Bali -
Kematian sekeluarga di Jakarta Barat (Jakbar) masih menjadi teka-teki. Temuan kapur barus hingga tak ada sisa makanan di rumah menimbulkan tanda tanya besar. Apa yang sebenarnya terjadi?
Empat orang sekeluarga ditemukan tewas mengering di dalam rumah Perum Citra Garden I Extension, Kalideres, Jakbar, Kamis (10/11/2022) malam. Kondisi mayat sudah mengering tinggal kulit dan tulang. Hasil autopsi menyatakan keempat korban diduga tewas karena tidak makan dan minum cukup lama, sehingga menyebabkan jasad mengering.
Ditemukan Kapur Barus
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua RT 007 RW 015 Perum Citra Garden I Extension, Kalideres, Jakbar, Asiung, membeberkan kondisi di dalam rumah korban. Ditemukan lilin, kapur barus, hingga bedak di dalam rumah empat orang sekeluarga tewas mengering.
"Ya, betul. Ditemukan di atas meja itu (ada) kapur barus sama lilin. Di meja makan posisinya, mejanya meja kaca. (Diwadahi) pakai mangkuk," kata Asiung, Sabtu (12/11/2022), dilansir dari detikNews.
Tak hanya lilin dan kapur barus, Asiung menyebut, juga ditemukan bedak tabur di meja makan tersebut. Saat ini temuan lilin, kapur barus, dan bedak tersebut sudah diamankan pihak kepolisian.
"Bedak di meja. Pokoknya semangkuk, sudah bubuk, sudah ancuran," katanya.
Asiung mengungkapkan, mayat anak dan pamannya masih utuh, sedangkan mayat ayah dan ibu sudah mengering. "Mungkin kondisi orang tuanya sudah tiada. Tapi si anak sama si om mungkin masih hidup. Jadi tidak ditemukan rasa bau, itu ditemukan kurang lebih 2-3 minggu lalu," jelas Asiung.
Berdasarkan hasil autopsi, anak dan paman memang meninggal belakangan setelah orang tua meninggal. Karena itu Asiung menduga kapur barus sengaja disimpan untuk menghilangkan bau busuk mayat orang tua yang meninggal duluan.
"Betul (kapur barus kemungkinan untuk hilangkan bau mayat), karena orang tuanya sudah meninggal duluan," katanya. Sementara bau menyengat baru tercium seminggu terakhir, kemungkinan dari mayat anak dan paman.
"Itu Dian (anak) dan om yang menimbulkan bau busuk, karena tidak ada yang ngurusin lagi bau busuknya. Saya tanya ke dokter, perkiraan berapa hari meninggal? Baru satu minggu. Berarti betul, karena bau busuk itu dari hari Sabtu sudah kecium, tiga hari ke sini baunya makin kenceng," papar Asiung.
Sementara itu, Kapolsek Kalideres AKP Syafri Wasdar membenarkan adanya temuan bedak dan kapur barus di rumah tersebut, tetapi jumlahnya tidak banyak. "Tidak," jawab Syafri, Sabtu (12/11/2022).
Syafri mengungkapkan kapur barus dan bedak itu untuk menghilangkan bau mayat. "Itu ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus. Menurut dokter, itu untuk menghilangkan bau," katanya.
Simak halaman berikutnya keterangan keluarga...
Korban Menjauh dari KeluargaSejumlah saksi-saksi digali keterangannya terkait kematian sekeluarga di Jakbar. Adik dan ipar dari sekeluarga tewas mengering dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan anggota keluarga.
Korban kemungkinan bersikap antisosial dan jarang berkomunikasi dengan warga, bahkan dengan keluarga inti. Polisi menyebutkan korban tewas sekeluarga ini sudah bertahun-tahun tidak berkomunikasi dengan keluarga inti, dan terkesan menjauhkan diri.
Salah satu korban, Margaretha, merupakan satu dari tujuh bersaudara. Adik Margaretha, Ris Astuti (64) mengungkapkan, Margaretha dan keluarganya terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti.
"Mereka menyampaikan bahwa keluarga ini terkesan menjauhkan diri dari keluarga inti," kata AKP Syafri Wasdar, Sabtu (12/11/2022).
Keluarga Margaretha disebut sudah lama tidak berkomunikasi, dan komunikasi terakhir dengan keluarga inti sekitar satu tahun lalu. "Yang mana dia berkomunikasi terakhir lebih dari satu tahun lalu, komunikasi via telepon. Untuk bertemu lebih dari lima tahun lalu dan itu hanya sebatas mengucapkan selamat ulang tahun," ungkapnya.
Ipar Margaretha, Handoyo (64), mengungkapkan, para korban jarang berkomunikasi dengan keluarga inti. "Terus terang kami kaget ya. Nggak sangka karena sudah sekian tahun tidak berhubungan, tahu-tahu mendapat berita sudah seperti ini. Kami kaget sekali, terus terang," kata Handoyo.
Hal senada disampaikan istri Handoyo, Ris Astuti, yang mengaku sudah lama tak berkomunikasi dengan kakaknya, Margaretha. Menurutnya, komunikasi biasanya terjadi saat ada salah satu di antara mereka yang berulang tahun.
"Ya dulu-dulu sering. Kiriman kado gitu tukaran, tapi sekadar itu aja, tukar-tukaran kado, udah," kata Ris.
Ragu Korban Mati Kelaparan
Ketua RT 007 RW 015 Kelurahan Kalideres, Asiung meragukan penyebab kematian korban karena kelaparan. Ia mengaku tidak habis pikir bagaimana bisa sekeluarga mati kelaparan padahal secara finansial cukup berada.
"Kemarin saya lihat, kami kedatangan Lurah Kalideres juga. Saya datang ketemu kemarin, saya ceritakan. Menurut beliau ini (tewas karena kelaparan), impossible," kata Asiung, Sabtu (11/11/2022).
Ia menduga ada faktor lain yang disembunyikan korban hingga ditemukan meninggal dengan kondisi kekurangan makanan. "Jadi mungkin ada faktor lain, faktor ketakutan penghuni. Karena watak keluarga tersebut suka mengucilkan diri, tidak membaur, tidak berinteraksi, padahal sudah tinggal di kompleks 20 tahun ke atas," tutur Asiung.
Asiung mengungkapkan, menemukan sejumlah barang bukti di rumah korban, salah satunya bon pemesanan makanan. Juga ada salah satu warga yang pernah melihat salah satu korban memesan makanan secara daring.
"Itu tiga minggu lalu ada warga saya yang lihat dia pesan GrabFood, berarti kan ada makan dan itu ditemukan bon-bon katering ya. Itu yang ditemukan Polsek Kalideres," ungkap Asiung.
Simak halaman berikutnya hasil autopsi tidak ada sisa makanan...
Tidak Ditemukan Sisa Makanan
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Barat Kompol Taufik mengatakan, mayat empat orang sekeluarga diperkirakan sudah lama meninggal dunia. "(Kondisi jasad) tinggal tulang sama kulit, sudah kering," ujar Kompol Taufik, Jumat (11/11/2022).
Sementara itu, hasil autopsi mayat korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Keempat korban juga diduga tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman cukup lama karena tidak ditemukan makanan di lambungnya.
"Jadi berdasarkan pemeriksaan lambung para mayat ini tidak ada makanan. Bisa diduga berdasarkan dari pemeriksaan dokter bahwa mayat ini tidak makan dan minum cukup lama, karena ditemukan dari otot-otot sudah mengecil," jelas Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce, Jumat (11/11/2022).
"Di dalam lambungnya tidak ada isi makanan, artinya ini sudah berlangsung beberapa waktu lalu tidak ada mengkonsumsi makanan, dan otot-ototnya sudah mengecil. Artinya, ini ada kekurangan cairan, dehidrasi, sehingga tubuh mayat menjadi kering," sambungnya.
Polisi hingga saat ini masih mendalami penyebab kematian keempat korban. Dugaan sementara, kematian karena tidak makan dan minum dalam waktu lama, yang diperkuat hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi.
Di mana tidak ditemukan sama sekali sisa makanan di dalam rumah korban. "Biasanya mungkin yang belum dimasak ya, kayak mungkin stok beras, minyak, atau air, itu tidak ditemukan," kata Kompol Taufik.
Empat orang sekeluarga tewas dalam waktu berbeda-beda. "Dari bapaknya, ibunya, serta iparnya ini waktu meninggalnya berbeda, sehingga pembusukan masing-masing berbeda," jelas Pasma.
Dari hasil autopsi di RS Polri Jakarta Timur, keempat korban diperkirakan meninggal sejak tiga minggu lalu. "Keterangan dari dokter forensik bahwa kematian ini dari tiga minggu yang lalu," tuturnya.
Empat mayat juga ditemukan tergeletak di tempat berbeda, di kamar dan ruang tamu. "Dua jenazah di satu kamar, 1 jenazah di kamar berbeda, 1 jenazah di ruang tamu di kursi," lanjut Taufik.
Simak Video "Polisi Bawa Kantong Plastik Merah Usai Olah TKP Rumah Mayat 'Mengering'"
[Gambas:Video 20detik]