Kebun Warga Gitgit Rusak gegara Material Galian Shortcut Denpasar-Singaraja

Buleleng

Kebun Warga Gitgit Rusak gegara Material Galian Shortcut Denpasar-Singaraja

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Jumat, 11 Nov 2022 20:43 WIB
Sejumlah kerusakan yang diakibatkan melubernya tanah galian shortcut di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (11/11/2022). Foto: Made Wijaya Kusuma
Foto: Sejumlah kerusakan yang diakibatkan melubernya tanah galian shortcut di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat (11/11/2022). Foto: Made Wijaya Kusuma
Buleleng -

Puluhan are kebun warga di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali rusak akibat tertimbun material galian dari pembangunan shortcut Denpasar-Singaraja titik 7 dan 8. Bahkan beberapa di antaranya sampai jebol hingga mengakibatkan sejumlah pohon warga tumbang.

Dari data yang dihimpun Pemerintah Desa (Pemdes) Gitgit, kebun warga yang terdampak mencapai luas 50 are. Salah satu warga di Banjar Dinas Pererenan Bunut, Desa Gitgit Ketut Sumarni (72) mengatakan setiap kali terjadi hujan, bongkaran material shortcut berupa lumpur selalu membanjiri kebun yang digarapnya.

Bahkan yang terparah terjadi sekitar tiga bulan yang lalu. Saat itu banjir tak hanya dialiri oleh lumpur akan tetapi juga dialiri oleh bebatuan berukuran besar. Sehingga membuat tanah pada kebun garapannya terkikis dan jebol hingga membentuk sebuah rongga layaknya sungai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum ada pembongkaran tidak pernah kayak gitu, kalaupun ada hujan airnya kecil, tapi setelah ada pembongkaran ketika hujan banyak material yang hanyut, seperti lumpur hingga batu besar," kata Ketut Sumarni (72) saat ditemui detikBali Jumat (11/11/2022).

Atas kejadian itu, ia dan suaminya yakni Ketut Kenak (74) harus membuat sebuah jembatan darurat. Jembatan tersebut berukuran kecil, terbuat dari bahan dasar bambu. Ketika dilewati, juga terkesan tidak kokoh, jembatan itu digunakan olehnya untuk menyeberang ke sisi lain kebun.

ADVERTISEMENT

Menurut Sumarni, banjir saat itu juga merobohkan tiga tanaman miliknya, di antaranya satu buah pohon manggis, dan dua buah pohon cengkeh. Ia pun berharap agar permasalahan tersebut bisa segera diatasi agar kerusakan yang timbul tidak semakin parah.

"Saya cuma mohon supaya cepat bisa dicarikan solusi, tiap malam saya selalu waswas gak bisa tidur, apalagi kalau terjadi hujan. Pernah juga saya didatangi petugas supaya mengungsi dulu agar tidak terjadi hal yang berbahaya," jelasnya.

Tak hanya merusak kebun, material lumpur juga merusak akses jalan, hingga merusak saluran mata air warga. Sejumlah pipa yang dipasang swadaya oleh warga ambles, dan menyebabkan setidaknya 40 kepala keluarga (KK) terdampak.

Perbekel Desa Gitgit I Putu Arcana saat dikonfirmasi detikBali membenarkan hal tersebut. Warga yang terdampak sebagian besar berada di Banjar Dinas Pererenan Bunut dan Banjar Dinas Wira Bhuana. Setidaknya terdapat 40 KK yang terdampak di dua Banjar Dinas tersebut.

Bencana pun beberapa kali dirasakan oleh warga Desa Gitgit pada saat musim penghujan. Mulai dari aliran lumpur yang menutup akses jalan, perkebunan warga yang rusak hingga merusak saluran mata air dan menyebabkan sejumlah warga kesulitan memperoleh air bersih.

"Salah satu yang terdampak pembangunan shortcut itu, sarana air bersih warga. Selain itu kebun warga juga terdampak, bahkan setelah musim hujan semakin meluas dampaknya," kata Perbekel Desa Gitgit I Putu Arcana, kepada detikBali, Jumat (11/11/2022).

Arcana mengaku telah beberapa kali berkoordinasi dengan pelaksana proyek. Di mana, pihak pelaksana telah berjanji untuk memberikan ganti rugi kepada warganya yang terdampak.

"Pelaksana juga sudah berjanji akan memberikan ganti rugi, cuma dari sekian sekitar 40 orangan warga yang mengajukan dampak, baru setengahnya bisa dibayarkan masih ada sisanya lagi. Jadi besar harapan warga kami bisa cepat direalisasikan untuk memperbaiki kerusakan," pungkasnya.




(nor/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads