WhatsApp down di seluruh dunia selama hampir dua jam pada Selasa (25/10/2022) siang. Meta pun meminta maaf atas insiden tersebut.
Dilansir dari detikInet, pengguna menyadari WhatsApp down awalnya karena tidak bisa mengirim pesan di grup WhatsApp, kemudian pengguna sama sekali tidak bisa berkirim pesan ke pengguna lain. Pengguna WhatsApp pun melaporkan masalah tersebut di Twitter hingga tagar WhatsApp Down menjadi trending topik.
Baca juga: WhatsApp Down, Pengguna Ngeluh di Twitter |
Situs Downdetector memperlihatkan kendala pada layanan WhatsApp. Puluhan ribu laporan masuk, mayoritas mengeluhkan tidak bisa mengakses layanan di aplikasi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netizen lalu menyerbu postingan Mark Zuckerberg, CEO Meta, di Facebook, terkait Facebook Communities Summit. WhatsApp merupakan aplikasi di bawah payung Meta bersama sejumlah layanan lain, seperti Facebook, Instagram, dan lainnya.
"Wa Down Mark... Cepat gue mau kerja," tulis salah satu netizen.
Penyebab WhatsApp Down
Meta belum mengungkapkan penyebab WhatsApp down selama dua jam. "Kami menyadari bahwa sebagian orang pada saat ini punya masalah mengirimkan pesan dan kami bekerja untuk memulihkan WhatsApp pada setiap orang secepat mungkin," kata juru bicara Meta menanggapi kendala yang terjadi.
Menurut laman WABetaInfo, kemungkinan penyebab WhatsApp down lantaran masalah serverr, seperti pada kasus sebelumnya. WhatsApp down memang bukan pertama kalinya terjadi, dan biasanya pihak Meta tidak langsung memberi penjelasan.
Namun ketika ada penjelasan, persoalan berkisar di sektor server atau sistem networking. "Kami mengalami masalah networking dan tim bekerja secepat mungkin untuk memulihkannya," sebut CTO Facebook, Mike Schroepfer tentang gangguan WhatsApp tahun 2021 silam.
Meta Minta Maaf
WhatsApp down selama hampir dua jam di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Juru bicara Meta mengucapkan permintaan maaf dan mengaku perbaikan sudah dilakukan.
"Kami tahu bahwa orang-orang bermasalah dalam mengirim pesan di WhatsApp hari ini. Kami telah memperbaiki masalah ini dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," kata juru bicara Meta.
Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) M Mufti Mubarok menyesalkan aplikasi WhatsApp mengalami gangguan. "Insiden ini tentunya sangat merugikan konsumen, WhatsApp sebagai platform perusahaan digital yang bergerak pada segmentasi telekomunikasi menghubungkan masyarakat Indonesia selaku konsumen, penggunanya justru sangat mengalami kerugian," tegas Mufti.
Menurutnya, konsumen mengalami kerugian secara material karena tidak bisa melakukan komunikasi pada saat jam kerja. Secara immateril masyarakat mengalami kerugian karena tidak dapat melakukan berbagai macam aktivitas mulai dari pengiriman data dan lain sebagainya.
"Oleh sebabnya pihak WhatsApp harus meminta maaf kepada masyarakat, dan jika memang ada maintenance seharusnya pihak WhatsApp memberitahukan terlebih dahulu sebelum terjadi insiden semacam ini.
Mufti menegaskan,WhatsApp harus memberikan ganti rugi atas kerugian material maupun immaterial yang alami jutaan penggunanya, sebagaimana Pasal 19 UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Menurut Mufti, alangkah baiknyaWhatsApp membebaskan biaya atau data terhadap layanannya, misalnya selama 1 bulan.
Telegram Jadi Pelarian
Saat WhatsApp down, pengguna ramai-ramai membuat ejekan mengajak beralih ke Telegram. Selama ini memang setiap WhatsApp down, layanan pengiriman pesan sejenis akan menjadi pelarian. Seperti tahun 2021, saat WhatsApp down, Telegram diunduh pengguna sampai 1 miliar kali di Play Store.
CEO Telegram Pavel Durov juga menyebut layanannya kelimpahan 70 juta pengguna baru saat WhatsApp down. Menurut pendiri sekaligus CEO Telegram itu, lonjakan pengguna selama WA, IG, dan FB down mencetak rekor dalam pendaftaran dan aktivitas pengguna.
"Saya bangga dengan bagaimana tim kami menangani pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena Telegram terus bekerja dengan sempurna untuk sebagian besar pengguna kami. Yang mengatakan, beberapa pengguna di Amerika mungkin mengalami kecepatan lebih lambat dari biasanya karena jutaan pengguna dari benua ini bergegas mendaftar ke Telegram pada saat yang sama," ujarnya.
Dengan pemadaman yang cukup lama membuat orang-orang mencari alternatif berkirim pesan selain menggunakan WhatsApp. Momen tersebut, kata Durov, harus dimanfaatkan Telegram untuk menggaet pengguna lebih banyak lagi.
"Saya meminta pengguna kami yang ada untuk menyapa teman mereka yang baru tiba, membantu mereka membongkar, dan memberi tahu mereka apa yang kami miliki. pastikan mereka bertahan dan melihat mengapa Telegram lebih unggul dari pesaing," tulis pria berdarah Rusia itu.
Simak Video "WhatsApp Down, Netizen Ramai-ramai Mengeluh"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/dpra)