Workaholic Adalah: Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi

Workaholic Adalah: Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi

Anindyadevi Aurellia - detikBali
Jumat, 11 Nov 2022 17:40 WIB
Cropped shot of a young businessman looking stressed while working late in the office | Hustle culture vs disfungsi ereksi
Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages
-

Detikers pasti pernah mendengar istilah workaholic. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pekerja yang terlalu sering bekerja dengan tekanan yang besar. Untuk lebih mengenal istilah ini, simak berikut penjelasan lengkap mengenai workaholic.

Workaholic Adalah

Dalam Kamus Merriam-Webster dijelaskan bahwa workaholic artinya pekerja kompulsif. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa kompulsif adalah bersifat mendorong dan memaksa.

Workaholic adalah kondisi seseorang yang menempatkan pekerjaan secara berlebihan hingga mengabaikan aspek kehidupan lainnya. Biasanya, sifat workaholic disebabkan adanya faktor finansial atau berambisi untuk mengejar karir, ingin melupakan hal-hal yang membuat kurang nyaman, hingga tuntutan dari atasan. Workaholic disebut juga kecanduan bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri-ciri Workaholic

1. Abaikan Kepentingan Sendiri

Workaholic dicirikan sebagai pola bekerja keras hingga mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan sendiri, hingga dalam kehidupan manusia menurut ukuran normalnya. Seperti menyampingkan hiburan diri, keluarga, kesehatan, dan lainnya.

Workaholic tidak memiliki batasan mental yang jelas antara urusan rumah dan urusan pekerjaan, dimanapun berada, yang menjadi prioritas utama di kepala adalah urusan pekerjaan. Jika mulai dirasakan kebiasaan kerja justru membuat melupakan kepentingan diri, maka perlu diwaspadai jangan sampai kita bukan pekerja keras, melainkan workaholic.

ADVERTISEMENT

2. Tidak Percaya Orang Lain

Workaholic cenderung sulit mendelegasikan tugas atau pekerjaannya kepada orang lain. Orang yang workaholic tidak rela menyerahkan pekerjaannya pada orang lain, sebab tidak bisa mempercayai orang lain. Mereka percaya hasilnya akan lebih baik jika dikerjakan sendiri.

3. Selalu Merasa Sibuk

Workaholic selalu merasa sibuk dengan pekerjaannya, meskipun tidak jelas pekerjaan apa yang dilakukan, apa yang ingin dicapai, serta terlalu lama mengerjakan suatu pekerjaan.

4. Terbayang-bayang Pekerjaan

Dimanapun ia berada, meskipun saat liburan, menjelang tidur, atau saat beraktivitas apapun selalu terbayang dengan pekerjaan yang harus diselesaikan.

Dampak Negatif Workaholic

1. Burnout

Tentu saja pekerja yang terlalu sering bekerja dan melupakan hiburan akan menjadi stres. Hal ini disebut juga burnout, atau kelelahan akibat beban kerja yang berlebihan. Mengerjakan satu pekerjaan aja akan membutuhkan waktu yang sangat lama akibat rasa stres ini.

2. Berdampak Negatif pada Mental

Waktu kerja yang normal adalah sekitar delapan jam. Seorang workaholic mampu bekerja dari bangun tidur hingga mau tidur, bahkan tidak tidur semalaman. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan mental sebab menyebabkan gangguan tidur, depresi, dan kecemasan berlebihan.

Gangguan tidur ditandai dengan rasa mengantuk di siang hari, karena sulit tidur semalaman (insomnia). Ini disebabkan karena semalaman suntuk mengerjakan atau memikirkan pekerjaan. Mental yang buruk akan menyebabkan produktivitas menurun.

Dalam laman resmi Universitas Medan Area dijelaskan selain menyebabkan depresi, kecanduan kerja juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan mental yang terjadi bersamaan, seperti gangguan obsesif-kompulsif (OCD) atau gangguan bipolar.

3. Perfeksionis

Seseorang yang gila bekerja akan selalu puas jika pekerjaannya dikerjakan sendiri meskipun memakan waktu yang lama. Padahal, apa yang ia kerjakan membutuhkan berkali-kali revisi sehingga akan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

4. Berdampak Negatif pada Kesehatan

Bekerja terlalu keras akan membuat seseorang lupa makan, minum, atau baru akan memesan makanan saat waktu makan sudah lewat. Biasanya, makanan yang dipesan adalah makanan cepat saji untuk efisiensi waktu. Sementara minuman yang dikonsumsi adalah kopi atau minuman lainnya dengan gula yang tinggi. Dari sinilah masalah kesehatan muncul, seperti asam lambung, diabetes, obesitas, dan masih banyak lagi.

Cara Mengatasinya

1. Cuti

Ambilah waktu cuti dengan waktu yang cukup lama dan jauhkan diri dari pekerjaan. Pastikan tidak ada urusan kantor yang harus mengganggumu. Luangkan waktu dan uangmu untuk membahagiakan diri, melakukan pijat relaksasi, atau apapun yang dapat membuatmu lebih rileks dan serasa hidup kembali.

2. Ambil Terapi

Cobalah untuk periksa ke psikolog, jika keadaan sudah cukup parah kamu akan dirujuk ke psikiater. Akan ada juga program rehabilitasi umum yang mengharuskan untuk tinggal di suatu tempat selama pemulihan, kemudian perlu menghadiri kelas konseling di siang hari.

Hal ini baik karena akan memaksamu berhenti bekerja sejenak. Tentu akan bermanfaat jika melakukan penilaian kesehatan mental untuk merancang rencana perawatan. Rencana tersebut akan mengatasi kecanduan dan masalah yang mendasarinya.

3. Resign

Berhentilah dulu untuk bekerja beberapa waktu, demi menenangkan diri dan meyakinkan sebetulnya apa yang dicari? Apa tujuanmu? Serta banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Cobalah untuk mengkomunikasikan ini pada perusahaanmu, jika memang tidak diperkenankan untuk cuti lebih lama lagi, kamu boleh mulai memikirkan dirimu sendiri. Mungkin resign atau berhenti bekerja adalah pilihan terbaik sembari mencari pekerjaan lainnya.

Nah detikers, itulah tadi penjelasan mengenai workaholic. Jika kamu, atau seseorang di sekitarmu mengalami tanda-tanda ini, sebaiknya segera diatasi sebelum merambat pada gangguan mental atau fisik lainnya. Semoga bermanfaat!




(aau/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads