Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno berkeinginan agar minuman loloh cemcem dapat mendunia. Loloh cemcem adalah minuman tradisional sejenis jamu dari Desa Penglipuran, Bangli, Bali.
"Loloh cemcem ini akan kami fasilitasi packaging-nya untuk lebih baik. Loloh cemcem ini berasal dari Desa Penglipuran, desa terbersih di dunia yang kemarin jadi technical side visit World Tourism Day," kata Sandiaga saat mengunjungi Pasar Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (15/11/2022) siang.
Menurutnya, minuman yang identik dengan warna hijau dan terbuat dari daun cemcem (sejenis kedondong) tersebut memiliki kualitas dan rasa yang sangat baik. Sebagai informasi, minuman ini memiliki rasa agak kecut berpadu asam, asin, manis, namun tetap menyegarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tinggal kita tingkatkan penjualan dan pemasarannya. Ini juga di G20 akan ada paket-paket yang kami kirimkan ke sana nanti. Dengan packaging yang lebih baik untuk onboarding ke ekonomi digital, maka ini akan mendunia," sebut Sandiaga.
Sandiaga menambahkan, Kemenparekraf terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung proses digitalisasi bagi UMKM. Terlebih, percepatan digitalisasi ekonomi merupakan salah satu pilar dalam KTT G20.
"Biasanya kalau ekonomi digital itu konsepnya adalah UMKM yang bisa dapat pemberdayaan akan langsung melesat. Tapi, yang tidak tersentuh mereka akan menukik dan itu yang harus kita hindari. Semuanya harus kita fasilitasi," imbuhnya.
Selain itu, UMKM yang ada di Pasar Nusa Dua nantinya juga akan mendapat pelatihan, pendampingan, dan bantuan pemasaran. Sandiaga mengklaim, upaya itu dapat membantu para pelaku UMKM agar lebih berdaya saing demi mengawal kebangkitan ekonomi Bali yang telah menembus angka 8 persen.
"Setelah itu di penghujung, kami akan menghadirkan pembiayaan berbasis IP (intellectual property) sesuai dengan PP Nomor 24 karena UMKM ini begitu meningkat, permintaan dan omzetnya juga melesat dan mereka juga membutuhkan pembiayaan. Ini PP-nya sudah diterbitkan dan kami sedang melakukan uji coba untuk pembiayaan berbasis IP," tandasnya.
(iws/dpra)