Berapa Frekuensi Bunyi yang Dapat Didengar Telinga Manusia?

Berapa Frekuensi Bunyi yang Dapat Didengar Telinga Manusia?

Bayu Ardi Isnanto - detikBali
Selasa, 08 Nov 2022 16:06 WIB
ilustrasi telinga
Foto: ilustrasi/thinkstock
-

Manusia diciptakan Tuhan memiliki telinga untuk mendengar. Namun ternyata tidak semua bunyi bisa didengar oleh manusia. Mengapa demikian?

Rupanya, manusia hanya bisa mendengar bunyi pada frekuensi tertentu. Pada frekuensi lain, bunyi hanya bisa didengar oleh hewan tertentu. Mau tahu berapa frekuensi bunyi yang dapat didengar manusia? Simak terus ya.

Mengapa Tidak Semua Gelombang Suara Mampu Didengar Manusia?

Dilansir dari vedantu.com, manusia mendengar melalui telinga. Bentuk bagian luar telinga kita seperti corong yang mengantarkan suara masuk dan menyusuri kanal hingga mencapai gendang telinga. Getaran suara membuat gendang telinga bergetar. Getaran inilah yang dikirim ke bagian dalam telinga dan sinyal tersebut masuk ke otak sehingga kita bisa mendengar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun telinga kita tidak dapat menerima gelombang suara dengan frekuensi di luar kemampuan manusia, maka manusia tidak bisa mendengar semua jenis suara. Manusia hanya bisa mendengar gelombang audiosonik. Begitu pula hewan, ada yang memiliki rentang frekuensi berbeda dengan manusia sehingga bisa mendengar suara yang kita tidak bisa mendengar.

Selain itu, gelombang suara terkadang tidak dapat kita dengar karena jaraknya terlalu jauh. Gelombang suara kehilangan energi saat bergerak, itulah sebabnya kita mendengar suara dari jarak dekat.

ADVERTISEMENT

Batas Frekuensi Suara yang Bisa Didengar oleh Manusia

Dalam penelitian yang diakses dari digilib Universitas Indonesia, disebutkan bahwa suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui perantara, baik itu benda cair, padat, maupun udara. Gelombang suara ini hanya dapat didengar manusia pada rentang frekuensi tertentu sehingga mengakibatkan respons pada indra pendengaran.

Salah satu yang menentukan kualitas bunyi adalah frekuensi atau jumlah getaran yang dihasilkan per detik. Manusia hanya mendengar suara dengan rentang frekuensi antara 20 Hz - 20.000 Hz atau yang disebut audiosonik. Ketika manusia berbicara, biasanya memiliki rentang frekuensi 250 Hz - 4.000 Hz dan atau rata-rata berfrekuensi 1.000 Hz.

Perbedaan Hz dan dB?

Dilansir dari laman eprints Poltekkes, selain frekuensi, intensitas gelombang suara juga mempengaruhi bagaimana telinga kita bisa merespons. Jika frekuensi adalah jumlah getaran per detik yang memiliki satuan Hertz atau Hz, maka intensitas bunyi adalah besarnya tekanan atau energi yang dipancarkan oleh suatu sumber bunyi dengan satuan desibel atau disingkat dB.

Satuan desibel paling rendah ialah 0 dB, sedangkan paling tinggi atau paling keras ialah 140 dB. Sebagai gambaran, situasi sangat sepi memiliki intensitas 0-20 dB, suasana rumah atau kantor sepi 20-40 dB, orang bercakap-cakap sekitar 40-60 dB, suasana jalanan umum 60-80 dB, suasana jalanan macet atau peluit polisi 80-100 dB, sedangkan di atas 100 dB bisa berupa petir atau meriam. Intensitas di atas 100 dB bisa membuat telinga tuli.

Jenis Suara yang Tidak Bisa Didengar Manusia

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa manusia hanya dapat mendengar suara dengan frekuensi 20 - 20.000 Hz atau yang disebut audiosonik. Di luar itu, manusia tidak dapat mendengarnya. Ada dua jenis suara yang tidak dapat didengar manusia, yaitu infrasonik dan ultrasonik.

1. Infrasonik

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, infrasonik adalah gelombang suara dengan getaran yang memiliki frekuensi di bawah gelombang yang dapat dideteksi oleh telinga manusia, yaitu di bawah 20 Hz. Gelombang ini dapat merambat dari jarak yang sangat jauh, bahkan menembus hambatan tanpa ada pengurangan besaran frekuensi.

Bunyi Infrasonik ini misalnya gempa bumi, gunung meletus, halilintar, meteorit dan gelombang-gelombang yang dihasilkan oleh getaran mesin yang sangat kuat. Suara ini dapat didengar oleh binatang, antara lain gajah, burung merpati, badak, owa, dan jangkrik. Oleh karena itu, hewan-hewan ini bisa segera mengetahui adanya bahaya yang akan datang.

Gelombang infrasonik ini juga dimanfaatkan manusia dalam membuat seismometer atau pendeteksi gempa. Alat penangkap gelombang infrasonik ini digunakan untuk mengantisipasi terjadinya gempa.

2. Ultrasonik

Ultrasonik memiliki frekuensi di atas gelombang yang bisa didengar manusia, yaitu di atas 20.000 Hz. Dilansir dari Modul Kelas 6 Subtema Suara dan Bunyi (2020) di laman Kemendikbud, suara ini dapat didengar oleh beberapa hewan, seperti kelelawar dan burung walet.

Hewan tersebut memiliki kemampuan biosonar sehingga dapat mengetahui kondisi sekitar. Caranya dengan memancarkan sinyal ultrasonik yang kemudian dipantulkan oleh benda di sekitarnya dan diterima kembali ke tubuhnya.

Oleh karenanya, kelelawar dan walet dapat bergerak bebas dan mencari mangsa meski situasi sangat gelap. Manusia pun masih bisa mendengar suara ultrasonik yang frekuensinya masih di ambang batas dengan audiosonik, misalnya suara bel yang sangat dekat dengan telinga. Namun tentunya suara ini bisa merusak alat pendengaran.

Sementara dalam medis, gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk bagian radiologi. Dilansir dari radiologyinfo.org, gelombang ini digunakan untuk menghasilkan gambaran bagian dalam tubuh, seperti untuk memeriksa kandungan ibu hamil, mendiagnosis penyakit, dan infeksi organ dalam.

Nah itu tadi penjelasan mengenai bunyi atau suara yang dapat didengar maupun yang tidak dapat didengar manusia. Semoga bermanfaat buat detikers.




(bai/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads