atau ordo crocodilia menjadi hewan reptil dengan ukuran paling besar di antara reptil lainnya. Kulit mereka mengandung sisik dari bahan tanduk. Ukuran tubuhnya pun bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga muara raksasa.
Mengesampingkan bentuk atau fisiknya yang terlihat bagai hewan zaman purba, buaya pada dasarnya adalah hewan melata yang kompleks. Buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga dada (diafragma), dan cerebral cortex, tidak seperti reptil pada umumnya. Kemudian, buaya merupakan hewan poikilotermik, yang berarti buaya akan banyak berjemur di siang hari untuk menjaga suhu tubuhnya.
Deskripsi Buaya
Menurut Ahmad Ripai dan Legowo Kamarubayana dalam jurnalnya yang berjudul Penangkaran Buaya Muara (Crocodylus Porosus) di PT. Makmur Abadi Permai Samarinda Kalimantan Timur, terdapat empat jenis buaya di Indonesia. Empat jenis buaya tersebut meliputi tomistoma schlegelii, crocodylus siamensis, crocodylus novaeguineae yang dilindungi berdasarkan SK Mentan No. 327/Kpts/Um/5/1978, dan crocodylus porosus yang dilindungi juga berdasarkan SK Mentan No. 716/Kpts/Um/105/1980.
Keempat jenis buaya ini dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Berdasarkan surat keputusan tersebut, pemanfaatan semua jenis buaya di Indonesia harus dilakukan dengan izin dari Menteri Kehutanan Indonesia terlebih dahulu.
Umumnya, buaya dimanfaatkan secara maksimal oleh pemburunya, mulai dari dagingnya yang bisa dimakan, sejumlah bagian tubuh untuk pembuatan bat, dijadikan hewan peliharaan, hingga diperjualbelikan sebagai barang komoditas.
Itulah informasi seputar cara perkembangbiakan buaya. Buaya berkembang biak dengan cara mengeluarkan telur yang disebut sebagai ovipar. Semoga artikel ini membantu Anda mengenal cara perkembangbiakkan buaya.
(des/fds)