Tunagrahita Adalah: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Tunagrahita Adalah: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Adelaide Wreta - detikBali
Kamis, 17 Nov 2022 16:52 WIB
Suparniyati, atlet tolak peluru F20 tunagrahita
Foto: Agung Pambudhy/detikSport
-

Anda mungkin sudah mengenal istilah tunarungu, tunawicara, dan tunawisma. Namun, pernahkah Anda mendengar istilah tunagrahita? Istilah satu ini juga menjelaskan ketidakmampuan seseorang dalam suatu hal. Tunagrahita dimiliki oleh sejumlah anak dan umumnya dapat terlihat sejak kecil atau dalam masa perkembangan. Ingin tahu apa itu tunagrahita? Simak artikel berikut ini untuk mengetahui artinya!

Pengertian Tunagrahita

Secara singkat, tunagrahita adalah kata lain dari retardasi mental (mental retardation) yang berarti keterbelakangan mental. Tuna berarti merugi, sedangkan grahita berarti pikiran (lib.ui.ac.id)

Payne dan Patton dalam tulisan berjudul Mental Retardation menjelaskan tunagrahita sebagai suatu keadaan perkembangan mental yang tidak lengkap dari jenis dan derajat yang sedemikian rupa. Individu tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan normal untuk mempertahankan eksistensi secara independen dari pengawasan, kontrol, atau dukungan eksternal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menggabungkan pengertian keduanya, dapat disimpulkan anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental. Hal ini disertai dengan ketidakmampuan untuk belajar dan menyesuaikan diri. Anak tunagrahita akan memiliki fungsi intelektual yang lebih rendah daripada anak-anak seusianya dan hal ini terjadi selama fase perkembangan, yaitu sampai usia 18 tahun.

Umumnya, keterbelakangan mental berkaitan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Dengan mengetahui tingkat kecerdasan anak tunagrahita, orang tua dan pihak pengajar dapat menentukan pelatihan dan pendidikan yang tepat bagi sang anak.

ADVERTISEMENT

American Association on Mental Deficiency (AAMD) mendefinisikan anak tunagrahita dengan fungsi intelektual umum di bawah rata-rata, yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes. Sementara itu, Japan League of Mentally Retarded menyatakan anak tunagrahita memiliki IQ 70 ke bawah berdasarkan tes inteligensi baku. Dengan demikian, para ahli di Indonesia mengklasifikasikan tingkat tunagrahita sebagai berikut ini:

  1. Tunagrahita ringan memiliki IQ 50-70.
  2. Tunagrahita sedang memiliki IQ 55-40.
  3. Tunagrahita berat dan sangat berat memiliki IQ kurang dari 30.

Ciri-ciri Tunagrahita Pada Anak

Setiap anak tunagrahita kurang lebih memiliki ciri-ciri yang sama. Berikut ini ciri-ciri tunagrahita pada anak menurut Brown:

  • Sulit menggeneralisasikan dan mempelajari hal-hal baru.
  • Lambat dalam mempelajari berbagai hal baru, merasakan kesulitan dalam mempelajari pengetahuan yang abstrak, dan selalu cepat melupakan apa yang telah dipelajari bila tidak dilatih terus-menerus.
  • Memiliki kemampuan bicara yang sangat kurang, terutama untuk anak tunagrahita berat.
  • Memiliki cacat secara fisik dan perkembangan gerak yang rendah. Umumnya, anak tunagrahita berat akan sulit mengurus diri sendiri, bahkan dalam hal-hal kecil seperti berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka akan memerlukan pelatihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.
  • Memiliki perilaku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan masih bisa beradaptasi dan bermain dengan anak pada umumnya, tetapi anak dengan tunagrahita berat tidak dapat melakukannya karena sulit bagi mereka untuk memberikan perhatian terhadap lawan main.
  • Tingkah laku kurang wajar yang terjadi terus-menerus. Umumnya, anak tunagrahita berat akan bertingkah tanpa tujuan yang jelas. Hal ini dilakukan secara intens bagai ritual, seperti memutar-mutarkan jari di depan wajah, melakukan hal yang membahayakan diri, menggigit diri sendiri, hingga membentur-benturkan kepala ke tembok atau bidang lainnya yang keras.

Penyebab Tunagrahita

Keterbelakangan mental atau tunagrahita tidak muncul tanpa sebab. Berikut ini sejumlah penyebabnya:

  • Faktor keturunan dan lingkungan.
  • Luka di kepala karena jatuh.
  • Kecelakaan yang terjadi saat kelahiran anak.
  • Pemberian vaksin pada bayi ketika daya tahan tubuhnya lemah sehingga menyebabkan peradangan otak. Hal ini mengakibatkan kelainan saraf dan metabolisme otak yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Umumnya, tunagrahita pada anak akan terlihat ketika mereka lahir. Tanda-tandanya dapat dilihat ketika mereka lamban dalam memberikan reaksi, bahkan nyaris tidak merespons. Hal ini kiranya akan berlangsung pada masa perkembangannya.

Kelambatan diri tidak hanya dilihat dari respons atau reaksi yang mereka berikan, tetapi juga menyangkut kelambanan dalam belajar dan berjalan. Mereka yang tunagrahita dapat terus bersikap kekanak-kanakan dalam waktu yang sangat panjang karena keterbatasan intelektual. Alhasil, anak tunagrahita cenderung sulit beradaptasi dengan pekerjaan kelas.

Penyebab tunagrahita perlu diketahui secepatnya oleh orang tua dan tenaga pengajar. Hal ini penting agar kedua pihak dapat memahami atau setidaknya mengetahui bagaimana cara kerja otak anak tunagrahita. Dengan mengetahui penyebabnya, mereka dapat mencari pengobatan, terapi, dan pembelajaran yang sesuai dengan keterbelakangan tersebut.

Cara Mengatasi Tunagrahita

Meski tunagrahita tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, tunagrahita pada anak masih bisa dikontrol sedikit demi sedikit dengan upaya-upaya tertentu. Berikut ini cara mengatasi tunagrahita menurut Rahmawati dalam jurnal Penanganan Anak Tuna Grahita (Mental Retardation) dalam Program Pendidikan Khusus (Special Needs):

1. Jalur Keluarga

Cara pertama yang dapat dilakukan untuk mengatasi tunagrahita adalah melalui jalur keluarga. Hal ini meliputi:

  • Pertemuan antar orang tua.
  • Home based invidiual teaching programmes: home teacher mengunjungi orang tua untuk diberikan keterampilan agar mampu menangani anak tunagrahita.
  • Mother child group: membawa anak usia pra-sekolah bersama dengan ibunya.
  • Orang tua mengetahui waktu yang kritis bagi anak untuk memperoleh program pengajaran.
  • Pemberian strategi belajar yang tepat dari orang tua.
  • School based parents workshop: kerja sama antara orang tua dan guru.

2. Jalur Sekolah

Selanjutnya ada jalur sekolah untuk mengatasi tunagrahita. Caranya yaitu:

  • Penyediaan tenaga ahli yang terampil dalam berbagai ilmu kedisiplinan untuk tunagrahita.
  • Memperluas kesempatan belajar dengan peningkatan pelayanan PLB dalam jumlah dan intensitasnya. Pelayanan ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu terintegrasi (kelas inklusi), terpisah secara khusus, dan pelayanan diantara keduanya.
  • Peningkatan keterampilan guru dan fasilitas pendidikan.

3. Jalur Masyarakat

Selain jalur keluarga dan sekolah, ada juga jalur masyarakat yang dapat mengontrol tunagrahita. Jalur masyarakat meliputi:

  • Ceramah, seminar, dan media massa yang ditujukan kepada masyarakat.
  • Menyediakan lapangan kerja yang sesuai kapasitas anak tunagrahita.
  • Meningkatkan penyesuaian sosial untuk anak tunagrahita.

4. Jalur Organisasi

Jalur terakhir adalah jalur organisasi. Hal ini termasuk:

  • Pendekatan antar departemen, seperti Depdiknas, Depsos, Depnaker, dan Depkes.
  • Organisasi sosial dan LSM.

Itulah informasi seputar tunagrahita, yaitu keterbelakangan mental yang dapat disebabkan oleh sejumlah faktor. Semoga artikel ini membantu Anda untuk lebih mengenal dan memahami tunagrahita, ya!




(des/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads