Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali berencana akan mengambil kembali kerangka bangkai lumba-lumba yang terdampar di Pantai Penimbangan (PP), Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali, Senin (5/12/2022).
Kerangka tersebut akan dirangkai kembali untuk dijadikan media pembelajaran terkait pendidikan konservasi untuk anak-anak.
Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Wilayah 1 BKSDA Bali Sumarsono mengatakan bahwa bangkai lumba-lumba tersebut sengaja ditenggelamkan di kawasan Pantai Penimbangan. Bangkai mamalia dilindungi itu dibungkus dan ditenggelamkan di lokasi yang telah ditandai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuannya agar tulang-belulangnya bisa dirangkai kembali untuk dijadikan media belajar bagi anak-anak. Sebab lumba-lumba jenis fraser atau lumba-lumba serawak jarang ditemui di perairan Bali.
"Kerangkanya akan dijadikan media pendidikan konservasi bagi anak karena lumba-lumba jenis ini jarang ditemui di perairan ini," kata Kasi Konservasi BKSDA Bali Sumarsono, Selasa (6/12/2022).
Sumarsono menambahkan, pihaknya telah melalukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kematian mamalia tersebut. Kendati demikian penyebab kematian belum diketahui lantaran bangkai lumba-lumba kondisinya rusak parah. Namun dari visum luar tidak ditemukan bekas luka.
"Kami sudah mengambil sampel luar yakni kulit dan gigi. Dari hasil visum luar tidak ditemukan bekas luka. Organ dalam sudah terlalu busuk. Sudah rusak," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan seekor lumba-lumba fraser (Lagenodelphis hosei) ditemukan mati dan terdampar di Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali pada Senin (5/12/2022).
Saat ditemukan, selain sudah dalam kondisi mati, mamalia laut yang dikenal cerdas tersebut juga sudah dalam kondisi kulit mengelupas dan mengeluarkan bau tidak sedap.
(hsa/dpra)