Kesaksian Ketua RT-Kerabat Soal Sekeluarga Tewas Mengering di Jakbar

Kesaksian Ketua RT-Kerabat Soal Sekeluarga Tewas Mengering di Jakbar

Tim detikNews - detikBali
Senin, 14 Nov 2022 09:26 WIB
Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan.
Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). (Foto: (Rumondang Naibaho/detikcom)
Bali -

Kasus satu keluarga yang ditemukan tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat, masih didalami pihak kepolisian. Sejumlah pihak memberi kesaksian, dari ketua RT, tetangga, hingga kerabat para korban.

Dilansir dari detikNews, Ketua RT 007/RW 015 Kelurahan Kalideres, Asiung, mengungkap komunikasi terakhirnya dengan salah satu anggota keluarga yang ditemukan tewas 'mengering' di Jakbar itu. Ia mengaku berkomunikasi terakhir dengan Dian, korban yang berusia paling muda.

Keempat korban ialah Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68), Budianto Gunawan (68), dan Dian (42). Diketahui, Dian merupakan anak perempuan dari korban RG dan istrinya, RM. Satu korban lainnya inisial BG merupakan ipar dari orang tua Dian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada komunikasi tanggal 5 September sama si Dian. Saya tanya 'Dian itu kok lampu gelap, kamu rumah sudah terjual?'. Dia jawab 'belum om'. Jadi masih ada komunikasi," kata Asiung saat dihubungi detikcom, Sabtu (12/11/2022).

Asiung mengatakan posisi rumah korban dengan rumahnya saling berhadap-hadapan. Percakapannya itu bermula saat dia menerima surat tagihan listrik dari PLN. Tagihan listrik itu rupanya ditunjukkan untuk keluarga Dian.

"Tanggal 5 September saya kirim ke Dian untuk segera melunasi. Dia bales 'iya om sorry ngerepotin, nanti dikabarin lagi'. Ternyata dibayar uang sebesar Rp 300 ribu ke petugas PLN," ungkap Asiung.

Asiung tidak habis pikir bagaimana bisa sekeluarga mati 'kelaparan', padahal secara finansial cukup berada. Menurutnya, keluarga korban sudah tinggal di Perum Citra Garden I Kalideres sejak 20 tahun lalu. Keluarga tersebut disebut memiliki satu mobil dan motor.

"Kemarin saya lihat, kita kedatangan Lurah Kalideres juga. Saya datang ketemu kemarin, saya ceritakan. Menurut beliau ini (tewas karena kelaparan) 'impossible," kata Asiung.

Secara finansial, Asiung meyakini, korban tidak bisa dikategorikan sebagai keluarga miskin. Namun ia menyebut keluarga tersebut kurang berinteraksi dengan warga sekitar. Ia menduga ada hal lain yang disembunyikan oleh para korban hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia di dalam rumah dengan kondisi kekurangan asupan makanan.

"Jadi yang sebenarnya terjadi itu mungkin ada faktor lain, faktor ketakutan penghuni. Karena watak keluarga tersebut itu suka mengucilkan diri tidak membaur, tidak berinteraksi dengan warga lain, padahal warga ini sudah tinggal di kompleks sudah 20 tahun ke atas," tutur Asiung.

Cerita Tetangga: Kaki Terbungkus Plastik

Tetangga bercerita sempat bertemu dengan salah satu anggota keluarga yang tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat. Salah satu tetangga korban, Calvin, menuturkan pernah bertemu ayah dari keluarga tersebut dalam keadaan kaki terbungkus plastik.

Menurut Calvin, dirinya sempat bertemu dengan ayah korban pada September lalu. Rumah Calvin memang persis di sebelah kediaman mayat sekeluarga mengering.

"Bapaknya, sekitar 1 atau 2 bulan yang lalu, berarti Agustus atau September. Kalau Oktober sudah nggak. Saya tegur, kenapa kakinya dibungkus plastik, terus anaknya ke mana?" ujar Calvin, kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).

Calvin mengaku tak mendapat jawaban saat menanyakan penyebab kaki yang terbungkus plastik. Saat itu, korban hanya menjawab soal keberadaan anaknya.

"Yang dibungkus plastik kakinya ayahnya. Satu kaki aja. Yang ditanyakan kenapa? Terus nggak dijawab. Nanya anaknya ke mana udah lama nggak kelihatan, katanya pindah," imbuhnya.

Halaman selanjutnya: Cerita Kerabat Korban...

Cerita Kerabat Korban

Keempat korban tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat, adalah Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68), Budianto Gunawan (68), dan Dian (42). Adik Margaretha bernama Ris Astuti (64) mengaku sudah lama tak berkomunikasi dengan kakaknya. Dia mengatakan komunikasi biasanya terjadi saat ada salah satu di antara mereka yang berulang tahun.

"Ya dulu-dulu sering. Kiriman kado gitu tukeran, tapi sekadar itu aja tuker-tukeran kado, udah," kata Ris saat ditemui di Polsek Kalideres, Jl Daan Mogot, Jakbar, Sabtu (12/11/2022).

Ris sebelumnya datang ke Polsek Kalideres bersama suaminya, Handoyo (64). Ris dan Handoyo mendatangi Polsek Kalideres untuk melengkapi BAP dan meminta surat pengambilan jenazah. Pasangan suami istri ini mengaku tidak begitu mengetahui soal apa yang dialami keluarga korban.

Meski begitu, Handoyo mengaku sangat kaget saat mendengar kabar kematian saudaranya tersebut. Ia juga tidak mengetahui penyebab kematian keluarga itu. "Kita juga nggak tahu penyebab mereka meninggal kenapa gitu loh," kata Handoyo.

Ia juga menyebutkan pihaknya jarang berkomunikasi dengan keluarga inti korban. Handoyo tak menyangka mendapatkan kabar duka soal keluarga iparnya.

"Terus terang kita kaget ya. Nggak sangka karena sudah sekian tahun tidak berhubungan, tahu-tahu mendapat berita sudah seperti ini. Kami kaget sekali, terus terang," ungkapnya.

Dia juga mengaku terkejut soal dugaan yang menyebabkan kematian sekeluarga tersebut akibat tidak makan dan minum dalam waktu lama. "Kita justru kaget ya, kalau memang dia tidak mampu, kenapa dia tidak menghubungi saudara atau mungkin minta tolong tetangga. Tapi tidak ada sama sekali, sehingga kita juga kaget, baru tahu kalau sampai begitu parahnya," ucapnya.

Perkembangan di Kepolisian

Polisi masih mendalami kasus kematian 4 orang 1 keluarga di Citra Garden Extension I Kalideres, Jakarta Barat. Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang guna mencari petunjuk soal penyebab kematian sekeluarga 'mengering' tersebut.

Pada Minggu (13/11) kemarin, tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Barat serta Polsek Kalideres yang dipimpin Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi melakukan olah TKP ulang. Dari hasil olah TKP tersebut, polisi mendapatkan temuan baru.

"Kita bersama tim kedokteran forensik maupun laboratorium forensik melaksanakan olah TKP ulang untuk mencari bukti materiil tambahan atau petunjuk tambahan terkait dengan peristiwa ini," ujar Hengki Haryadi di lokasi, Minggu (13/11/2022).

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya melakukan olah TKP ulang untuk mencari bukti tambahan guna mencari petunjuk terkait kematian sekeluarga 'mengering' tersebut. Dari hasil olah TKP tersebut, Hengki Haryadi mengatakan timnya menemukan bungkus bekas makanan.

Selain bungkus bekas makanan, Hengki Haryadi mengatakan timnya juga menemukan struk perbelanjaan di sebuah supermarket di rumah sekeluarga tewas 'mengering' itu. Temuan struk tersebut akan diteliti oleh polisi.

"Akan kita dalami kapan terakhir makan, termasuk struk belanja di salah satu supermarket. Kita akan teliti lagi," tambah Hengki Haryadi.

Selain bungkus makanan dan struk belanja, Hengki Haryadi juga menemukan kapur barus. Akan tetapi, ia belum bisa memastikan keterkaitan temuan tersebut dengan tewasnya keempat korban. "Sedang kita dalami," tegas Hengki Haryadi.

Jasad satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat ditemukan pada Kamis (10/11/2022) malam. Jasad korban ditemukan dengan kondisi mengering.



Simak Video "Video Saksi Mata Ungkap Ada Ledakan saat Puluhan Bus Bekas TransJ Terbakar"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads