Cerita Warga Yehembang Kauh Terobos Arus Sungai gegara Jembatan Putus

Jembrana

Cerita Warga Yehembang Kauh Terobos Arus Sungai gegara Jembatan Putus

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Senin, 07 Nov 2022 14:41 WIB
Warga melintasi sungai akibat akses jembatan putus di Banjar Sekarkejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Senin (07/11/2022)
Warga melintasi sungai akibat akses jembatan putus di Banjar Sekarkejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Senin (07/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Warga Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, terpaksa melintasi aliran sungai akibat akses jembatan yang terputus. Tak jarang, sejumlah warga terpeleset dan jatuh saat menerobos arus sungai sembari mengendarai sepeda motor.

Salah seorang warga I Ketut Budiasa (46) menuturkan, sebenarnya ada jalan alternatif lain tanpa harus menerobos sungai. Hanya saja, jaraknya jauh dan mereka harus memutar hingga 5 kilometer. Jalan alternatif itu dipilih hanya ketika volume air sungai meningkat.

"Seperti sekarang ini contohnya kami mengambil keperluan untuk odalan di Kantor Desa, jika memutar lumayan jauh. Ya, terpaksa melintasi sungai," ujar Budiasa saat ditemui, Senin (07/11/2022)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya ada tiga dusun yang terisolasi akibat jembatan putus, di antaranya Dusun Sekarkejula Kelod, Dusun Sekarkejula, dan Dusun Kedisan. Selain warga, para siswa dari ketiga dusun itu juga menyeberangi sungai saat pergi maupun pulang sekolah.

Pantauan detikBali, sejumlah warga tampak bergantian menyeberangi sungai. Ketika ada kendaraan mengalami masalah, warga saling membantu untuk menyeberang. Beberapa kendaraan warga bahkan sempat mati akibat mesin motornya terkena air.

Warga melintasi sungai akibat akses jembatan putus di Banjar Sekarkejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Senin (07/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)Warga melintasi sungai akibat akses jembatan putus di Banjar Sekarkejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, Senin (07/11/2022). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)

"Bebatuan banyak di sini, jadi memang sulit melintas. Apalagi saat naik dari sungai ke jalan, jalannya terjal. Jika tidak hati-hati pasti terjatuh," imbuhnya.

Warga lainnya, Ni Ketut Kariani (52) mengatakan, terputusnya akses jembatan tersebut juga membuat warga yang terisolasi kesulitan air bersih. Beberapa warga harus meminta air kepada tetangga yang memiliki sumur bor. Ada pula yang terpaksa membeli air sumur untuk keperluan memasak dan di dapur.

"Malu juga jika terus minta air, jadi ya beli air per galonnya Rp 5 ribu untuk masak. Untuk keperluan mencuci dan mandi sudah terbiasa melakukannya di sungai," kata Kariani.

Sementara itu, Kelian Dusun Sekarkejula Kelod, I Nyoman Supardi mengakui kondisi tersebut. "Dari seminggu, warga sudah membuka jalur untuk turun ke sungai menggunakan sepeda motor, namun jika air besar warga tidak berani melintas," jelasnya.

Selain akses jalan yang dibuat warga, di sebelah barat jembatan yang putus juga sudah dibuatkan akses turun. Meski begitu, akses tersebut masih cukup dalam. Supardi berharap, usulan pembangunan jembatan darurat dapat dipercepat.

"Jika ada rencana pembuatan jembatan darurat agar dipercepat. Sehingga warga kami aman dan tidak perlu melintas sungai lagi," imbuhnya.




(iws/dpra)

Hide Ads