Labuan Bajo

Warga Makin Susah, Minyak Tanah dan Gas Elpiji di Labuan Bajo Langka

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 13 Nov 2022 16:32 WIB
Warga Labuan Bajo antre membeli minyak tanah pangkalan minyak tanah Norma Yati Komplek SPBU Wardun Pasar Baru, Labuan Bajo, Sabtu (12/11/2022). Foto: Abrosius Ardin
Manggarai Barat -

Kelangkaan minyak tanah terjadi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi hampir dua bulan belakangan ini. Warga rela mengantre berjam-jam di pangkalan minyak tanah dan hanya dijatah maksimal 5 liter per orang.

Pangkalan juga tidak setiap hari mendapat pasokan minyak tanah dari agen-agen yang bermitra dengan Pertamina. Bahkan ada pangkalan yang sudah tak mendapat pasokan minyak tanah pada bulan ini.

Minyak tanah pun sulit ditemukan di warung-warung dan penjual eceran di pinggir jalan. Di sisi lain, LPG subsidi (3 kg) belum tersedia di daerah yang menyandang status destinasi wisata super premium ini.

Adapun LPG 12 kg hanya digunakan kalangan terbatas karena harganya yang dinilai mahal. Masyarakat Labuan Bajo umumnya menggunakan kompor bahan bakar minyak tanah untuk memasak.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur Bali dan Nusa Tenggara, Deden M. Idhani mengatakan, kelangkaan minyak tanah di Labuan Bajo maupun daerah lain di NTT karena adanya pengurangan kuota untuk tahun 2022. Pada 2021 kuota minyak tanah untuk NTT sebanyak 108.781 KL, dan tahun 2022 sebanyak 104.990 kiloliter (KL).

"Terkait adanya kelangkaan mitan (minyak tanah) di beberapa wilayah NTT antara lain disebabkan kuota mitan NTT tahun 2022 lebih kecil 3,48% dibanding tahun 2021," kata Deden dihubungi dari Labuan Bajo, Minggu (13/11/2022).

Ia mengakui pengurangan kuota ini menyebabkan kelangkaan sebab aktivitas ekonomi masyarakat mulai bangkit kembali di tahun 2022, dibanding tahun 2021 yang kurang bergeliat sebagai dampak pandemi COVID-19.

"Padahal aktivitas masyarakat di tahun 2022 cenderung lebih tinggi dibanding tahun 2021 karena pembatasan kegiatan masyarakat terkait COVID-19 mulai dikurangi dan mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi," ujar Deden.

Untuk mengatasi kelangkaan tersebut, sejumlah langkah dilakukan antara lain mengatur penyaluran minyak tanah sampai akhir tahun dengan kuota yang ada. Pertamina Patra Niaga sebagai operator yang ditugaskan untuk penyaluran minyak tanah ke NTT memastikan seluruh penyaluran sudah patuh terhadap regulasi dan kuota minyak tanah yang ditetapkan.

"Pertamina Patra Niaga berkomitmen siap menyalurkan minyak tanah jika ada penambahan kuota yang ditetapkan," tegas Deden.

Pihaknya juga berkomunikasi intens dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kabupaten/Kota di NTT mengenai kekurangan kuota ini. "Dan mendorong Pemprov/Kota/kabupaten menyampaikan ke Pemerintah Pusat dan BPH Migas mengenai kondisi kurangnya kuota mitan di NTT dan meminta tambahan kuota," kata Deden.

Selengkapnya klik halaman berikutnya



Simak Video "Video: Imbauan Kemenpar untuk Pelaku Wisata Labuan Bajo"


(nor/dpra)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork