Usus buntu adalah kantong kecil yang melekat pada usus. Dalam hal ini, penyakit usus buntu merupakan salah satu penyakit karena ada peradangan pada usus.
Bahasa medis untuk usus buntu adalah apendisitis. Penyakit usus buntu ini bisa ringan hingga akut sampai kronis.
Dalam situs kesehatan webmd.com, disebutkan bahwa sejatinya usus buntu merupakan keadaan darurat medis yang hampir selalu membutuhkan pembedahan sesegera mungkin. Oleh sebab itu, ciri-ciri usus buntu perlu kalian ketahui lho detikers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, kamu bisa mengecek dan tahu apakah terkena usus buntu atau tidak. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan pengertian, penyebab, serta hal yang akan terjadi ketika usus buntu pecah.
Apa Itu Usus Buntu
Dijelaskan dalam artikel situs Hermina Hospitals, oleh Hermina Podomoro yang telah direview dr Adriansyah, SpB, penyakit usus buntu adalah kondisi ketika kantong (apendiks) menonjol dari usus besar di sisi kanan bawah perut, akibat mengalami peradangan.
Sejatinya siapa pun mungkin bisa saja terkena radang usus buntu. Namun dalam kasusnya, usus buntu paling sering terjadi pada orang yang berusia antara 10-30 tahun.
Biasanya, penyakit usus buntu juga lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Selain itu, orang yang punya riwayat keluarga apendisitis juga akan berisiko tinggi mengalami ini.
Perawatan standar usus buntu yaitu operasi. Hal itu dilakukan untuk mengangkat usus buntu.
Mengapa Terjadi Penyakit Usus Buntu
Dilansir laman healthline, penyebab usus buntu adalah akibat usus buntu yang meradang. Peradangan tersebut kemungkinan bisa terjadi karena penyumbatan.
Adapun faktor penyebab usus buntu di antaranya:
- Penumpukan tinja yang mengeras
- Folikel limfoid yang membesar
- Adanya cacing usus
- Cedera traumatis
- Tumor.
Penyumbatan di usus buntu menyebabkan pembengkakan dan pembentukan nanah yang menyakitkan perut. Hal itu terjadi karena ketika usus buntu tersumbat, ada bakteri yang bisa berkembang biak di dalamnya. Bahkan, radang usus buntu juga berisiko menyumbat aliran darah.
- Usus Buntu Akut
Apendisitis akut atau penyakit usus buntu akut adalah kasus di mana usus buntu mengalami kondisi parah dan tiba-tiba. Di mana, rasa nyeri cenderung akan meningkat dengan cepat selama seharian atau 24 jam.
- Usus Buntu Kronis
Sejatinya, kondisi usus buntu kronis cenderung lebih jarang terjadi daripada usus buntu akut. Dalam jurnal tahun 2015 oleh Jiten P. Kothadia, dkk, dari The Brooklyn Hospital Center, menyebutkan bahwa hanya ada sekitar 1,5% yang pernah mengalami kasus usus buntu kronis.
Pada kasus usus buntu kronis, biasanya gejala terjadi setelah kasus usus buntu akut. Namun, apendisitis kronis ini bisa menjadi tantangan untuk didiagnosis.
Terkadang, usus buntu kronis tidak terdiagnosis. Sehingga, kondisi ini bisa berbahaya.
Ciri-ciri Usus Buntu
Secara umum, beberapa ciri atau gejala awal penyakit usus buntu adalah sebagai berikut:
- Nyeri di bagian perut kanan bawah atau nyeri pada bagian dekat pusar yang bergerak ke bawah (biasanya tanda pertama)
- Kehilangan selera makan
- Mual dan muntah segera setelah sakit perut dimulai
- Perut membengkak
- Mengalami demam antara suhu 99-102°F
- Kram ringan di perut
- Nyeri akan memburuk ketika kita bergerak atau batuk
- Rasa nyeri akan sangat intens, yang bisa mengganggu tidur
- Gangguan pencernaan.
Sementara, gejala usus buntu parah atau yang tidak umum, yaitu:
- Nyeri tumpul atau tajam pada bagian mana saja di perut bagian atas atau bawah (punggung atau bokong)
- Sulit buang air kecil yang dibarengi rasa sakit
- Muntah sebelum sakit perut dimulai
- Kram parah
- Sembelit
- Diare
- Tidak bisa kentut (ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas).
Apabila kamu memiliki gejala-gejala di atas, lebih baik segera temui dokter. Pasalnya, diagnosis dan pengobatan tepat waktu merupakan hal yang penting.
Dalam hal ini, jangan makan, minum, atau mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit, antasida, obat pencahar, serta bantalan pemanas. Bisa jadi perawatan tadi bisa menyebabkan usus buntu pecah.
Apabila Usus Buntu Pecah, Apa yang Akan Terjadi
Jika tidak diobati, radang usus buntu bisa menyebabkan usus buntu pecah. Di mana, risikonya bisa berakibat fatal.
Apa yang terjadi jika usus buntu pecah? Hal yang akan terjadi jika usus buntu pecah adalah komplikasi serius, yang menyebabkan kotoran dan bakteri tumpah dan menyebar ke rongga perut.
Hal tersebut bisa mengakibatkan infeksi yang membuat akan kesakitan. Bahkan, usus buntu pecah berpotensi menyebabkan kematian (bisa meninggal).
Berikut merupakan hal yang terjadi jika usus buntu pecah :
1. Peritonitis
Penyakit peritonitis itu berbahaya, karena usus buntu yang pecah bisa menimbulkan peradangan di lapisan tipis dinding dalam perut atau peritonitis. Maksud dari peritonitis adalah kondisi di mana bakteri yang tumpah membuat lapisan rongga perut terinfeksi dan meradang karena usus buntu pecah.
Gejala peritonitis akibat usus buntu yang pecah, yaitu:
- Demam yang semakin tinggi
- Sesak napas atau napas terasa cepat
- Detak jantung berdetak cepat
- Sakit perut yang parah dan terus menerus.
2. Abses
Usus buntu yang pecah juga mengakibatkan abses. Abses merupakan kantung nanah yang terbentuk di sekitar usus buntu yang pecah.
Sel darah putih ini sejatinya yang menjadi cara tubuh untuk mencoba melawan infeksi. Abses perlu dikeringkan dan diobati dengan antibiotik melalui operasi.
3. Sepsis
Sepsis adalah kondisi yang terjadi jika bakteri dari abses pecah, sehingga menyebar melalui aliran darah ke bagian lain di tubuh. Sepsis adalah kondisi serius, yang memang dalam banyak kasus ini jarang terjadi.
Gejala sepsis akibat usus buntu yang pecah meliputi:
- Sesak napas
- Timbul rasa kantuk yang parah
- Kebingungan
- Suhu badan bisa tinggi atau rendah.
Itu tadi penjelasan tentang penyakit usus buntu lengkap dengan ciri-cirinya. Di mana, tidak bisa kentut merupakan salah satu ciri orang yang terkena usus buntu. Semoga informasi tadi bisa menambah pengetahuan dan pemahaman kalian ya detikers!
(khq/fds)