Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Adelaide Wreta - detikBali
Sabtu, 26 Nov 2022 05:30 WIB
Dua anak belajar dengan bimbingan orang tuanya di rumahnya, Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (15/4/2020). Dinas Pendidikan daerah setempat mengimbau kegiatan belajar dari rumah tersebut diperpanjang dengan batas waktu yang belum ditentukan untuk mengurangi interaksi sosial sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA FOTO/AKBAR TADO
-

Bukan hal yang asing lagi bila manusia membutuhkan satu sama lain untuk hidup. Dalam hal ini, interaksi sosial atau koneksi antar manusia akan selalu terjadi. Interaksi sosial ini membantu satu sama lain untuk tetap berhubungan dekat atau justru sebaliknya.

Interaksi sosial yang terjadi di dunia sangatlah beragam. Ada interaksi sosial yang negatif dan juga positif. Pada dasarnya, interaksi sosial yang terjadi dapat berbeda-beda karena faktor tertentu. Berikut akan dijelaskan faktor yang mempengaruhi interaksi sosial!

Apa itu Interaksi Sosial

Dikutip dari file.upi.edu, interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis. Dalam hal ini, hubungan sosial dapat berupa hubungan atau koneksi antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Interaksi sosial dapat terjadi ketika dua pihak atau lebih melakukan kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial sendiri adalah tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial, sedangkan komunikasi menjadi penyampaian suatu informasi, tafsiran, dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Dalam suatu interaksi, dua atau lebih pihak yang terlibat akan memberikan simbol-simbol tertentu yang memiliki nilai atau makna tertentu.

Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Ada setidaknya empat ciri yang berlaku untuk menunjukkan interaksi sosial. Empat cirinya yaitu:

ADVERTISEMENT
  • Pelaku terdiri lebih dari satu orang.
  • Terjadinya komunikasi antar pelaku dengan penggunaan simbol-simbol tertentu.
  • Adanya dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung, misalnya masa lampau, kini, dan mendatang.
  • Adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai meski tujuan dari kedua pihak berbeda.

Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

Para siswa kerja bakti membersihkan sekolah yang terendam banjir di Brebes, Sabtu (19/11/2022) lalu. Foto diambil Senin (21/11).Para siswa kerja bakti membersihkan sekolah yang terendam banjir di Brebes, Sabtu (19/11/2022) lalu. Foto diambil Senin (21/11). Foto: Imam Suripto/detikJateng

Sebelumnya, disebutkan interaksi sosial dapat terjadi antar individu, kelompok, atau individu dengan kelompok. Berikut ini contoh untuk setiap interaksi yang dapat dilihat atau ditemukan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Individu

  • Dua anak perempuan bermain bersama di taman hiburan.
  • Kasir yang melayani seorang pembeli di toko.
  • Sepasang kekasih yang sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan.
  • Seorang pengusaha yang berjabat tangan dengan rekan bisnisnya.
  • Percakapan pribadi antara presiden Indonesia dan Amerika.
  • Seorang polisi yang memberikan hukuman bagi pengendara motor yang melanggar.
  • Pegawai bank melayani seorang nasabah bank.
  • Seorang ibu yang menggendong bayinya.
  • Konsultasi yang terjadi antara dokter dan satu pasiennya.
  • Seseorang yang sedang berbicara pada temannya.

2. Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok

  • Orasi yang diberikan oleh seorang pejabat daerah untuk para warga yang hadir.
  • Guru olahraga yang mengajarkan berbagai teknik senam pada siswa-siswi di kelasnya.
  • Penyuluhan yang dilakukan ahli pada masyarakat.
  • Seorang ibu menceritakan dongeng pengantar tidur pada tiga anaknya.
  • Pembacaan pidato dari seorang camat untuk warga desanya.
  • Pelatih tim memberi arahan strategi pada pemain sepak bola.
  • Hakim yang membacakan dakwaan di depan forum yang hadir.
  • Ketua kelompok membagikan tugas untuk setiap anggotanya.
  • Khutbah shalat Jum'at pemuka agama pada jamaah di masjid.
  • Bos perusahaan yang memberikan instruksi pada sejumlah karyawannya.

3. Contoh Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok

  • Tawuran yang terjadi antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda.
  • Rapat koordinasi perusahaan yang terdiri dari divisi produksi dan divisi marketing.
  • Organisasi WHO dan PMI yang mengadakan kegiatan amal bersama.
  • Para guru dan murid bekerja bakti bersama di sekolah.
  • Pertandingan sepak bola antara dua tim berbeda.
  • Lomba tarik tambang antara dua kelompok desa dalam perayaan kemerdekaan.
  • Para anggota DPR menemui kelompok masyarakat yang melakukan demo.
  • Delegasi dua negara yang berdiskusi pada forum internasional.
  • Tim gabungan PMR dan tim SAR bekerjasama dalam misi evakuasi.
  • TNI dan Polri terlibat dalam kerjasama untuk mengamankan kegiatan besar di gereja.

Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Suasana interaksi pengunjung dengan pedagang di pasar Papringan Ngaiprono, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (27/2/2022). Setelah tutup selama dua tahun akibat pandemi COVID-19, wisata pendidikan dan kuliner pasar Papringan yang pembayarannya menggunakan uang bambu kembali dibuka guna memulihkan perekonomian masyarakat melalui pariwisata. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.Suasana interaksi pengunjung dengan pedagang di pasar Papringan Ngaiprono, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (27/2/2022). Setelah tutup selama dua tahun akibat pandemi COVID-19, wisata pendidikan dan kuliner pasar Papringan yang pembayarannya menggunakan uang bambu kembali dibuka guna memulihkan perekonomian masyarakat melalui pariwisata. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww. Foto: ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Interaksi sosial tidak dapat terjadi begitu saja dan tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang mampu mempengaruhi wujud interaksi sosial, baik secara negatif maupun positif. Berikut ini empat faktor yang mempengaruhinya:

1. Faktor Imitasi

Faktor pertama yang mempengaruhi interaksi sosial adalah faktor imitasi. Meski tidak semuanya, peranan imitasi dalam interaksi sosial cukup besar. Sebagai contoh, anak yang sedang belajar bicara akan melalui proses imitasi atau meniru kata-kata orang lain. Selain itu, cara mengucapkan terima kasih, memberikan isyarat tanpa bicara, dan memberikan hormat dapat diperoleh dari proses mengimitasi orang lain.

2. Faktor Sugesti

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi interaksi sosial adalah faktor sugesti. Dalam keterkaitannya dengan interaksi sosial, sugesti dan imitasi merupakan dua hal yang mirip, tetapi juga berbeda. Imitasi berarti satu orang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya, sedangkan sugesti berarti seseorang yang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain.

Sugesti dapat dikatakan sebagai proses ketika individu menerima suatu penglihatan atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Sugesti sendiri dapat terjadi karena:

- Hambatan Berpikir

Salah satu penyebab terjadinya sugesti adalah hambatan berpikir. Ketika seseorang mengalami hambatan berpikir, alih-alih memberi pertimbangan atau kritik terlebih dahulu, ia akan langsung menerimanya begitu saja.

- Keadaan Berpikir yang Terpecah (Disosiasi)

Selanjutnya, sugesti dapat terjadi dengan mudah ketika pikiran seseorang terpecah belah karena banyaknya masalah yang dihadapi. Kebingungan tersebut akan memudahkan seseorang terkena sugesti dari orang lain yang mengetahui jalan keluar dari masalah yang dihadapinya.

- Otoritas atau Prestise

Penyebab sugesti yang selanjutnya adalah otoritas atau prestise. Umumnya, mereka yang berotoritas atau memiliki prestise sosial yang tinggi dianggap benar sehingga orang cenderung menerima pandangan atau sikap-sikap yang mereka tunjukkan.

- Dukungan Mayoritas

Dalam hal ini, orang cenderung menerima suatu pandangan ketika pandangan tersebut didukung oleh mayoritas atau sebagian besar kelompoknya. Dukungan yang besar membuat pandangan tersebut terasa lebih menjanjikan.

- Kepercayaan

Penyebab terakhir dari sugesti adalah kepercayaan. Dalam hal ini, seseorang telah memiliki pemikiran atau pandangan yang sama dari lubuk hatinya. Alhasil, ketika seseorang berpikiran sama, ia segera mempercayai dan meyakini pandangan tersebut.

3. Faktor Identifikasi

Identifikasi merupakan cara seseorang untuk mempelajari norma sosial. Dalam interaksi sosial, identifikasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi interaksi sosial karena identifikasi membantu seseorang untuk memahami hal yang diterima dan tidak di masyarakat.

Ketika seseorang mampu membedakan hal yang baik dan buruk, benar dan salah, ilmu tersebut akan diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari dan memandunya dalam kehidupan sosial.

4. Faktor Simpati

Faktor keempat yang mempengaruhi interaksi sosial adalah simpati. Faktor ini dapat dijelaskan sebagai perasaan ketertarikan seseorang terhadap orang lain.

Simpati cenderung timbul karena penilaian perasaan yang berkaitan dengan proses identifikasi, bukan berdasarkan logika yang rasional. Perasaan simpati dapat timbul sebagai proses sadar manusia untuk memahami orang lain. Umumnya, simpati ini dapat terwujud karena hubungan antara dua orang atau lebih yang bermakna. Dekat atau tidaknya hubungan seseorang dapat mempengaruhi interaksi sosial yang terjadi.

Itulah faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial, hubungan sosial yang dinamis antar individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, atau individu dengan kelompok. Semoga artikel ini membantu Anda memahami lebih lanjut terkait interaksi sosial.




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads