Kasus satu keluarga yang ditemukan tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat, masih didalami pihak kepolisian. Sejumlah pihak memberi kesaksian, dari ketua RT, tetangga, hingga kerabat para korban.
Dilansir dari detikNews, Ketua RT 007/RW 015 Kelurahan Kalideres, Asiung, mengungkap komunikasi terakhirnya dengan salah satu anggota keluarga yang ditemukan tewas 'mengering' di Jakbar itu. Ia mengaku berkomunikasi terakhir dengan Dian, korban yang berusia paling muda.
Keempat korban ialah Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68), Budianto Gunawan (68), dan Dian (42). Diketahui, Dian merupakan anak perempuan dari korban RG dan istrinya, RM. Satu korban lainnya inisial BG merupakan ipar dari orang tua Dian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada komunikasi tanggal 5 September sama si Dian. Saya tanya 'Dian itu kok lampu gelap, kamu rumah sudah terjual?'. Dia jawab 'belum om'. Jadi masih ada komunikasi," kata Asiung saat dihubungi detikcom, Sabtu (12/11/2022).
Asiung mengatakan posisi rumah korban dengan rumahnya saling berhadap-hadapan. Percakapannya itu bermula saat dia menerima surat tagihan listrik dari PLN. Tagihan listrik itu rupanya ditunjukkan untuk keluarga Dian.
"Tanggal 5 September saya kirim ke Dian untuk segera melunasi. Dia bales 'iya om sorry ngerepotin, nanti dikabarin lagi'. Ternyata dibayar uang sebesar Rp 300 ribu ke petugas PLN," ungkap Asiung.
Asiung tidak habis pikir bagaimana bisa sekeluarga mati 'kelaparan', padahal secara finansial cukup berada. Menurutnya, keluarga korban sudah tinggal di Perum Citra Garden I Kalideres sejak 20 tahun lalu. Keluarga tersebut disebut memiliki satu mobil dan motor.
"Kemarin saya lihat, kita kedatangan Lurah Kalideres juga. Saya datang ketemu kemarin, saya ceritakan. Menurut beliau ini (tewas karena kelaparan) 'impossible," kata Asiung.
Secara finansial, Asiung meyakini, korban tidak bisa dikategorikan sebagai keluarga miskin. Namun ia menyebut keluarga tersebut kurang berinteraksi dengan warga sekitar. Ia menduga ada hal lain yang disembunyikan oleh para korban hingga akhirnya ditemukan meninggal dunia di dalam rumah dengan kondisi kekurangan asupan makanan.
"Jadi yang sebenarnya terjadi itu mungkin ada faktor lain, faktor ketakutan penghuni. Karena watak keluarga tersebut itu suka mengucilkan diri tidak membaur, tidak berinteraksi dengan warga lain, padahal warga ini sudah tinggal di kompleks sudah 20 tahun ke atas," tutur Asiung.
Cerita Tetangga: Kaki Terbungkus Plastik
Tetangga bercerita sempat bertemu dengan salah satu anggota keluarga yang tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat. Salah satu tetangga korban, Calvin, menuturkan pernah bertemu ayah dari keluarga tersebut dalam keadaan kaki terbungkus plastik.
Menurut Calvin, dirinya sempat bertemu dengan ayah korban pada September lalu. Rumah Calvin memang persis di sebelah kediaman mayat sekeluarga mengering.
"Bapaknya, sekitar 1 atau 2 bulan yang lalu, berarti Agustus atau September. Kalau Oktober sudah nggak. Saya tegur, kenapa kakinya dibungkus plastik, terus anaknya ke mana?" ujar Calvin, kepada wartawan, Minggu (13/11/2022).
Calvin mengaku tak mendapat jawaban saat menanyakan penyebab kaki yang terbungkus plastik. Saat itu, korban hanya menjawab soal keberadaan anaknya.
"Yang dibungkus plastik kakinya ayahnya. Satu kaki aja. Yang ditanyakan kenapa? Terus nggak dijawab. Nanya anaknya ke mana udah lama nggak kelihatan, katanya pindah," imbuhnya.
Halaman selanjutnya: Cerita Kerabat Korban...
Simak Video "Video Saksi Mata Ungkap Ada Ledakan saat Puluhan Bus Bekas TransJ Terbakar"
[Gambas:Video 20detik]