Sepanjang Oktober 2022 dua orang meninggal dunia akibat digigit anjing di Buleleng, Bali. Nyawa bocah tujuh tahun melayang usai digigit anjing tetangganya, nasib sama dialami pria paruh baya berusia 57 tahun.
Kasus pertama, bocah tujuh tahun meninggal dunia digigit anjing di Buleleng. Bocah perempuan berinisial PAM asal Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar, meninggal dunia suspect rabies dan memang memiliki riwayat pernah digigit anjing.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buleleng, dr. Sucipto mengatakan, korban dinyatakan meninggal dunia, Rabu (12/10/2022) sekitar pukul 10.10 Wita, di IGD Rumah Sakit Umum (RSU) Paramasidhi Singaraja, kurang dari lima jam usai dibawa ke RS sekitar pukul 05.30 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari ciri-ciri sebelum meninggal, Sucipto menyebut korban sempat mengalami keluhan panas, kejang, tidak mampu menelan air, mengeluarkan air liur, hingga mengalami mual dan muntah, sejak Selasa (11/10/2022).
"Pasien dinyatakan meninggal dunia dengan status suspect rabies dengan gejala khas takut air, kejang dan hipersalivasi," kata Kepala Dinkes Kabupaten Buleleng, dr. Sucipto, Kamis (20/10/2022).
Korban sempat digigit anjing peliharaan milik tetangganya, 19 September 2022. "Korban saat itu sedang bermain dan memberi makan anjing tetangganya. Anjingnya tidak mau dan malah menggigit kaki korban, lalu mencakar wajah korban pada bagian bawah mata kiri. Luka korban sempat dicuci dan diberi alkohol di rumahnya," ungkapnya.
Meski sempat digigit, namun orang tua korban tidak melaporkan ke fasilitas kesehatan. "Dua hari setelah korban digigit, anjingnya mati dan dikubur. Keluarga pasien mengetahui anjing tersebut mati, tetapi tetap tidak membawa pasien ke Puskesmas," jelasnya.
Simak halaman selanjutnya, korban kedua meninggal digigit anjing...
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buleleng dr. Sucipto dikonfirmasi detikBali, Jumat (28/10/2022) mengatakan, sebelum meninggal korban sempat mengeluh tidak enak badan sejak Senin (24/10/2022). Selanjutnya, korban diajak berobat ke dokter praktek swasta di Kecamatan Banjar.
Singkat cerita, karena tak kunjung sembuh, korban dibawa ke RSUD Tangguwisia dan kembali dirujuk ke RSUD Buleleng. Setelah beberapa hari dirawat korban meninggal dunia pada Rabu (26/10/2022) sekitar pukul 00.45 Wita.
"Korban dinyatakan meninggal dunia dengan status suspect rabies, dengan gejala yang khas berupa takut air dan takut angin," ungkap dr Sucipto.
Sebelum dirujuk dan meninggal saat menjalani perawatan, ternyata korban sempat dibawa ke balian (dukun). Hal ini karena ia merasa tidak ada perubahan dan tak kunjung sembuh, korban akhirnya memilih mendatangi tempat pengobatan tradisional (balian), dan diberikan jamu.
"Tapi semakin sore, keluhan korban ini semakin parah. Korban saat itu belum meminum ramuan jamu ataupun tirta yang diberikan, sehingga pada pukul 16.00 Wita, korban diajak ke RSUD Tangguwisia untuk mendapat perawatan," ungkap dr Sucipto.
Simak Video "Video: Gegara Jalur Rusak, Turis Asing Cedera Saat Jogging di Pantai Kuta"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hsa)