Akses ke Pura Penyatur Kaler Rusak Berat Diterjang Banjir Bandang

Akses ke Pura Penyatur Kaler Rusak Berat Diterjang Banjir Bandang

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Jumat, 04 Nov 2022 11:47 WIB
Masyarakat di dekat Pura Penyatur Kaler, Banjar Dinas Abian Tiing Kaje, Desa Jungutan, Karangasem, Bali, harus berjalan kaki karena akses jalan rusak sehingga tidak bisa dilewati kendaraan.
Masyarakat di dekat Pura Penyatur Kaler, Banjar Dinas Abian Tiing Kaje, Desa Jungutan, Karangasem, Bali, harus berjalan kaki karena akses jalan rusak sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Foto: I Wayan Selamat Juniasa
Karangasem -

Akibat diterjang banjir bandang beberapa pekan lalu, akses jalan menuju Pura Penyatur Kaler, Banjar Dinas Abian Tiing Kaje, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, rusak berat dan tak bisa dilalui kendaraan. Kini masyarakat harus berjalan kaki kurang lebih sejauh 1,4 kilometer.

I Made Subadra (45), salah seorang warga sekitar mengatakan, akibat akses jalan menuju Pura Penyatur Kaler rusak berat, ia harus berjalan kaki untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Baik mencari pakan untuk ternak sapi maupun saat hendak menjual hasil kebun miliknya.

"Semenjak rusak saya setiap hari jalan kaki, karena tidak bisa dilalui kendaraan sama sekali. Jalan kaki saja cukup susah karena banyak batu besar," kata Subadra, Jumat (4/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga lainnya, I Wayan Putu Suandi (31) juga mengatakan hal sama, akibat akses jalan rusak diterjang banjir bandang, aktivitas sehari-hari masyarakat sedikit terganggu. Pasalnya, itu merupakan jalan satu-satunya menuju ke Pura Penyatur Kaler.

"Ada sekitar tujuh Kepala Keluarga (KK) yang setiap hari harus jalan kaki untuk melakukan aktivitas seperti mencari rumput, ke pasar, dan yang lainnya," kata Suandi.

ADVERTISEMENT

Suandi menuturkan, sebelumnya memang itu merupakan jalur sungai, tapi digunakan sebagai akses jalan supaya bisa digunakan masyarakat sekitar, dan saat melaksanakan upacara keagamaan di Pura Penyatur Kaler bisa dilalui kendaraan, meskipun hanya jalan tanah bukan beton atau aspal. Tapi kendaraan roda empat masih bisa lewat.

Menurutnya, Pura Penyatur Kaler merupakan pura yang diempon desa adat sehingga saat ada piodalan seluruh masyarakat desa sembahyang di sana. Tapi sekarang sudah tidak bisa dilewati sama sekali oleh kendaraan.

"Kalau mau buka kembali akses jalan supaya bisa dilewati oleh kendaraan sepertinya harus menggunakan alat berat, karena banyak batu besar dan batang pohon yang melintang di jalan tersebut," kata Suandi.

Suandi dan beberapa masyarakat yang biasa menggunakan akses jalan tersebut berharap secepatnya bisa diperbaiki minimal bisa dilewati kendaraan roda dua. Supaya dalam beraktivitas sehari-hari tidak berjalan kaki dengan jarak lumayan jauh.

Sementara itu, Perbekel Desa Jungutan I Wayan Waskita mengatakan, kondisi jalan menuju Pura Penyatur Kaler sudah sangat parah, sehingga untuk berjalan kaki saja cukup susah karena banyak batu besar melintang akibat banjir bandang beberapa pekan lalu.

"Sehingga jika nanti saat dilaksanakan piodalan akses jalan masih seperti itu, maka terpaksa masyarakat harus berjalan kaki sejauh 1,4 kilometer untuk membawa sarana upacara maupun gamelan," kata Waskita.

Masyarakat di dekat Pura Penyatur Kaler, Banjar Dinas Abian Tiing Kaje, Desa Jungutan, Karangasem, Bali, harus berjalan kaki karena akses jalan rusak sehingga tidak bisa dilewati kendaraan.Masyarakat di dekat Pura Penyatur Kaler, Banjar Dinas Abian Tiing Kaje, Desa Jungutan, Karangasem, Bali, harus berjalan kaki karena akses jalan rusak sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Foto: I Wayan Selamat Juniasa

Waskita mengaku sudah sempat meminta bantuan alat berat ke dinas terkait tapi sampai saat ini masih belum ada perbaikan. Pihaknya bersama tokoh masyarakat dan bendesa adat berharap dibuatkan alur sungai terlebih dahulu, setelah itu baru dibuat akses jalan.

"Karena jika hanya dibuat akses jalan saja, takutnya jika terjadi banjir maka akan kembali rusak seperti saat ini, karena itu merupakan alur sungai sejak dulu. Semoga secepatnya ada bantuan alat berat karena jika gotong royong dengan alat seadanya tidak mungkin karena banyak batu besar," kata Waskita.




(irb/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads