KTT G20 di Bali Diklaim Sukses dan Terbesar Sepanjang Sejarah

KTT G20

KTT G20 di Bali Diklaim Sukses dan Terbesar Sepanjang Sejarah

tim detikNews - detikBali
Sabtu, 19 Nov 2022 21:50 WIB
Jokowi Pimpin KTT G20
Jokowi pimpin KTT G20 di Bali. Foto: Laily Rachev/Biro Pers Setpres
Bali -

KTT G20 Indonesia 2022 yang diselenggarakan di Bali, dinilai sukses dan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Pasalnya, KTT G20 berhasil mengadopsi dan mengesahkan Deklarasi Pimpinan G20 (G20 Bali Leaders' Declaration).

"Alhamdulillah kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders' Declaration. Ini adalah deklarasi pertama yang dapat diwujudkan sejak Februari 2022. Saya juga ingin menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh working groups dan engagement groups atas dedikasi, sumbangan pemikiran, dan kontribusinya bagi Presidensi G20 Indonesia," ucap Jokowi dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/11/2022), dilansir dari detikNews.

Selama satu kepemimpinannya, Indonesia disebut mampu mendorong solusi berbagai permasalahan, bahkan di tengah krisis dan tantangan global, juga konflik antara Rusia dan Ukraina. Rangkaian G20 Indonesia mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, laju ekonomi dua kuartal terakhir tumbuh dan naiknya PDRB sejumlah kota. Pemerintah pun terus mendorong koordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, serta masyarakat sejak Desember 2021, untuk menyukseskan seluruh rangkaian KTT G20.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum KTT G20 di Bali, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Kementerian Luar Negeri mengadakan Sherpa Meeting ke-4 di Bali, 11-14 November 2022, yang dihadiri seluruh delegasi dan perwakilan organisasi internasional. Juga menghasilkan draft Leaders' Declaration dari sisi Sherpa Track, bagian krusial G20 Bali Leaders' Declaration.

Sunset Welcome Reception membuka Sherpa Meeting ke-4 pada 11 November 2022. Para undangan dijamu dengan konsep 'Nusantara Culinary Journey', para delegasi diajak berkeliling Indonesia melalui ragam hidangan yang disajikan.

ADVERTISEMENT

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyambut seluruh peserta secara virtual. Ia mengapresiasi kerja keras dan keinginan kuat seluruh delegasi Sherpa G20 yang mau bersama-sama mencapai konsensus dalam penyusunan draft Leaders' Declaration.

"Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis yang dihadapi dunia saat ini penuh risiko dan rintangan. Jadi para Pemimpin Negara G20 mengandalkan para Sherpa atas kebijaksanaan, solusi, dan inovasi untuk pemulihan ekonomi global serta menghasilkan versi terbaik dari Deklarasi Pemimpin G20 yang menunjukkan kolaborasi global," terang Airlangga.

Menurutnya, hasil Presidensi G20 Indonesia memiliki peran penting karena akan menjadi preseden bagi Presidensi G20 berikutnya India. Apalagi mengingat kondisi anggota Troika G20 berikutnya terdiri dari negara berkembang, yakni Indonesia, India, dan Brazil.

"Saya bersyukur dan terharu, dengan segala dinamika, negosiasi alot, dan kerja keras Sherpa Track selama satu tahun telah terbayarkan. Semoga solusi yang ditawarkan bermanfaat untuk seluruh rakyat Indonesia dan negara-negara di dunia," tuturnya.

Airlangga mewakili Presiden Joko Widodo membuka B20 Summit dan membuka secara resmi L20 Summit sehari sebelum KTT G20 di Bali dimulai. Ia memberikan arahan dan dukungan terhadap pengembangan dunia bisnis dan ketenagakerjaan global.

Ia menekankan pentingnya kerja sama yang baik antara sektor publik dan swasta sebagai kunci kebangkitan ekonomi pascapandemi. Namun menurut Airlangga upaya tersebut harus tetap diiringi inklusivitas dan perlindungan bagi semua tenaga kerja.

Usai KTT G20, Airlangga menyampaikan beberapa poin penting transisi energi dan transformasi digital. Amerika Serikat telah meluncurkan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), dan bersedia menginvestasikan dana US$ 600 miliar, dalam bentuk pinjaman dan hibah proyek infrastruktur berkelanjutan bagi negara berkembang.

Hal tersebut dalam rangka menyokong keberhasilan transisi energi, serta sejalan dengan komitmen Indonesia dalam membangun perekonomian masa depan yang rendah karbon, dengan tetap melindungi ekosistem darat dan laut.

"Di dalamnya ada yang diinisiasi Jepang, yakni Just Energy Transition Partnership (JETP), kita juga sudah diberi komitmen sebesar US$ 20 miliar. Hal ini tentu akan mendorong percepatan dekarbonisasi di Indonesia," ungkap Airlangga.

Menko Airlangga mengungkapkan Indonesia mengapresiasi pencapaian dalam pembahasan isu transformasi digital. Karena sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023.




(irb/dpra)

Hide Ads