Kolusi adalah praktik yang buruk dan tentunya tidak boleh dilakukan oleh setiap orang. Istilah ini termasuk ke dalam praktik terlarang yang sering kita dengar, yakni Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Lalu, apakah kamu sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan dengan kolusi? Jika belum, tenang saja karena kita di sini akan membahas apa itu kolusi, mulai dari pengertian, ciri-ciri, penyebab, dampak, dan contohnya. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, mari simak penjelasannya di bawah ini!
Pengertian Kolusi
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kolusi adalah kerja sama rahasia untuk maksud tidak terpuji atau persekongkolan. Secara umum, kolusi adalah suatu tindakan persekongkolan atau permufakatan yang dilakukan dengan rahasia oleh dua orang atau lebih dengan tujuan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendapat keuntungan tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999, kolusi adalah permufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antar penyelenggara negara atau antara penyelenggara negara dengan pihak lain yang merugikan orang lain, negara, atau masyarakat. Praktik kolusi biasanya dibarengi dengan penyalahgunaan wewenang oleh pihak tertentu demi mendapat keuntungan.
Dari pengertian tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa kolusi adalah perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi yang dilakukan dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar semua hal urusan menjadi lancar. Tindakan ini merupakan tindakan yang terlarang secara hukum sehingga perlu kita hindari.
Ciri-Ciri dan Karakteristik Kolusi
Praktik kolusi memiliki berbagai ciri-ciri dan karakteristik tertentu. Dilansir dari buku Manajemen Aset dan Pengadaan oleh Sony Kuswandi, dkk, berikut adalah ciri-ciri dalam praktik kolusi:
- Pemberian uang pelicin atau gratifikasi dari institusi tertentu kepada oknum pejabat atau pegawai pemerintahan dengan tujuan agar institusi tersebut dapat mencapai kepentingannya dengan mudah.
- Penggunaan perantara (broker) dalam pengadaan barang atau jasa tertentu. Proyek pengadaan seperti ini seharusnya bisa dilakukan melalui mekanisme G2G (pemerintah ke pemerintah) atau G2P (pemerintah ke produsen) secara langsung. Biasanya seseorang yang bertindak sebagai broker adalah orang yang memiliki jabatan atau para kerabatnya.
Penyebab Tindakan Kolusi
Suatu perbuatan yang bertentang dengan hukum seperti kolusi ini tentu tidak terjadi begitu saja, melainkan adalah beberapa penyebab yang melatarbelakangi terjadinya tindakan menyimpang ini. Praktik ini bisa terjadi di berbagai tempat, seperti pemerintahan, institusi pendidikan, atau praktik kolusi dalam masyarakat.
Dalam bidang pemerintahan, praktik ini disebabkan oleh adanya penyelewengan kekuasaan pejabat yang tidak bertanggung jawab. Kolusi dilakukan semata-mata hanya untuk keuntungan oknum pejabat tersebut beserta pihak lain yang bersekongkol dengannya.
Dalam bidang pendidikan, praktik kolusi juga masih cukup sering terjadi, misalnya dengan memberikan hadiah kepada tenaga pendidik untuk mendapatkan nilai yang bagus. Praktik ini bisa terjadi karena berbagai alasan seperti sistem pendidikan yang belum cukup baik, kurikulum yang kurang kontekstual, atau gaji tenaga pendidik yang rendah sehingga mudah tergoda dengan tawaran persekongkolan.
Dalam Lapisan Masyarakat, praktik kolusi bisa terjadi karena berbagai macam hal. Contohnya seperti masalah ekonomi, latar belakang pendidikan, atau budaya di suatu tempat.
Dampak Kolusi
Praktik kolusi dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kehidupan masyarakat. Berikut ini adalah dampak buruk dari praktik kolusi:
- Terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat karena terjadinya ketidakadilan dalam berbagai lini kehidupan masyarakat.
- Terjadi pemborosan sumber daya.
- Terjadinya penurunan kualitas karena praktik ini memungkinakn seseorang yang memiliki kemampuan bisa tersingkirkan oleh orang yang hanya mengandalkan suap.
- Terganggunya proses demokrasi karena ada pelanggaran terhadap hak warga negara.
- Timbulnya ketidakpercayaan publik terhadap aparat negara.
- Terjadinya ketidaksesuaian antara fungsi dan mekanisme yang sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku.
Contoh Kasus Kolusi
Tidak dapat dipungkiri bahwa praktik kolusi masih cukup sering terjadi di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat. Berikut adalah beberapa contoh kasus kolusi yang sering terjadi:
- Suatu perusahaan menyuap seorang pejabat pemerintahan agar mudah memberikan pengadaan atau izin usaha bagi bisnis yang dijalankannya.
- Menyuap tenaga pendidik agar seorang murid mendapatkan nilai yang tinggi di sekolah.
- Menyuap instansi pemerintah agar seseorang bisa diterima menjadi aparat negara.
- Menyuap instansi pendidikan agar seseorang bisa diterima di sekolah atau perguruan tinggi yang diinginkannya.
- Melakukan suap terhadap pegawai pajak agar pajak yang dibayarkan menjadi lebih kecil dari yang seharusnya.
- Menyuap hakim atau jaksa agar bisa meringankan hukuman bagi seseorang yang melakukan kejahatan yang melawan hukum.
- Menyuap petugas agar bisa mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) dengan mudah tanpa melalui tes.
Kolusi adalah tindakan menyimpang berupa kerja sama rahasia untuk mencapai tujuan tertentu. Demikianlah pembahasan mengenai kolusi, mulai dari pengertian, ciri, penyebab, dampak, dan contoh kasusnya. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan.
(khq/fds)