- Pengertian Gaslighting
- Penyebab Terjadinya Gaslighting
- Contoh Perilaku Gaslighting 1. Meremehkan Pencapaian 2. Membantah Kekerasan yang Dilakukan 3. Mengkerdilkan Perasaan 4. Mengalihkan Kesalahan dengan Kasih Sayang 5. Mempertanyakan Ingatan Korban 6. Merekayasa Informasi 7. Melimpahkan Kesalahan 8. Pura-pura Peduli 9. Berusaha Membuat Korban Tergantung 10. Membesar-besarkan Masalah
- Cara Menghadapi Perilaku Gaslighting 1. Mencari Bantuan dari Luar Relasi 2. Memulihkan Diri Pelan-pelan 3. Fokus pada Diri Sendiri 4. Melatih Insting
Gaslighting merupakan salah satu bentuk tindakan manipulasi terhadap korban agar korban mempertanyakan dirinya sendiri. Pernahkah Anda menjadi korban atau malah pelaku gaslighting? Jika jawabannya tidak tahu, mungkin Anda belum memahami dengan jelas seperti apa konsep gaslighting.
Nah, dalam artikel ini kita akan mempelajari tentang apa itu gaslighting, contoh-contoh perilakunya, penyebabnya, hingga cara menghadapi perilaku gaslighting. Simak baik-baik, ya.
Pengertian Gaslighting
Mengutip makalah yang ditampilkan di kc.umn.ac.id, gaslighting adalah suatu bentuk siksaan emosi di mana sang pelaku memanipulasi situasi untuk membuat korban mempercayai ingatan dan persepsi dirinya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Duignan (2017) yang dikutip karya tulis tersebut, dampak yang dialami korban gaslighting berlangsung dalam jangka panjang dan membuat korban kehilangan kesadaran akan realitasnya sendiri. Sering kali perilaku gaslighting tidak hanya memanipulasi pikiran korban, tapi juga lingkungan sekitar korban.
Istilah gaslighting sendiri berasal dari judul drama Inggris Gas Light pada tahun 1938. Drama tersebut mengisahkan suami yang berusaha memanipulasi sang istri dengan berbagai trik dan membuat istrinya mulai mempertanyakan kewarasan dan persepsi dirinya sendiri.
Salah satu adegan menunjukkan sang suami menyalakan lampu gas (gas light) dan menyebabkan lampu lain di rumah meredup. Kemudian saat sang istri menanyakan hal itu, sang suami bilang bahwa kondisi redup itu hanya imajinasi sang istri saja. Dari situlah istilah gaslighting mulai banyak digunakan.
Penyebab Terjadinya Gaslighting
Gaslighting biasanya terjadi karena adanya keinginan sang pelaku untuk mengambil alih kuasa atau menguasai suatu hubungan dengan tujuan tertentu. Seperti disinggung di atas, perilaku gaslighting tidak hanya berlangsung sebentar, tetapi dalam waktu lama.
Dampak yang diterima korban akan semakin besar seiring berjalan waktu hingga sang korban mempercayai manipulasi yang dilancarkan sang pelaku.
Contoh Perilaku Gaslighting
Ada banyak perilaku yang tanpa kita sadari termasuk ke dalam tindakan gaslighting. Berikut beberapa contohnya dikutip dari situs choosingtherapy.com.
1. Meremehkan Pencapaian
Pelaku merasa terintimidasi oleh pencapaian korban dalam sesuatu sehingga mereka pun berusaha membuat korban merasa bahwa pencapaian yang telah diraihnya biasa saja atau tidak ada artinya.
2. Membantah Kekerasan yang Dilakukan
Pelaku mungkin telah melakukan kekerasan fisik atau verbal sebelumnya. Ketika korban marah atau memberontak, pelaku kemudian melakukan gaslighting dengan membantah bahwa dirinya melakukan kekerasan terhadap korban. Kalaupun ada kekerasan, mereka akan mencari alasan bahwa kekerasan itu memang layak dilakukan.
3. Mengkerdilkan Perasaan
Pelaku gaslighting juga kerap mengkerdilkan perasaan orang lain. Mereka akan menyebut korban terlalu sensitif atau dramatis ketika menunjukkan emosi negatif terhadap pelaku. Istilah populernya, menganggap korban gampang baper.
4. Mengalihkan Kesalahan dengan Kasih Sayang
Pernah mengalami situasi di mana kita curiga pasangan kita selingkuh, kemudian mereka menunjukkan kasih sayang yang lebih besar daripada biasanya? Hati-hati, bisa jadi itu adalah perilaku gaslighting. Pelaku berusaha mengalihkan perhatian kita pada kesalahan mereka dengan mencurahkan kasih sayang.
5. Mempertanyakan Ingatan Korban
Ketika korban memiliki ingatan buruk tentang pelaku, pelaku gaslighting akan berusaha mendistorsi ingatan tersebut dengan banyak mempertanyakannya. "Yakin kamu nggak salah ingat? Coba diingat-ingat lagi" adalah salah satu contoh pertanyaannya.
6. Merekayasa Informasi
Ketika kesalahan terjadi, pelaku gaslighting akan berusaha merekayasa dan meyakinkan korban bahwa hal itu sepenuhnya kesalahan korban dan meniadakan kemungkinan bahwa pelaku juga salah. Pelaku juga biasanya mengucapkan kalimat seperti, "Tuh kan, tadi aku sudah mengingatkan tapi kamu nggak dengar," padahal mungkin dia tidak memberi peringatan apa pun.
7. Melimpahkan Kesalahan
Hampir sama dengan contoh sebelumnya, pelaku berusaha mengalihkan kesalahan yang mereka lakukan kepada korban. Misalnya dalam hubungan antara orang tua dan anak, orang tua mungkin melakukan kesalahan tapi melimpahkannya pada anak dan membuat anak merasa bersalah.
8. Pura-pura Peduli
Pelaku mungkin terlihat peduli di depan, padahal sebenarnya mereka lebih tertarik melihat si korban gagal. Korban biasanya dibuat bingung dengan intensi si pelaku, apakah ingin korban berhasil atau tidak.
9. Berusaha Membuat Korban Tergantung
Pelaku gaslighting merasa puas jika korbannya tidak bisa apa-apa tanpa dirinya, sehingga mereka biasanya berusaha membuat korban tergantung padanya atas dasar rasa takut dan tidak berdaya.
10. Membesar-besarkan Masalah
Terkadang pelaku gaslighting cenderung membesar-besarkan masalah atau asumsi untuk membuat korban merasa bersalah terhadap dirinya.
Cara Menghadapi Perilaku Gaslighting
Gaslighting sebaiknya tidak dibiarkan karena akan mengkerdilkan diri kita. Bagaimana cara menghadapi perilaku gaslighting, terutama dari orang-orang terdekat? Jeremy Bergen (2019) yang dikutip dalam kc.umn.ac.id menjelaskan beberapa tahapan yang harus dilakukan korban.
1. Mencari Bantuan dari Luar Relasi
Korban bisa menghubungi pihak di luar hubungan tersebut untuk mendapatkan bantuan dalam hal menilai dan mengkonfirmasi kejanggalan pada pola komunikasi dengan pelaku gaslighting.
2. Memulihkan Diri Pelan-pelan
Bantuan dari pihak luar tersebut bisa dijadikan petunjuk untuk memulihkan diri secara perlahan. Hal ini biasanya dilakukan bersama profesional melalui sesi terapi.
3. Fokus pada Diri Sendiri
Dampak dari gaslighting adalah korban kehilangan kepercayaan diri dan jati dirinya. Untuk bisa keluar dari lingkaran setan itu, korban harus belajar untuk fokus pada diri sendiri, mengenali diri sendiri, dan membuka diri untuk hal-hal baru.
4. Melatih Insting
Setelah belajar mengenali diri sendiri, korban mulai bisa mempercayai dirinya dan instingnya sendiri. Insting ini perlu terus diasah supaya korban bisa membedakan manipulasi dan kebenaran. Insting juga membantu korban meyakini persepsi, perasaan, dan pikirannya adalah benar dan valid, bukan imajinasi.
Demikian penjelasan mengenai gaslighting. Apakah detikers saat ini berada dalam relasi yang tidak sehat tersebut? Atau justru Anda tanpa sadar menjadi pelaku gaslighting? Jika merasa ada masalah dengan pola hubungan dan komunikasi, segera cari bantuan dari tenaga profesional, ya. Semoga informasi ini bermanfaat.
(des/fds)