- Pengertian Puisi
- Struktur Batin Puisi beserta Penjelasannya 1. Tema 2. Perasaan 3. Nada dan Suasana 4. Amanat
- Berbagai Metode Penyampaian Puisi 1. Membacakan Puisi 2. Deklamasi Puisi 3. Pertunjukan Puisi
- Contoh Puisi Tentang Alam yang Penuh Makna 1. Sajak Matahari 2. Pancuran 7 Abadi 3. Pengakuan yang Jujur 4. Siapakah 5. Hutan Karet 6. Pantun Terang Bulan di Midwest 7. Pesan Alam 8. Sabana 9. Mentari Pagi 10. Pendakian 11. Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta 12. Indahnya Alam Negeri Ini 13. Kicau Burung 14. Melupakan 15. Puisi Alam 16. Bara Hati 17. Sejuk Tenang 18. Bumi 19. Senja 20. Lukisan tentang Langit 21. Laut dan Keindahannya
- Cara Menulis Puisi tentang Alam 1. Persiapan 2. Inkubasi 3. Iluminasi 4. Verifikasi
Karya seni yang ada di dunia sangatlah beragam wujudnya. Ada yang berbentuk tulisan, gambar atau lukisan, suara, dan masih banyak lagi. Puisi menjadi salah satu karya seni dalam wujud tulisan yang kemudian disampaikan secara lisan. Ada beragam tema puisi yang bisa dibawakan, salah satunya puisi tentang alam.
Puisi tentang alam berarti segala puisi yang menjelaskan atau menceritakan alam sekitar. Untuk menyampaikan makna atau pesan puisi tentang alam dengan benar, ada sejumlah metode penyampaian dan cara menulis yang perlu diperhatikan. Penasaran apa saja contoh puisi tentang alam beserta metode penyampaian yang bisa digunakan? Berikut artikelnya!
Pengertian Puisi
Mengutip eprints.uny.ac.id, Schmitt dan Viala menyatakan masyarakat Yunani memandang puisi sebagai seni pencipta bahasa yang berbeda dari pemakaian bahasa-sehari-hari. Briolet juga menjelaskan puisi melalui istilah syair yang berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti hasil karya atau benda yang dibangun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menggabungkan kedua pengertian, dapat disimpulkan puisi adalah salah satu karya sastra yang disusun untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan emosi yang dimiliki penyair menggunakan kata-kata indah, melebihi bahasa yang digunakan tiap hari.
Struktur Batin Puisi beserta Penjelasannya
Puisi memiliki struktur batin yang perlu diperhatikan. Struktur batin sendiri diperlukan sebagai dasar dalam menulis puisi serta pengetahuan pertama terkait karya sastra puisi. Struktur batin puisi meliputi (repository.ump.ac.id):
1. Tema
Struktur batin puisi yang eprtama adalah tema, gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya yang kemudian menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi.
2. Perasaan
Dalam membuat puisi. ekspresi perasaan penyair diperlukan agar karya sastra yang dibuat mampu mewakili perasaan tersebut. Ekspresi yang digunakan beragam, dapat berupa kerinduan, kegelisahan, hingga kekhawatiran. Secara singkat, perasaan berarti ekspresi yang ingin diungkapkan penyair melalui puisi.
3. Nada dan Suasana
Selanjutnya adalah nada dan suasana. Nada puisi adalah sikap penyair terhadap pembaca, seperti menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas melalui cerita kepada pembaca. Sementara itu, suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membacakan puisinya.
4. Amanat
Struktur batin terakhir dari puisi adalah amanat, pesan tersirat di balik kata-kata yang tersusun atau tema yang diungkapkan. Penyampaian amanat dapat disampaikan secara sadar atau tidak sadar dalam karyanya. Umumnya, amanat menjadi salah satu hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.
Berbagai Metode Penyampaian Puisi
Puisi apapun, termasuk puisi tentang alam, dapat disampaikan dengan berbagai metode. Metode ini dapat disesuaikan dengan tema puisi yang akan dibawakan. Berbagai metode penyampaian puisi tentang alam menurut buku Bestie Book Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, VIII, & X meliputi:
1. Membacakan Puisi
Sesuai namanya, membacakan puisi berarti menyampaikan puisi melalui ucapan dengan bahasa lisan. Ketika menggunakan metode ini. teks puisi dapat dibawa ke tempat pementasan.
2. Deklamasi Puisi
Metode penyampaian puisi tentang alam selanjutnya adalah deklamasi puisi. Penyampaiannya sama-sama lisan seperti membacakan puisi, tetapi disampaikan dengan penghayatan dan luapan jiwa yang lebih besar daripada membacakan puisi. Dalam hal ini, teks puisi harus dihafal dan tidak dibawa saat pementasan.
3. Pertunjukan Puisi
Penyampaian puisi dalam bentuk pertunjukkan dibagi menjadi dua, yaitu musikalisasi puisi dan dramatisasi puisi. Musikalisasi puisi berarti puisi diubah menjadi lagu, sedangkan dramatisasi puisi berarti disertai dengan gerakan atau peran tokoh sesuai peristiwa yang terjadi dalam puisi.
Contoh Puisi Tentang Alam yang Penuh Makna
Setelah mengetahui pengertian dan berbagai metode penyampaiannya, berikut ini sejumlah contoh puisi tentang alam yang penuh makna untuk dijadikan referensi:
1. Sajak Matahari
Karya: W.S. Rendra
![]() |
Matahari bangkit dari sanubariku
Menyentuh permukaan samudra raya.
Matahari keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakrawala
Wajahmu keluar dari jidatku, wahai kamu, wanita miskin!
Kakimu terbenam di dalam lumpur
Kamu harapkan beras seperempat gantang, dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!
Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara, tubuh mereka terbalut lumpur dan Kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahari
Mata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara dan mereka membakar dunia
Matahari adalah cakra jingga yang dilepas tangan Sang Krishna
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu, ya, umat manusia!
Penjelasan: Puisi karya sastrawan kenamaan Indonesia ini menceritakan lingkungan dan seisinya yang merupakan rahmat Tuhan. Namun bisa berubah jadi bencana dan kutukan tanpa upaya menjaga keseimbangan dengan kepentingan manusia.
2. Pancuran 7 Abadi
Karya: Dede Aditnya Saputra
Desir angin sepoi menghembus perlahan
Bersama nyanyian burung di pucuk dahan
Airmu menari-nari dalam nestapa
Mencairkan luka oleh karena cinta
Tercium bau yang harum menawan
Bau harum airmu memecahkan qalbu buana
Tahukah kau akan qalbu buana itu?
Yaitu qalbu yang dirundung duka dan nestapa
Oh.. nirwana puncak Gunung Slamet
Kaulah tempat kami mengingat sang Kuasa
Melepaskan jiwa yang bermuram durja
Dan merenungkan masa jaya
Selain air terjunmu yang menawan
Terdapat mata air panas yang bersahaja
Membuat kita bersatu dengan malam
Apalagi malam Jumat orang Jawa
Terus lah abadi kau Pancuran ketujuh
Bersama ke enam Pancuran di bawah sana
Pancarkan sinar keemasan dalam air mu!
Untuk melupakan rasa sendu yang menggebu
Penjelasan: Puisi ini menceritakan kebesaran Gunung Slamet dan perasaan ketika berada di puncaknya. Gunung ini mengajak manusia merenungkan kembali perjalanan hidupnya, tidak sombong, dan siap menyongsong masa depan.
3. Pengakuan yang Jujur
Karya: Radius S.K Siburian
![]() |
Di tiap ujung daun menjari tersimpan nada kagum
Di tiap bentangan akar bersembunyi nada taat
Di tiap pucuk pohon pinus bertunas nada syukur
Di tiap ujung paruh burung terselip rasa kagum
Di tiap auman fauna terdengar rasa taat
Di tiap alat gerak animalia terbekas rasa syukur
Di tiap bibir pantai-pantai tercium rasa kagum
Di tiap puncak gunung menjulang tersimpan rasa taat
Di tiap muara sungai terbentang rasa syukur
Di tiap hamparan samudra terbentang nada dan rasa
Kagum, taat, syukur semua menyanyi kitab Kejadian Sempurna
Penjelasan: Penyair dalam karyanya ini menjelaskan kebesaran Tuhan melalui ciptanNya dan nikmat yang diterima manusia. Sudah sepantasnya bagi manusia untuk mengucapkan syukur dan taat atas ketentuhan Yang Maha Esa.
4. Siapakah
Karya : Acep Zamzam Noor
Siapakah yang menyiramkan hijau
Ketika puncuk bukit kembali bersemi
Siapakah yang menumpahkan biru
Ketika ombak berkejaran dengan sunyi
Siapakah yang menggambari langit
Dengan kuas sehalus awan pagi
Siapakah yang mengukir udara
Dengan pahat selentur jemari
Penjelasan: Penyair dalam karyanya menjelaskan rasa kagum atas alam, yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu sempurnanya ciptaan Tuhan sehingga semua terlihat indah dan kuat.
5. Hutan Karet
Karya Joko Pinurbo
![]() |
Daun-daun karet berserakan.
Berserakan di hamparan waktu.
Suara monyet di dahan-dahan.
Suara kalong menghalau petang.
Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan.
Berloncatan di semak-semak rindu.
Dan sebuah jalan melingkar-lingkar.
Membelit kenangan terjal.
Sesaat sebelum surya berlalu
masih kudengar suara bedug bertalu-talu.
Penjelasan: Sastrawan senior ini menceritakan perasaannya dengan mengambil latar hutan karet. Suasana hutan yang ramai suara hewan mengingatkannya pada suatu kenangan tepat di ujung senja menjelang malam.
6. Pantun Terang Bulan di Midwest
Karya : Taufiq Ismail
Sebuah bulan sempurna
Bersinar agak merah
Lingkarannya di sana
Awan menggaris bawah
Sungai Mississippi
Lebar dan keruh
Bunyi-bunyi sepi
Amat gemuruh
Ladang-ladang jagung
Rawa-rawa dukana
Serangga mendengung
Sampaikah suara
Cuaca musim gugur
Bukit membisu
Asap yang hancur
Biru abu-abu
Danau yang di sana
Seribu burung belibis
Lereng pohon pina
Angin pun gerimis
Penjelasan: Dalam puisinya, sastrawan Taufiq Ismail menceritakan suasana malam Amerika Serikat di areal sekitar sungai Mississipi. Areal ini kemungkinan adalah lahan pertanian sepi, yang saat itu tengah gerimis.
7. Pesan Alam
Karya: Haidi S
![]() |
Bencana ini mengajarkan kita
Bagaimana rasanya terpenjara
Di tempat yang disebut rumah
Yang perlahan membuat
Mungkin kita harus ingat
Saat perilaku kita menjerat
Penghuni laut udara dan darat
Akal dan nurani nyatanya tak saling terikat
Tuhan melalui alam menyampaikan pesan penuh Ilham
Membiarkannya geram sebab dosa tak terpendam
Penjelasan: Dalam puisi ini, penyair berpendapat bencana sesungguhnya pesan alam pada manusia. Alam diam saja bukan berarti pasrah menerima kelakuan manusia. Balasan diberikan seizin Tuhan saat manusia tak juga berhenti eksploitasi.
8. Sabana
Karya : Umbu Landu Paringgi
Sabana
memburu fajar
yang mengusir bayang-bayangku
menghadang senja
yang memanggil petualang
sabana sunyi
di sini hidupku
sebuah gitar tua
seorang lelaki berkuda
sabana tandus mainkan laguku
harum nafas bunda
seorang gembala berpacu
lapar dan dahaga
kemarau yang kurindu dibakar matahari
hela jiwaku risau
karena kumau lebih cinta
hunjam aku ke bibir cakrawala
Penjelasan: Umbu dalam karyanya menceritakan suasana sabana yang bermandi sinar matahari. Sabana yang luas, panas, dan sepi ternyata bisa sangat dirindukan serta menjadi sumber kehidupan makhluk Tuhan.
9. Mentari Pagi
Karya: Ayu Amanda
![]() |
Cahaya masuk menyapa hangat
Cerah tapi tak menyengat
Matahari mulai terang cut
Sendu yang tak merapat
Kicauan burung cantik
Menjadi hiasan musik
Pagi ini terasa menarik
Tak inginku terusik
Lembaran baru kan dimulai
Berjalan elok gemulai
Tak berharap terlerai
Ketabahan hati lagi ini terurai
Penjelasan: Penulis mengumpamakan matahari yang terbit tiap pagi laksana pembuka berbagai kesempatan dan petualangan. Kehidupan hari itu bisa berjalan baik sesuai rencana, namun ada juga peluang terjadinya ujian dan hambatan.
10. Pendakian
Karya: Fadhal. M
Sejauh mata memandang
Gunung kokoh abadi terpancang
Diselimuti kerumunan awan
Ingin rasanya duduk dari ketinggian
Lewati hamparan hijau ladang ladang
Hilangkan semua kepenatan dalam kehidupan
kaki yang terus melangkah akan rasa penasaran
Dan mata yang terus memandang ke depan
Penjelasan: Dalam karyanya, penulis Fadhal menceritakan perasaan ketika mendaki gunung. Rasa lelah seolah terhapus keinginan sampai di puncak, menikmati pemandangan dari puncak, serta rasa lega yang muncul.
11. Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta
Karya : Sapardi Djoko Damono
![]() |
mencintai angin
harus menjadi siut
mencintai air
harus menjadi ricik
mencintai gunung
harus menjadi terjal
mencintai api
harus menjadi jilat
mencintai cakrawala
harus menebas jarak
mencintai-Mu
harus menjelma aku
Penjelasan: Sastrawan yang terkenal dengan karya Hujan di Bulan Juni ini, menawarkan cara mencintai dalam tulisannya. Termasuk cara mencintai seorang hamba pada Tuhan yang membutuhkan kesungguhan.
12. Indahnya Alam Negeri Ini
Karya: Ronny Maharianto
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
Penjelasan: Penulis menceritakan keindahan alam Indonesia yang menawarkan berbagai pemandangan. Keindahan bisa disaksikan tiap hari mulai membuka hingga menutup mata. Penyair juga mengingatkan pentingnya menjaga keindahan alam.
13. Kicau Burung
![]() |
Kicau burung yang menyusup lewat
sela daun mangga bersama hangatnya mentari pagi
adalah sebuah misteri
pada siapa rindu kubagi
Kicau burung yang menggetarkan ibaku
daun terbang entah kemana
adalah sebuah duka
yang tertinggal dari kibasan
sayap lukanya
Penjelasan: Karya ini menceritakan dualisme pagi yang membuka peluang sekaligus kesedihan. Peluang sudah selayaknya dihadapi dengan rasa positif, namun kesedihan kerap kali membawa muram.
14. Melupakan
![]() |
Bertambah panasnya dunia ini
semakin tak terasa sejuknya angin
semakin tak terdengarnya kicauan nyanyian alam
semakin hilang jernihnya air sungai
hanya keringat manusia serakah yang sering menetes
di bumi ini semakin keringnya tanah yang dia pijak
tak ada lagi pohon yang tumbuh
hanya gedung yang sanggup bertahan saat ini
Kemana manusia yang dulu merindukan kesejukan dan kedamaian?
kini hilang, melupakan keheningan dan kesejukan
udara bersih...
tidakkah manusia merindukan itu semua
Sadarlah manusia serakah, masih banyak pekerjaan
yang tidak harus merusak tempat tinggalmu sekarang
bumi ini rumah kita bersama
jaga dan rawatlah rumah kita ini.
Penjelasan: Puisi ini menceritakan perubahan alam akibat kelakuan manusia. Alam dieksploitasi sedemikian rupa hingga tak lagi jadi rumah bagi seluruh makhluk hidup. Hanya menunggu waktu, hingga alam murka pada manusia.
15. Puisi Alam
Karya : Revo
![]() |
Lihatlah hutan kita ini
Sedikit habis oleh orang-orang
Yang tidak memikirkan masa depan
Dia mementingkan pribadi tanpa peduli
Lewat puisi alam ini aku bertanya
Lewat curahan kata aku bicara
Indahnya tanahku di atas negeri
Ribuan pulau menyapa senyum bijaksana
Indonesia tercinta tetumbuhan menghijau
Aku lahir di sini
Di tempat surgawi
Tanahku subur penjajah suka buahku
Mereka berkelana dari kejauhan
Mereka datang berbondong
Akhirnya mereka pergi dengan semangat alam
Penjajah pergi, penjajah lenyap
Sekarang diri menjarah diri
Hutan kita habis berkeping
Sisa akar-akar yang suram
Satukan jemari, beri yang lain pencerahan
Cukup tanam satu tunas sehati
Atau lindungi yang sudah merambah
Tanpa kau ketahui kau melestarikan
Janin di masa mendatang
Sengaja gambar ini terpampang
Sengaja gambar ini tersimpan
Agar kita mengerti takkan ada lagi yang asri
Kalau kita tak peduli
Penjelasan: Penyair dalam karyanya mengungkapkan rasa sedih akibat hutan yang terus habis. Lebih sedih karena penjarah hutan adalah bangsanya sendiri yang tidak peduli pada kelestarian dan keseimbangan alam.
16. Bara Hati
Api membara karena dikipas
Panas menyengat hewan melata
Tambang dicari hutan dilibas
Hasilnya dibagi tidak merata
Kalau ingin melanglang buana
Jangan memandang fatamorgana
Lingkungan rusak dimana-mana
Kesadaran manusia hanya wacana
Kapal berlayar tanpa muatan
Diiringi music orkes simponi
Bumi merana kehabisan hutan
Tanam pohon hanya seremoni
Pasang tenda memakai pasak
Tenda dibangun untuk pajangan
Pemerintah sadari lingkungan rusak
Tanam pohon buru penghargaan
Hobinya bikin mainan sawah
Buat ngusir hama tanaman
Mobilnya sih mahal dan mewah,
Buang sampahnya kok Buang sampahnya kok sembarangan
Penjelasan: Dalam puisi ini, penyair prihatin pada kelakuan manusia terhadap alam. Manusia buang sampah sembarangan, menbang pohon, serta mengutamakan kepentingan pribadi padahal tahu risiko dari kelakuannya.
17. Sejuk Tenang
![]() |
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
Penjelasan: Rasa syukur seolah membersamai penyair saat menulis karya ini. Keindahan alam masih terbayang meski penulis memejamkan matanya. Tentunya keindahan bisa dinikmati bila ada upaya penjagaan dari manusia.
18. Bumi
Karya: Erista Laili V.A
Bumiku...
Dulu kau begitu hijau menawan
Pohon pohon sangat rindang
Burung burung terbang melintasi awan
Namun apa daya
Dulu kau yang hijau menawan
Sekarang kau penuh dengan sampah
Sungguh tak enak dipandang oh bumiku
Seandainya kau masih seperti dahulu
Hijau sejuk sejauh mata memandang
Pasti akan ku jaga bumiku
Supaya anak cucuku bisa menikmati keindahanmu
Penjelasan: Dalam karyanya penulis mengungkapkan rasa sesal pada perubahan buruk bumi. Saat ini bumi menjadi penuh sampah, tidak sejuk, dan tak enak dipandang. Penulis juga menegaskan tekah menjaga keindahan bumi.
19. Senja
Karya: Arinal Khusna
![]() |
Senja yang kau kirimkan sudah kuterima
Ku kira sudah lengkap
Lengkap dengan bau laut dan desir angin
Juga suara ombak yang memecah pantai
Aku pun tahu
Senja yang paling indah pun akan berakhir dengan menyedihkan
Ketika segalanya menjadi siluet
Lantas menyatu dalam kegelapan
Kita pun sama sama tahu
Kepastiannya untuk selesai dan menjadi malam dengan kejam
Menjadi kehitaman yang membentang sepanjang pantai
Hitam, sunyi dan kelam
Penjelasan: Senja dalam puisi dilukiskan sebagai awalan malam yang sunyi dan gelap. Penulis mengidentikkan malam yang hitam dengan kesedihan dan kepastian layaknya penghujung hari.
20. Lukisan tentang Langit
Karya: Rahmannisa Mufarrah
Langit yang kelabu itu membawa kamu datang
Hujan yang deras membawamu pergi
Hadirmu hanya sebuah kias
Anehnya aku baru menemukan kilas yang justru memberi bekas
Namun hitammu masih pekat
Seperti tak ada warna yang cukup pantas
Tak terkecuali warna yang ku punya
Anganku menyerah
Aku baru menyadari
Bahwa langit adalah kelam
Ia berlari tanpa tujuan
Hingga menyerah dalam permainan semesta
Takdir terus berjalan
Hingga sosok lain pun datang
Sosok yang menghangatkan
Sekali lagi sang kelam menyerah
Memberikan takdir memainkannya
Penjelasan: Puisi ini seolah menceritakan rasa pasrah penulis. Kepasrahan muncul setelah sibuk berlari tanpa tujuan, hingga akhirnya menyerah. Perasaan ini dianalogikan dengan malam yang gelap dan hujan.
21. Laut dan Keindahannya
Karya: Siska Ayu Novianti
![]() |
Lautan yang jernih dan tenang
Diperindah dengan deburan ombak
Di balik terumbu karang yang cantik
Ikan-ikan bergurau riang
Tanaman bergerak mengikuti arus
Ikan berenang dengan ceria
Burung berkicau melewati lautan biru bercahaya
Kilauan cahaya matahari terbenam
Membuat mata terpana
Udara yang sejuk menambah suasana
Manusia yang melihat sangat terpesona
Betapa eloknya laut kita
Penjelasan: Pesona laut yang mengundang decak kagum diceritakan penulis dalam karya ini. Makhluk yang hidup di dalam maupun sekitar laut menjadsi sumber keindahan laut dengan airnya yang biru.
Cara Menulis Puisi tentang Alam
Ada setidaknya empat langkah atau cara yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi tentang alam. Berikut caranya dikutip dari situs staffnew.uny.ac.id:
1. Persiapan
Cara atau langkah pertama dalam menulis puisi tentang alam adalah persiapan. Dalam hal ini, penyair harus mencari bahan-bahan atau sumber tulisan yang dapat digunakan. Persiapan dapat dilakukan dengan pengayaan materi, mencari momen puitik yang menyentuh perasaan, dan lainnya.
2. Inkubasi
Setelah bahan-bahan terkumpul, ada tahapan inkubasi atau pengendapan materi. Tahap ini dilakukan sambil melakukan proses penyusunan puisi.
3. Iluminasi
Ketika semua bahan yang dikumpulkan telah siap untuk dibuat ke dalam tulisan, cara selanjutnya yang perlu dilakukan adalah iluminasi atau perwujudan. Pada tahap ini, semua ide yang telah diorganisasi dituangkan ke dalam bentuk tulisan.
4. Verifikasi
Tahap terakhir dalam menulis puisi tentang alam adalah verifikasi, tahap yang menilai apakah suatu karya layak dipublikasikan atau tidak. Untuk menentukan kelayakan ini, penulis perlu melakukan tahapan revisi atau perbaikan-perbaikan tertentu dengan cara peer-review atau meminta masukan dari teman.
Itulah 21 puisi tentang alam beserta contohnya. Semoga artikel ini memberikan Anda gambaran lebih jelas terkait puisi tentang alam, ya!
(des/row)