Mengenal Database Adalah: Jenis, Fungsi, dan Contoh

Mengenal Database Adalah: Jenis, Fungsi, dan Contoh

Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang - detikBali
Selasa, 06 Des 2022 12:33 WIB
ilustrasi komputer, hacker
Foto: GettyImages
-

Database adalah kumpulan informasi yang disimpan secara sistematik dalam komputer sehingga kemudian dapat diperiksa dengan mudah melalui program komputer tertentu. Dengan database, kita dapat lebih mudah menganalisis data yang sangat banyak dan menemukan teori, pola, atau kesimpulan dari data-data tersebut.

Memahami dasar tentang database terbilang penting di zaman yang segala sesuatunya mengandalkan data saat ini. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih jauh mengenai apa itu database, jenis-jenisnya, hingga fungsi dan contohnya.

Pengertian Database

Mengutip Andry Andaru dalam makalah Pengertian Database Secara Umum, database atau basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara menurut M Dwi Setyo dalam Materi Basis Data di situs academia.edu, database atau basis data adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu perusahaan atau instansi alam batasan tertentu.

Jika dipahami per kata, basis atau base berarti markas atau gudang tempat berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Jadi, database dapat dipahami sebagai markas atau gudang tempat berkumpulnya representasi fakta dunia nyata dalam bentuk data.

ADVERTISEMENT

Jenis Database

Database memiliki berbagai macam jenis. Berikut penjelasannya mengutip situs Universitas Stekom dan Biro Administrasi Mutu Akademik dan Informasi Universitas Medan Area.

1. Operational Database

Operational database atau On Line Transaction Processing adalah basis data yang berfungsi sebagai suatu tempat untuk mengelola data dinamis secara langsung dan saat itu juga atau real-time. Jenis database ini memungkinkan pengguna untuk melihat, memodifikasi data, dan melakukan sesuatu terhadap data tersebut.

Modifikasi data yang dimaksud antara lain dengan cara mengubah, menambah, atau menghapus data secara langsung melalui perangkat keras yang digunakan. Beberapa bahasa pemrograman yang digunakan dalam operational database antara lain JavaScript Object Notation (JSON) dan Extensible Markup Language (XML).

2. Relational Database

Relational database atau basis data relasional adalah basis data yang mengorganisir data berdasarkan model hubungan data-data tersebut. Jenis database ini memiliki data yang diatur dalam kategori yang telah ditentukan menggunakan serangkaian tabel.

Tabel-tabel tersebut terdiri atas rows (baris), dan column (kolom). Biasanya relational database menggunakan sistem Structured Query Language atau SQL sebagai bahasa pemrograman untuk memelihara basis data. Contoh database relasional antara lain MySQL, Oracle, dan Microsoft SQL Server.

3. NoSQL Database

NoSQL database kerap disebut juga basis data non-relasional adalah basis data yang data-data di dalamnya tidak mengikuti skema yang telah ditentukan sebelumnya. Basis data yang tidak menggunakan SQL biasanya dipahami sebagai jenis database NoSQL.

Karena tidak bersifat relasional, jenis database ini biasanya ideal untuk menyimpan data yang tidak terstruktur atau hanya semi-terstruktur. Salah satu manfaat database NoSQL adalah untuk mengembangkan dan mengubah database dengan cepat tanpa mengganggu aplikasi. Contoh database ini antara lain MongoDB dan CouchDB.

4. Cloud Database

Cloud database adalah basis data yang telah dibuat khusus atau dikustomisasi untuk digunakan dalam lingkungan virtual melalui platform cloud computing. Jenis database ini memberikan berbagai layanan cloud computing kepada pengguna untuk mengakses database.

Beberapa keuntungannya antara lain skalabilitas dan ketersediaan data on-demand yang sangat baik. Pengguna juga dapat membayar kapasitas penyimpanan dan bandwith per pengguna. Contoh cloud database adalah Microsoft Azure SQL database dan Amazon Relational Database Service.

5. Object-Oriented Database

Basis data berorientasi objek adalah kombinasi antara database relasional dengan pemrograman berorientasi objek. Semua jenis data dapat disimpan dalam database jenis ini. Karakteristik dan metode objek yang disimpan dalam database menjelaskan juga apa yang harus dilakukan dengan data-data tersebut.

Data yang terorganisir dalam jenis database ini biasanya diorganisir berdasarkan objek, bukan logika. Beberapa database yang berorientasi objek adalah PostgreSQL, Wakanda, dan ObjectStore.

6. Database Graphs

Database graphs atau basis data grafik adalah database yang memberikan penekanan yang sama pada data dan koneksi. Grafik terdiri dari simpul dan tepi yang masing-masing mewakili entitas dan menentukan hubungan antara entitas data tersebut.

Data dalam jenis database ini memiliki bentuk NoSQL yang menyimpan, memetakan, dan menanyakan hubungan menggunakan teori grafik. Datanya juga tidak terbatas pada model yang sudah ada.

Tujuan utama dari grafik basis data adalah untuk menganalisis interkoneksi data. Contoh database ini adalah Datastax Enterprise Graphs dan Neo4J. Biasanya digunakan untuk menambang data dari media sosial demi mempelajari konsumen atau pengguna media sosial lebih lanjut.

7. Distributed Database

Distributed database adalah suatu basis data dengan perangkat penyimpanan yang tidak terpasang pada perangkat komputer maupun sejenisnya. Basis data ini disimpan pada sejumlah perangkat komputer yang terletak di tempat yang sama atau tersebar melalui jaringan komputer lain yang saling berkaitan.

Sistem ini mendistribusikan data melalui suatu situs yang tergabung dan tidak mempunyai komponen fisik. Data didistribusikan ke sejumlah lokasi yang letaknya berada pada server jaringan yang terorganisir melalui administrator.

8. End-User Database

Salah satu sistem end-user database adalah SQLite, di mana terdapat pada library pemrograman C. SQLite merupakan mesin database server klien dan tertanam ke dalam program akhir, yang membuatnya berbeda dengan sistem lainnya.

Karena tertanam pada rogram akhir itulah, jenis database ini mendukung penyimpanan data akhir di end-user. Sistem ini paling banyak digunakan dalam sistem operasi, peramban web, dan sistem embedded yang lebih luas.

9. Database Warehouse

Database warehouse adalah sistem database yang biasa digunakan untuk melakukan pelaporan dan analisis data. Database warehouse merupakan repository sentral data yang terpadu dan berasal dari satu atau lebih sumber yang berbeda-beda.

Sistem database ini kerap dianggap sebagai komponen inti dari business intelligence. Data yang tersimpan dalam warehouse awalnya diunggah dari sistem operasi, kemudian disimpan dan dimungkinkan untuk pembersihan data.

Fungsi Database

Setelah memahami jenis-jenis database di atas, kita mungkin bertanya-tanya: Apa sih gunanya memahami database dan berbagai bahasa pemrogramannya yang rumit itu? Meskipun terkesan rumit, database memiliki fungsi yang sangat penting bagi keseharian kita. Berikut fungsi dan manfaat database dikutip dari Section Class Content Fakultas Komputer Umitra.

1. Mempermudah Identifikasi Data

Database berfungsi mengelompokkan data untuk mempermudah identifikasi data, menyiapkan data sesuai permintaan user terhadap suatu informasi dengan cepat dan akurat.

2. Menghindari Data Ganda

Database menghindarinya terjadinya inkonsistensi data dan data ganda. Duplikasi data sangat mungkin terjadi karena banyak data dapat diakses dari berbagai tempat. Nah, database ini dapat memudahkan pengguna untuk mendeteksi jika ada data ganda.

3. Memudahkan Akses Penyimpanan Data

Database juga memudahkan akses penyimpanan data, mengedit, serta menghapus data oleh pemegang otoritas database sehingga mengurangi risiko terdapat data palsu atau error.

4. Menjaga Kualitas Data

Database dapat menjaga kualitas data dan informasi agar tetap sesuai dan sama saat entry dan setelah entry. Data tidak terkorup atau hilang selama tersimpan dalam database.

5. Memecahkan Masalah Penyimpanan Data Konvensional

Penyimpanan data konvensional berbasis kertas membutuhkan ruang yang besar dan pencariannya tidak efisien. Karenanya, database digital dapat mempermudah penyimpanan serta pencarian.

6. Penyedia Ruang Penyimpanan Data Aplikasi

Hampir semua aplikasi modern membutuhkan ruang besar untuk menjalankan fungsinya secara optimal. Nah, database berperan sebagai penyedia ruang untuk menyimpan data-data aplikasi tersebut dalam sistem komputer.

Manfaat Database

Selain sederet fungsi di atas, database juga memberikan manfaat bagi penggunanya. Berikut manfaat database dikutip dari situs Universitas Stekom.

1. Menyeleksi Data dengan Cepat dan Mudah

Sistem database memungkinkan kita untuk mendapatkan data yang terseleksi dengan cepat dan mudah. Sistem ini memiliki kemampuan untuk menyajikan data yang telah terseleksi dalam suatu kelompok secara berurutan dan dalam waktu singkat.

Kemudahan ini bisa kamu rasakan ketika mencari sesuatu di mesin pencarian Google, misalnya. Database memungkinkan mesin pencari menyajikan situs-situs yang relevan dengan pencarian kita dalam waktu cepat.

2. Dapat Digunakan Multi-user

Database juga memungkinkan para pengguna mengakses satu informasi yang sama dalam waktu bersamaan. Kinerja mesin dan jaringan semakin mudah karena penyimpanan hanya memuat satu unit data yang bisa diakses secara bersamaan oleh banyak user.

3. Menjamin Keamanan Data

Sistem database biasanya dilengkapi dengan kata kunci atau password sehingga lebih aman dan tidak bisa sembarang diakses oleh orang atau pihak yang tidak diizinkan. Hal ini pun menjamin keamanan data itu sendiri sehingga tidak akan disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

4. Data Terkontrol Secara Terpusat

Database memungkinkan banyak data tersimpan di satu tempat yang terpusat, sehingga lebih mudah dikontrol dan dikelola. Dengan satu server terpusat, data juga lebih mudah disimpan dan diakses oleh banyak pengguna sekaligus.

5. Menghemat Biaya Perangkat

Karena hanya membutuhkan satu server terpusat untuk menyimpannya, database dapat menghemat biaya perangkat yang dibutuhkan suatu organisasi atau perusahaan. Mereka tidak membutuhkan lebih dari satu penyimpanan. Bahkan cabang instansi di daerah yang jauh pun bisa mengakses database dari satu server yang ada di pusat selama memiliki akses.

6. Lebih Mudah Membuat Aplikasi

Dalam hal membangun aplikasi input data, suatu organisasi atau perusahaan yang sudah memiliki database terstruktur biasanya lebih mudah dalam membuat aplikasi tersebut. Programmer tidak perlu lagi menyusul ulang struktur database dan bisa menggunakan database yang sudah ada sebelumnya.

Konsep Dasar Database

Mengutip situs Bina Sarana Informatika, konsep dasar database atau basis data terdiri atas dua, yakni basis dan data. Basis dapat dipahami sebagai markas atau gudang tempat berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, pembeli, siswa, dsb), hewan, barang, peristiwa, konsep, keadaan, dan lain-lain yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.

Sehingga kemudian database atau basis data dapat dipahami sebagai himpunan kelompok data/kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan disimpan secara bersama sedemikian rupa serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi. Yang sangat ditonjolkan dalam database adalah pengaturan, pemilahan, pengelompokkan, dan perorganisasian data yang akan disimpan sesuai fungsi atau jenisnya.

Struktur Database

Menurut Hendra Jatnika dalam Buku Pengantar Sistem Basis Data, struktur data terdiri atas empat unsur yakni field, record, file, dan database. Berikut penjelasannya lebih lengkap.

  • Field atau unsur data adalah sekelompok karakter yang menggambarkan satu atribut tertentu, seperti nama mahasiswa dan nomor induk mahasiswa.
  • Record adalah beberapa unsur data yang dikelompokkan secara logis misalnya yang berkaitan dengan objek data tertentu.
  • File adalah sekelompok record yang berkaitan dan diorganisasikan. Pada umumnya, file diorganisasikan dalam salah satu dari empat metode penyimpanan. Yakni susunan berurutan (sequential), acak (random), berurutan berindeks (indexed sequential), atau acak berindeks (indexed random).
  • Database adalah sekelompok file yang disimpan bersama untuk digunakan oleh beberapa aplikasi.

Cara Meningkatkan Performance Database

Mengutip Arifin dalam jurnal Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Database dengan Optimasi SQL dalam repository.dinus.ac.id, peningkatan performance atau optimasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada database yang digunakan. Contohnya, peningkatan kinerja atau performance bisa dilakukan dari sisi administrasi database yakni dengan cara konfigurasi file dan update service atau security pack.

Salah satu cara meningkatkan performance database adalah dengan optimasi sederhana. Berikut beberapa contoh cara-caranya.

1. Index

Index dapat meningkatkan kinerja atau performance dengan cara meningkatkan kecepatan pencarian pada record yang diinginkan. Namun, cara ini tidak selalu bisa diterapkan ke semua kunci indeks. Lagi-lagi tergantung datanya. Pada cara ini, proses pencarian akan dilakukan dengan cara index scan atau memindai langsung pada indeks dan bukan pada tabel.

2. Menentukan Tipe Data

Cara kedua untuk meningkatkan performance database adalah dengan menentukan tipe data. Tipe data yang terlalu kecil atau terlalu besar dapat menimbulkan masalah seiring dengan penambahan data yang cepat setiap harinya. Karena itu, diperlukan ketelitian dan analisa yang baik dalam menentukan tipe data. Misalnya dalam menggunakan tipe data char dan varchar.

Tipe data char biasanya diperuntukkan untuk data dengan panjang digit yang konsisten, misalnya kode pos. Sedangkan varchar digunakan untuk data yang panjangnya bervariasi.

3. Menghindari Field Bernilai Null

Cara selanjutnya yang mungkin dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan field yang memperbolehkan nilai null. Sebagai gantinya, berikan nilai default pada field tersebut. Dalam proses interpretasi, biasanya nilai null dianggap rancu dan dapat mengakibatkan kesalahan logika dalam pemrograman. Selain itu, field null juga menyedot byte tambahan sehingga menambah beban pada query yang mengaksesnya.

4. Query yang Mudah Terbaca

Usahakan agar query mudah dibaca dan dipahami. Jangan sampai terlalu panjang, karena query yang panjang dan ditulis dalam satu baris bakal menyulitkan modifikasi dan pemahaman. Lebih baik jika query dituliskan dalam format yang mudah dipahami dan diproses. Selain itu, pemilihan huruf besar dan kecil juga harus diperhatikan karena dapat berpengaruh dalam tingkat kesulitan pembacaan.

5. Hindari Penggunaan SELECT

Kata kunci select biasanya digunakan untuk melakukan query semua field yang terdapat dalam sebuah tabel dan mungkin akan memperbaiki kinerja aplikasi secara keseluruhan. Namun, penggunaan kata kunci SELECT* juga justru bisa memperlambat performance database terutama jika tabel memiliki banyak field dan berukuran besar. Jika ingin memproses data dari field tertentu, sebaiknya langsung tuliskan field-nya sekalian. Misalnya SELECT field1 atau SELECT field2.

6. Membatasi Jumlah Record

Tabel yang diproses menggunakan SELECT mungkin berukuran sangat besar dengan jutaan record sehingga akan memunculkan record yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Performance akan semakin menurun jika ternyata query tersebut diakses oleh ratusan pengguna lain dalam waktu bersamaan. Karena itu, batasi jumlah record yang berpotensi mengembalikan record dalam jumlah besar, kecuali memang benar-benar dibutuhkan.

Demikian penjelasan mengenai database, mulai dari pengertian, jenis, hingga manfaatnya. Kita sudah memasuki era big data, sehingga pemahaman tentang database sangat diperlukan. Semoga bermanfaat, detikers!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads